Rici menghembuskan nafasnya lelah saat semua tanaman sayuran yang dibawa Nenek Mirin sudah tertanam sempurna di taman belakang rumah. Rici melap keringat yang Nampak membasahi keningnya dan tersenyum kecil setelahnya.
"Aku tidak tahu, ternyata kegiatan seperti ini ternyata sangat menyenangkan!" Rici tersenyum lebar sembari mendudukkan dirinya di kursi kecil di belakang taman. Matanya memandang seluruh sayuran yang tertanam dengan wajah bangga.
"Kau akan lebih bersemangat saat tanaman kecil ini tumbuh menjadi sayuran yang siap untuk dipanen. Saat kau memasaknya, kau akan merasakan kenikmatan yang luar biasa." Nenek Mirin tersenyum kecil menatap Rici yang masih terlihat bangga pada dirinya sendiri.
"Baiklah Rici. Sekarang kau harus mandi dan Bersiap-siap untuk menyambut suamimu."
"Akh, bolehkah nenek mengajari aku memasak? Aku ingin membuatkan makanan untuk Moses."
"Tidak perlu! Makanan tadi, aku menyisakan sedikit untuk Moses. Kau hanya perlu menghangatkan makanan itu."
"Baiklah! Terima kasih Nek!"
Sepulangnya Nenek Miri, Rici bergegas membersihkan dirinya. Ada hal yang tidak bisa diungkapkannya dan membuatnya sedikit senang. Rici merasa bahwa tidak buruk untuk tinggal di sebuah tempat terpencil yang bisa mengajarinya banyak hal yang belum pernah dipelajarinya sebelumnya.
Selesai mandi, Rici melihat jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB, itu artinya Moses akan segera tiba. Dia sudah memperkirakan jam pulang kantor dan estimasi perjalan jika ditambah kemacetan ibu kota, maka seharusnya Moses akan tiba sebentar lagi.
Sambil menghangatkan capcay buatan Nenek Mirin, Rici kembali membayangkan bahwa semua sayuran yang dimasak saat ini, adalah hasil dari perkebunan di desa ini, dan itu cukup membuatnya senang. Dia membayangkan jika sayuran yang ditanamnya sore tadi, pasti akan menghasilkan sayuran yang segar dan sehat.
Setelah selesai menghangatkan makanan, Rici memilih menunggu Moses di ruang tengah rumahnya. Dia membuka laptop miliknya, memeriksa email yang masuk, yang mungkin menyangkut tentang pekerjaannya.
Ya, Rici juga berkerja. Secara diam-diam dia bekerja menjadi seorang fashion designer. Selama di Australia, tidak ada yang tahu bahwa dia memiliki pekerjaan sampingan menjadi fashion designer. Semua orang hanya tau bahwa di Australia dia hanya menghambur hamburkan uang Ayahnya. Tapi kenyataannya, dia bekerja dan saat ini pakaian buatannya sudah lumayan mendapat perhatian.
Dia memang tidak ingin menunjukkan dirinya. Dia takut, jika dia menunjukkan dirinya, maka Ayahnya akan ikiut campur dalam urusannya. Selama ini, semua urusan pekerjaannya dibantu oleh seorang teman, yang paling dipercayanya dan sangat mengenal dirinya.
"Hi Mer! Maaf, aku baru membaca emailmu!"
Rici menhembuskan nafasnya saat seseorang yang di telfonnya akhirnya mengangkat telfonnya.
"Oh God! Aku mencoba menghubungimu sejak kemarin! Apa menjadi istri Moses membuatmu sudah melupakan semuanya? Mr Gerald sudah mendesak untuk kau menyelesaikan design dress keluarganya untuk acara pernikahan putrinya."
Meri sedikit berteriak kesal saat mendengar suara Rici. Ya! Meri adalah anak perempuan yang menjadi anak asisten rumah tangga Moses dulu. Sejak kejadian di rumah Moses, diam-diam Meri dan Rici berteman tanpa di ketahui siapapun. Ada beberapa waktu jika Bi Santi tidak sedang bekerja di rumah Moses, Rici akan datang ke rumah Meri. Mengajari Meri banyak hal, dan memberikan banyak buku dan mainan miliknya untuk Meri.
Semua itu dilakuakan Rici tanpa diketahui siapapun. Dia akan meminta izin untuk pergi berbagai kursus, tapi kenyataannya Rici akan menyempatkan diri menemui Meri dan bermain bersama Meri. Hingga, saat keberangkatan Rici ke Australia, secara khusus dia meminta Meri untuk menemaninya. Rici mengatur semua agar Meri bisa ikut dengannya dan belajar bersama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unclear Rainbow
RomanceRici selalu mendapatkan apapun keinginannya. Rici gadis yang cantik, penuh percaya diri, angkuh, populer, dan kaya raya. Akan tetapi, Rici lupa jika tidak semua yang diinginkannya akan didapatkannya. Cinta Moses yang sulit diraihnya, menjadikannya...