HBL: Dizzy...

206 20 0
                                    

Happy reading!

°°°°°°
Tak terasa akhir bulan pun datang jantung milik Fendi pun sudah berada di rumah sakit yang akan menangani operasi Luna.

Dan hubungan mereka semakin dekat dan emm mereka sekarang satu kamar, kini dua sejoli yabg lagi di puncak asmara sedang melaksanakan sarapan.

Dan juga mulai saat ini Fendi akan mengantar dan menjemput Luna dari kampus, tak boleh menaiki transportasi umum untuk berjaga-jaga takut kumat.

"Dadahh" teriak Luna.

Akhirnya Luna pun sampai di kelas ia melihat Dizzy yang murung, apakah ada masalah?

"Kenapa?" Tanya Luna lalu duduk di samping Dizzy.

"Gapapa" nada itu terlihat lemas.

"Ayok cerita kenapa?" Paksa Luna.

"Apa si, Kepo! Gua bilang gak ya gak!" Bentak Dizzy.

Lawan bicara yang mendengar itu pun terdiam, Luna seharusnya tau diri jika Dizzy tak mau memberitahu jangan memaksa.

Dizzy pun sadar apa yang barusan yang di bicarakan nya, "sorry" lalu dia pergi begitu saja.

Luna menatap kepergian Dizzy yang perlahan menjauh, ia tak tau apa penyebab Dizzy seperti itu biasa nya dia selalu terbuka dan ceria kini murung.

Dizzy pun merutuki diri nya yang membentak Luna tadi ia jadi merasa bersalah, Dizzy berjalan menuju perpus untuk menenangkan diri.

Lama Dizzy berada di Bali bukan hanya untuk liburan bersama keluarga melainkan dia bertemu keluarga calon suami nya itu di Bali.

Dizzy akan melanjutkan kuliah nya di Bali dan itu juga kesepakatan kedua pihak keluarga, setelah menikah mereka masih bisa berkuliah.

Perjodohan ini karena bisnis awal nya Dizzy menolak tetapi ia di ancam akan berhenti kuliah.

Flashback....

"Dizzy!" Dizzy yang sedang bersantai di kamar pun turun untuk memenuhi panggilan mama nya itu.

Saat di bawah ia melihat mama dan papa nya yang duduk di ruang keluarga, terpancar aura tak menyenangkan dari sana.

Mau tidak mau Dizzy tetap duduk di depan papa nya hanya meja yang menjadi pembatas.

"Kenapa pa?" Wajah kedua orang tua nya terlihat serius.

"Besok kita berangkat ke Bali dan kamu sudah papa izinin ke kampus mu" jelas papa nya.

"Tiba-tiba banget pa??"

"Papa gak serius kan omongan papa yang kapan itu?? Aku udah nepatin janji putus dari Fendi pa...."

"Kamu akan tetap papa jodohkan setelah menikah kamu masih bisa melanjutkan kuliah mu di Bali"

Mendengar penjelasan papa nya membuat Dizzy naik pitam dan tak sengaja membentak papa nya.

"Kenapa papa seenak nya aja main jodoh-jodohin! Pokok nya Dizzy gak mau!" Lalu ia pergi dengan tergesa tapi saat di pertengahan anak tangga.

"Papa akan memutuskan kuliah mu dan mencabut semua aset mu, dan kamu akan tinggal bersama nenek di kampung, Dizzy!" Mau tak mau Dizzy menyetujui nya.

Ia paling tak suka tinggal bersama nenek nya di kampung, menurutnya nenek nya selalu cerewet dan mengatur.

Dizzy tak menjawab omongan papa nya ia langsung masuk ke kamar dan membereskan semua barang nya.

Selesai membereskan barang-barangnya ia menelpon Luna dan berbicara sampai tengah malam. Dizzy tak memberi tahu rencana perjodohan nya kepada Luna.

Flashback end....

°°°°°°°°°°°
Kini Luna sudah berada di kantor Fendi, Fendi sendiri yang meminta Luna untuk datang ke kantor nya supaya Luna tak kesepian di rumah.

"Kenapa murung?" Tanya Fendi.

Luna menghela nafas lalu menceritakan semua kejadian di kampus nya.

"Pas baru datang itu aku liat Dizzy murung terus ku tanya lah ada apa gitu, dia bilang gpp tapi ku paksa alhasil dia marah. Pas jam istirahat juga kaya ngejauhin gitu, tempat duduk aja sampe pindah" jelas nya panjang lebar.

Fendi hanya mengangguk, "mungkin ada masalah gitu" Luna pun menyetujui omongan Fendi ini.

Saat asik ngobrol handphone Luna bergetar tanda ada yang notifikasi masuk ternyata itu Dizzy.

Luna sudah senyum-senyum sendiri, "bye mau ke alun-alun" Luna berlari meninggalkan Fendi yang masih bingung.

Tak butuh waktu lama Luna sampai di alun-alun ia melihat Dizzy yang duduk di kursi yang biasa mereka duduki.

"Halo" ucap nya pada Dizzy.

"Halo" jawab nya dengan nada tak bersemangat.

Tanpa aba-aba Dizzy langsung memeluk tubuh Luna dan menangis histeris membasahi baju Luna.

"Loh, kenapa?" Luna pun bingung kenapa ini.

"Aku di jodohin, na.."

"Ha? Jodohin?" Dizzy mengangguk.

Setelah beberapa lama mikir Luna pun mengerti maksud dari omongan Dizzy, "yang betul?!"

"Iya dan aku bakal pindah kuliah juga di Bali, calon ku dari Bali na"

"Ya ke pisah deh, kenapa gak nolak?"

"Di ancam sama papa" Luna tertegun jadi ini alasan nya ia marah tadi.

"Maafin juga bentak kamu tadi pagi besok aku udah berangkat ke Bali" Luna melotot, secepat itu?

"Seirus?!" Dizzy hanya mengangguk.

"Jaga diri ya" malam itu mereka habiskan dengan mengobrol ringan mengingat ini malam terakhir mereka bertemu.

TBC

Lagi malas nulis huhuu, maaf juga up selalu telat sekarang kalo up semampunya aja.

Jangan lupa votment, dadahh







HATE BECOMES LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang