Happy reading!
°°°°
Semakin hari kedekatan mereka semakin erat dan juga Luna yang semakin hari semakin lemah, wajah nya yang sedikit pucat dan tubuh nya yang sangat cepat kelelahan.Kini Luna sedang memasak sarapan untuk mereka berdua, melihat kondisi Luna, Fendi sudah berusaha untuk mencegah tapi Luna tetap kekeh untuk memasak.
Malam kemaren Dizzy dan Luna telponan dan Dizzy tak berhenti nya menangis melihat wajah Luna yang pucat ia meringis dan terus menanyakan 'apa itu sakit?' Luna yang mendengar nya pun sampai bosan.
Luna berjalan menuju atas memanggil Fendi yang sedang berkutat dengan pekerjaan nya, menyadari Luna datang Fendi langsung meletakkan pekerjaan nya.
Ia berjalan di belakang Luna untuk menjaga, entah kenapa ia semakin protektif. Fendi memperhatikan gerak gerik yang lemas seakan tak ada sisa tenaga.
Ia menjadi was-was sendiri.
"Gak mau istirahat aja?" Tawar nya saat sampai di meja makan.
"Nanti aja selesai sarapan" jawab nya lesu.
Mereka pun menikmati sarapan dengan khidmat hanya dentingan sendok dan garpu menyentuh piring membuat suasana tak sunyi.
Kini mereka berada di ruang keluarga menonton film kesukaan mereka, bukan nya menonton kedua nya malah melamun membiarkan televisi menyala sendiri.
Fendi teringat saat-saat perlakuan nya yang kasar kepada Luna, itu sangat buruk. Ia yang membayangkan nya bergidik sendiri.
"Aku teringat-" ucapan nya terhenti saat melihat Luna yang tertidur, tunggu tertidur?
Itu menjadu parno bagi Fendi sendiri karena Luna seperti ini sempat tak sadarkan diri. Untuk memastikan Fendi mengguncangkan sedikit tubuh Luna.
Tak ada reaksi, firasat Fendi tak enak ia mengecek sekali lagi dan betul saja Luna tak sadarkan diri.
Sudah kepalang kabut Fendi tak menghiraukan televisi nya yang masih menyala dan pekerjaan nya yang menunggu.
Dengan panik ia membawa tubuh Luna ke mobil dan melaju menuju rumah sakit.
°°°°°°°°°°
Fendi sedang di landa kepanikan yang taj henti sedari tadi, bagaimana tidak dokter yang memeriksa tak kunjung keluar.Ia sudah memberitahu kedua orang tua nya yang sebentar lagi akan sampai, tinggal Dizzy yang tak tau.
Dizzy selalu meneror Fendi untuk memberitahukan kondisi Luna, telat sedikit notif nya nya akan berbunyi terus seperti tak ada kerjaan saja dia.
Karena jauh jadi Dizzy tak bisa memantau langsung, mau minta langsung sama yang bersangkutan takut menganggu istirahat nya.
Kedua orang tua Fendi pun datang dan mencemaskan Luna yang tak kunjung ad kabar.
Beberapa jam kemudian dokter pun keluar, memang lama. Bukan nya memberitahu kabar bahagia namun sebaliknya nya.
"Dengan keluarga pasien?" Ucap nya dengan nada terburu-buru.
"Saya suami nya"
"Pasien harus segera di operasi, tolong tanda tangan. Jika telat bisa berakibat fatal" ucap dokter itu.
Fendi pun mengikuti dokter itu untuk menanda tangani surat izin melakukan operasi.
Setelah menanda tangani itu, Luna di bawa menuju ruang operasi, Fendi yang melihat itu hanya bisa menghela nafas.
Berjalan menuju taman rumah sakit dan duduk di salah satu bangku, penampilan nya acak-acakan. Ia melihat sekeliling banyak pasien yang sedang bersantai menikmati udara segar bersama keluarga nya.
Tak sengaja melihat anak kecil yang sedang duduk bersama papa nya yang sakit, tak lama ibu nya pun datang membawa makanan.
Keliatan sangat harmonis mereka tertawa lepas tak memperdulikan sekeliling, Fendi yang melihat itu tersenyum ikut bahagia.
"Apakah enak mempunyai anak?" Tanya ke diri sendiri.
Tak lama ada yang menepuk bahu nya.
TBC
Maap ngilang :v
Kalau ada kesalahan mohon maaf, banyak typo!
Jangan lupa votment, dadahh
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE BECOMES LOVE
RomanceLaluna delicia park gadis cantik yang tengah menikmati hidup sederhana tiba-tiba di jodohkan dengan lelaki dingin, akankah hidup Luna akan baik-baik saja? kepo? kuy baca start: 9 Maret 2024 End: 12 September 2024