Bagian 8 |Kampanye #1

1.3K 84 9
                                    


Saat ini, Rajif sudah berada di dalam mobil bersama dara. Pria itu menyetir mobilnya keluar area rumah pak prabowo dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang di jalanan yang mulai lenggang.

"Dara, saya masih punya 1 permintaan lagi kan ke kamu?"Tanya Rajif

"Oh iya saya masih jadi jin pengabul permintaan. Oke, permintaan apa selanjutnya pak rajif?"

"Saya mau kamu temenin saya beli kado buat ponakan saya. Hari ini dia ulang tahun jadi saya mau beliin kado buat dia tapi saya binggung mau beliin apa. Kamu ada saran gak?"

"Ponakan nya cewek atau cowok?"

"Cewek "

"Biasanya gak jauh-jauh dari boneka sih"

"Tahun lalu udah saya beliin boneka, masa sekarang lagi?"

"Terus apa dong? Yaudah liat apa yang ada nanti aja, kalau ada yang bagus bisa beli itu kan?"

Rajif tersenyum,"bener juga, oke let's go!"

Sesampainya di sebuah toko khusus keperluan bayi, keduanya sudah disambut dengan senyuman ramah karyawan wanita di toko itu.

"Selamat datang di toko serba bayi, ada yang bisa dibantu mas?" Tanya salah satu karyawan perempuan itu dengan nada halus yang terkesan dibuat-buat sembari menyelipkan rambutnya kebelakang telinga, sok cantik, membuat dara mendadak merasa mual.

"Mau cari barang untuk anak perempuan" Jawab rajif

"Kalau boleh tau usianya berapa ya mas?" Tanya mbak karyawan itu masih dengan nada imut dibuat-buat.

"Delapan bulan"

"Oh masih bayi. Anaknya mas nya sama mbaknya ya?Wah pasti anaknya lucu banget mirip rafathar wong ibu bapaknya aja good looking. Ibunya cantik, bapaknya apalagi,ganteng poll!"Ucap karyawan centil itu

"Maaf mbak, kok jadi mirip rafathar sih? Rafathar kan cowok"Balas rajif. Bisa-bisanya laki-laki itu meladeni.

"Oh iya maksudnya itu gempi! Duh mas jangan natap saya kayak gitu dong saya kan jadi gerogi!" Balas mbak karyawan centil itu sambil menutup wajahnya malu-malu.

"Jadi sebelah mana mbak bagian khusus bayi perempuan nya? Saya sama suami saya buru-buru nih!" Balas dara sengaja menekan kata 'suami' agar rajif gak di goda-godain lagi sama mbak-mbak karyawan centil itu.

Rajif yang mendengar pengakuan sepihak dara tentu saja sedikit terkejut namun tak di pungkiri ada rasa senang dihati laki-laki itu saat dara menyebut nya suami didepan karyawan tersebut.

"Jangan-jangan dia cemburu sama
gue lagi"Batin rajif

"Eh iya buk, bagian khusus bagi perempuan ada disebelah sana" Balas karyawan itu sedikit kesal

"Oh iya makasi, ayo pah!" Balas dara kemudian menggandeng tangan rajif menjauhi karyawan itu.

"Ekhem.. Buk, tangan saya mau sampai kapan nih digandeng terus?" Goda rajif yang sontak membuat dara langsung melepas gandengan tangannya dari rajif.

"Mas rajif maafin saya ya, tadi tu saya lakuin spontan aja biar mas gak digangguin lagi sama itu mbak-mbak centil makanya saya bilang mas rajif suami saya" Ucap dara tak enak hati

"Gak papa kok. Jangankan jadi suami bohongan, jadi suami beneran kamu juga saya siap" Balas rajif sambil menaik turunkan alisnya

Dara langsung menatap horor, "mas!"

"Eh iya bercanda!"

Keduanya pun mulai memilih barang yang akan dijadikan kado nantinya.

"IHHH Ini lucu bangeett!"

Pak mayor, I love you! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang