06: [Raga yang hilang]

92 11 0
                                    

Suara sirine ambulans menembus area jalanan yang begitu ramai. Perjalanan menuju ke rumah sakit di perlaju dengan cepat.

Seorang gadis berambut sebahu, berkulit putih, berhidung mancung dan bulu mata yang lentik tengah berbaring lemah tak berdaya di brankar ambulans. Wajah dan tubuhnya penuh luka dan darah segar.

"Bel, bangun!! Ini kakak. Ayok bangun dek!" lirih Azka sambil mengusap usap pucuk kepalanya.

"Abel yang kuat ya? Kakak akan terus di sisi kamu," ucap Azka memegang pergelangan tangan sang adik.

Ambulans telah tiba di rumah sakit, petugas ambulans langsung lari tergopoh-gopoh menurunkan Abel dan mendorong brankar menuju ruang IGD.

Suasana di rumah sakit yang sangat ramai orang berlalu lalang. Azka terlihat mendorong ujung brankar, langkah kakinya dipercepat. Raut wajahnya yang muram tak lagi bersemangat.

"Maaf tidak boleh masuk selain pasien. Anda boleh tunggu di luar," ucap salah satu suster.

"Baik Sus. Lakukan yang terbaik buat adek saya!"

•°•°•°•°•

"Lo, tadi liat kecelakaan didepan?" tanya seorang siswi. "Iya, gue liat. Tragis banget."

"Gue aja sampe merinding liatnya," balasnya

"Do'a in aja semoga dia baik-baik aja," ujar salah satu siswi itu. "Aamiin," balasnya.

Langkahnya terhenti tepat di depan segerombolan siswi. Raden tak sengaja mendengar perbincangan para siswi tersebut dan langsung menghampirinya.

"Sorry, ada apa ya? Tadi gue denger kalian bahas kecelakaan. Emang siapa yang kecelakaan?" tanya Raden dengan penasaran.

"Kalo gak salah dia murid baru, katanya baru pindahan 2 Minggu yang lalu," jawab siswi tersebut.

"Siapa namanya?" tanya Raden.

"Abel, kak."

"Astaghfirullah, Abel." ucap Raden tersentak kaget tak percaya.

"Kalian tau ga, Abel dilarikan ke rumah sakit mana?" tanya Raden dengan raut wajah khawatir.

"Rumah sakit Bunda Harapan." jawabnya.

Raden langsung pergi meninggalkan para siswi tersebut dengan tergesa-gesa.

"Gadis yang gue temui di halte kecelakaan? Gue rasa ini benar-benar mustahil." gumam Raden.

Ia melirik jam yang melingkar di lengannya menunjukkan angka 06.45.

"Masih ada 15 menit, gue susul ke rumah sakit aj-"

"Hei sayang, kamu mau kemana? buru-buru amat sih," potong Syerina.

"Gue ada urusan, awas minggir!" cetus Raden. "Raden!!" teriak Syerina.

"Dia mau kemana, ya? Keliatannya tergesa-gesa," gumam Syerina. "Ya mana gue tau, mungkin ada urusan mendadak kali," ucap Fiola.

"Coba lo tanya sama Darrel aja, dia 'kan teman deketnya Raden," saran Rachel.

°•°•°•°•°

Seorang laki-laki perawakan tinggi, di kepalanya terikat headband, sorot mata yang tajam. Ia berjalan menyusuri koridor, lengan kirinya berada di saku celananya dan tas ranselnya di sisi bahu kanan.

Dendam: Gadis Misterius Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang