Di sepanjang perjalanan, suasananya hening tanpa ucap. Ditambah dinginnya semilir angin malam. Aroma bau tanah setelah hujan menusuk indra penciuman.
Keheningan itu berubah menjadi susana yang mencekamkan, setelah Raden mengucapkan sesuatu.
"Bel, lo jangan liat kaca spion gue ya! Jangan liat belakang juga, kalo bisa mata lo merem." perintah Raden.
"Hah? Emang ada apa di belakang?" tanya Abel dengan kebingungan.
"Nggak usah banyak nanya! Lo, turutin apa yang di ucapin gue!"
Tanpa basa-basi, Abel langsung menuruti apa yang diucapkan Raden. Tapi disisi lain Abel penasaran kenapa Raden menyuruh dirinya tidak boleh lihat kaca spion dan harus menutup mata.
Dengan segala nekatnya, Abel menyipitkan matanya melihat ke arah kaca spion itu. Alangkah terkejutnya, ia melihat sosok perempuan berwajah hancur penuh darah, bola matanya berwarna putih.
Abel dengan susah payah meneguk salivanya dengan mata masih terbelalak berusaha untuk menutup matanya kembali. Mulutnya ber komat-kamit melafalkan ayat kursi."Lo, liat? Gue juga bilang apa! Di suruh merem malah melek. Kaget 'kan lo?" ucap Raden terkekeh.
"Siapa bilang? Gue gak kaget kok!" dusta Abel dengan mata masih tertutup.
"Buktinya mata lo masih merem." ucap Raden. "Lo lupa, kalo gue ini arwah?" celetuk Abel.
"Hmm, tapi lo cantik. Lo merem aja cantik."
"Apasih, modus! Dasar buaya, pantes aja Syerina masih ngejar-ngejar lo." celetuk Abel. "Gak sekalian aja alien?" goda Raden.
"Hantu nya udah pergi belum?" tanya Abel dengan matanya masih merem
"Udah udah." jawabnya.
"Huftt, syukurlah." Abel membuang nafasnya dengan lega. "Lo, udah terbiasa liat ginian?" tanya Abel.
"Ini mah makanan keseharian gue, gue udah terbiasa liat ginian. Lo, mau liat pocong ga?"
"Ga ga." balas Abel.
"Mau bawa gue kemana sih? Gue pengen pulang kak!" coleteh Abel.
"Pulang yang dimaksud lo itu pulang kemana?" tanya Raden dengan sesekali menengok belakang ke arah Abel.
"Pulang ke rumah lah! Yakali ke rahmatullah." Abel memutar bola matanya dengan malas. "Gue masih pengen hidup kak! Gue gak mau terus terusan kayak gini." tanpa sadar Abel menjatuhkan air matanya.
"Inget pesan gue, lo harus tetap hidup! Lo harus menjalani kehidupan layaknya orang-orang. Meskipun kehidupan lo gak seindah yang lo bayangkan." ujar Raden.
Abel hanya menganggukkan kepalanya.
"Gue pengen buat orang-orang disekitar gue bahagia, meskipun gue sendiri gak bahagia. Setidaknya gue bisa membuat mereka tersenyum." ucap Abel dengan membentuk lekungan indah di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dendam: Gadis Misterius
Mystery / ThrillerAbel Aurellia Calista si gadis pencinta langit, harus mengalami nasib yang tragis hingga menyebabkan dirinya koma selama tiga bulan. Semenjak kejadian yang menimpa dirinya itu, dia harus menjalani harinya dengan bertemu dan berkomunikasi dengan soso...