Happy Reading!!
Kring Kring
Tidak terasa bel istirahat sudah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing. Entah ada yang ke kantin, perpustakaan atau sekedar berbincang-bincang di depan kelasnya.
Abel memilih untuk pergi ke perpustakaan, semenjak kecelakaan yang menimpa dirinya, ia belum pernah menginjakkan kakinya lagi di perpustakaan.
"Bel, lo mau ke kantin gak?" tanya Naya. "Gue mau ke perpus aja, udah lama gue gak baca buku di perpus. Lo, mau ikut?" tawar Abel.
"Oh yaudah, gue mau ke kantin aja. Kalau ada apa-apa kabarin gue ya?"
"Siap Kanaya!!" balas Abel dengan tersenyum seraya meletakkan empat jarinya di depan alis.
Kedua remaja perempuan itu sudah pergi melenggang menuju tempat yang akan di tujunya masing-masing.
Abel berjalan menyusuri koridor dengan suasana hati yang bahagia dan tidak lupa menebar senyuman kepada warga sekolah. Tetapi ketika ia sedang melangkahkan kakinya terdengar suara yang memanggil nama dirinya. Suaranya seperti terbawa oleh angin dan terhembus ke kedua telinganya.
Ia perlahan membalikkan tubuhnya, netranya menelisik sekitar. Tetapi tidak ada tanda-tanda orang yang memanggil, semuanya terlihat sibuk dengan kegiatan masing-masing. Abel berniat kembali melanjutkan perjalanannya menuju perpustakaan, tetapi ketika dirinya baru dua langkah melenggang, suara tersebut terdengar kembali.
Abel mencoba tidak menghiraukannya dan terus lanjut berjalan. Terdengar suara yang sangat halus menembus telinga kiri nya.
"Kamu tidak mendengar aku?"
Tiba-tiba Abel dikejutkan dengan kedatangan sosok perempuan di hadapannya, memakai baju SMA seperti dirinya, berwajah pucat dengan baju berlumur darah.
"Kamu tidak mendengar aku?"
"Kamu tidak mendengar aku?"
"Kamu tidak mendengar aku?"
"Hihihihi.."
Suaranya di ucapkan secara berulang-ulang dengan suara yang sangat keras dan di iringi tawa yang menggelegar sampai memekakkan gendang telinga, Abel mencoba menutup kedua telinganya. Seketika wajah sosok perempuan tersebut berubah menjadi hancur berlumuran darah dan penuh belatung yang menimbulkan aroma bau tidak sedap yang menusuk indra penciuman.
Kini pandangan Abel terpaku ke depan dengan napas sudah tidak lagi beraturan, jantungnya berdegup dengan keras, seluruh tubuhnya bergetar. Sekedar ingin berteriak pun tidak bisa apalagi lari kencang.
"Abel!" ucap remaja laki-laki seraya menepuk pundaknya.
"AAAA!!!" teriak Abel dengan kencang, padahal tadi dia tidak bisa berteriak sama sekali, apakah ini keajaiban?
"Woi, ini gue Marvin, elahk," sahut Marvin dengan sama terkejutnya. Teriakan Abel itu di ibaratkan seperti singa ke jepit.
"Marvin? Ngapain sih lo kesini?" tanya Abel dengan napas masih ngos-ngosan. "Lah, 'kan ini sekolah umum. Gue liat lo berdiri, mana kaki sama tangan lo gemeter. Lo, lihat sesuatu?" tanya Marvin. Pertanyaan Marvin itu seolah-seolah dia mengetahui apa yang telah terjadi.
"Ng-nggak, gak ada," dusta Abel.
"Gue tau, lo udah melihat sesuatu yang mengerikan, 'kan?" gumam Marvin di dalam hati.
•°•°•°•°•
Ia melirik jam yang menaut di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan angka 13.45. Terlihat jari jemarinya mengetuk meja perlahan. Di kepalanya ia masih memikirkan surat yang tiba-tiba muncul tidak tahu datang dari mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam: Gadis Misterius
Mystery / ThrillerAbel Aurellia Calista si gadis pencinta langit, harus mengalami nasib yang tragis hingga menyebabkan dirinya koma selama tiga bulan. Semenjak kejadian yang menimpa dirinya itu, dia harus menjalani harinya dengan bertemu dan berkomunikasi dengan soso...