15: [Pulang]

55 8 0
                                    

Hari ini adalah hari Sabtu, dimana adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh siswa SMA. Mereka lebih memilih bersantai dirumah atau berkumpul bersama keluarga.

Di hari libur ini, Raden memilih pergi menemui Abel ke rumah sakit. Raden sudah rapi memakai baju khasnya yaitu dengan atasan kemeja hitam.

"Eh, anak bunda udah ganteng aja. Mau kemana emangnya? Mau ngedate, ya?" goda Gita bundanya Raden.

"Bunda? Ngagetin Raden aja!! Kalo masuk kamar itu ketok pintu dulu!!" ucap Raden sedikit merajuk.

"Maaf ya sayang!! Lagian kamu lagi fokus. Oh iya, kamu mau pergi kemana? Ini masih pagi buta, lho!" tanya Gita dengan penasaran.

"Raden mau ke rumah sakit, mau jenguk temen," ujar Raden. "Maksud kamu? Darrel?" ucap Gita tertegun.

"Bukan, bukan. Emangnya temen Raden, Darrel aja?"

"Emangnya siapa? Temen kamu cowok atau cewek?" tanya Gita dengan penasaran. "Cewek." ucapnya dengan singkat. "Cewek? Sejak kapan kamu punya temen cewek? Kok, temen kamu gak kenalin sama bunda. Siapa namanya?" tanya Gita seolah-olah sedang mengintrogasi.

"Ceritanya panjang, Bun. Yaudah Raden berangkat sekarang, ya!!" pamit Raden. "Tapi, kamu belum sarapan sayang!!" ucapnya.

"Nanti Raden sarapan diluar aja, Assalamu'alaikum." pamitnya dengan mengucapkan salam.

"Wa'alaikumsalam," balas Gita.


°•°•°•°

"Bel, udaranya segar, kan?" tanya Azka pada Abel.

Abel hanya mengangguk dengan tersenyum sambil menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Kini mereka berdua berada di taman rumah sakit.

"Gue pernah merasakan ini sebelumnya," gumam Abel. "Maksudnya?" tanya Azka sambil melirik ke arah Abel.

Abel hanya bisa menunduk lesu, seberusaha mungkin Abel membendung air matanya agar tidak turun, tetapi sedetik kemudian air matanya menetes. Ia tak mampu menahan air matanya.

"Lo, kenapa? Siapa yang nyakitin, lo? Siapa? Siapa, Bel? Bilang sama gue!! Gue bakal hajar abis-abisan tu orang!!" pekik Azka.

"Ha? Gue cuman kelilipan doang, kok!" ucap Abel dengan terkekeh.

"Gue belum pernah liat lo nangis. Lo, beneran gapapa, kan?" tanya Azka memastikan.

"Gue nggak papa. Yang ada gue liat lo nangis histeris." gumam Abel dengan pelan tetapi masih bisa terdengar. "Ngomong apa lo sekali lagi?"

"Nggak-nggak, kok." ucapnya sambil menunjukkan deretan gigi yang rapih. "Bang, ayo balik ke ruangan. Hari ini, kan Abel pulang. Yeayy, Abel pulanggg!!!" ucap Abel dengan kegirangan.

"Apasih, lo kek anak kecil tahu!!" ledek Azka sambil mendorong Abel menggunakan kursi roda. "Apa? Anak kecil? Gue bukan anak kecil!!" rajuk Abel.

"Gemes banget adek gue!!" gumamnya dengan membentuk lekungan indah di bibirnya.


°•°•°•°

Ting!

Suara notifikasi pesan dari handphone Abel.

Abel melirik ke arah nakas samping dirinya, ia melihat layar ponselnya menyala.

Kanayaa

|Bell, sorry gue gak bisa jemput, lo. Soalnya nenek gue lagi sakit. Sorry ya, Bel. Ntar gue jenguknya langsung dirumah aja, ya!|

Dendam: Gadis Misterius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang