02: [Pengagum Rahasia]

140 14 1
                                    

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu dari luar kamar mandi.

"Iya, bentar!!!" teriak Raden yang tengah di keramas. Lampu kamar mandi seketika mendadak mati dan menyala kembali sampai berulang-ulang.

"Wah, ada yang gak beres!" gumamnya di dalam hati. Ia pun langsung cepat-cepat menyelesaikan mandinya.

Ketika keluar dari kamar mandi. Raden tidak melihat jejak siapapun kecuali kasur, lemari dan meja belajar miliknya.

"Palingan hantu yang sering isengin gue," celetuk Raden.

"Plis, jangan ganggu hidup gue! Gue pengen hidup dengan tenang!"

Fyi Raden ini sudah sering diganggu oleh makhluk tak kasat mata, tak kenal siang atau malam. Ia sudah terbiasa dengan gangguan ini. Ibaratnya ini adalah makanan keseharian dia.

"Tolong!" lirihnya, suara yang sangat halus seperti hembusan angin membisikan ke telinga Raden. Tiba-tiba ia mencium bau semerbak bunga melati disekitar dirinya.

Dan seketika sosok perempuan yang ia temui kemarin di halte, muncul dihadapannya.

"Ada keperluan apa, kamu kesini?" tanya Raden pada sosok itu. "Kamu gak ngenalin aku?" ucap sosok perempuan tersebut dengan tersenyum sambil diiringi tertawa.

"Aku pengagum rahasiamu," ucapnya. Lagi dan lagi, suaranya sangat halus.

"Maaf, gue gak ngenalin, lo. Alam kita berbeda!!" ketus Raden.

"Aku tidak akan biarkan kamu bersama wanita lain. Kamu adalah milikku!" pekik sosok gadis tersebut.

"Gue harap ini pertemuan terakhir kita! Lo jangan pernah ganggu hidup gue lagi!!"

"Aku akan melihatmu dari kejauhan, tapi tolong bantu aku!!" ucap sosok perempuan itu.

"Maaf, gue gak bisa bantu apa-apa. Gue hanya bisa bantu do'a aja. Gue mau ngucapin terimakasih, karena lo udah mengagumi gue. Meskipun gue gak ngenalin, lo." ujar Raden.

Ia pun melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Seketika sosok perempuan itu menghilang tanpa jejak.

"Alhamdulillah, udah pergi. Ada-ada saja, masa gue disukain sama hantu." gumam Raden dengan menggeleng gelengkan kepala.

•°•°•°•

Jam menunjukkan pukul 06.20. Terlihat seorang remaja perempuan yang sedang melahap roti sambil menonton serial kartun di televisi.

"Udah gede, masih aja nonton kartun. Liat tuh kakak kamu, dia mandiri gak kayak kamu!! Kakak kamu bisa keterima di Universitas impiannya," ucap Bagas Papah nya Abel.

"Dengerin kalo Papah lagi ngomong. Jadi orang harus mandiri jangan manja!" ujar Azka kakaknya Abel.

"Aku gak manja, aku mandiri kok! Buktinya aku nyiapin roti sendiri."

"Halah, roti doang mah gampang." ledek Azka. "Sudah sudah, kalian jangan berantem terus." lerai Nisa.

"Mah, Pah. Abel pamit berangkat ke sekolah dulu, ya." ucap Abel sambil mencium tangan kedua orangtuanya itu.

"Hati-hati, Nak!!" balas mereka.

Seperti biasa, Abel menunggu angkutan umum. Hari ini angkutan umumnya lebih cepat dibandingkan hari sebelumnya. Dia juga kadang-kadang suka naik bus.

"Akhirnya," ucap Abel dengan lega.

Abel pun langsung menaiki angkutan umum tersebut, tak terasa sudah tiba di depan gerbang sekolah.

Dendam: Gadis Misterius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang