Introducing I

50.4K 1.7K 27
                                    


Aya POV :

Namaku Cahaya Permata, biasa keluargaku memanggilku Aya, saat ini aku bersusia 22 tahun dan aku adalah anak tunggal. Usia yang masih terlalu muda bagiku untuk merasakan keras dan kejamnya dunia.

Dari dulu aku memang tidak mempunyai teman satu orangpun. Bukan karena aku jelek, miskin, bodoh, no talent, ataupun lainnya. Tidak, itu bukan alasannya...

Justru kalau boleh jujur aku cantik, pintar, orang tuaku termasuk salah satu orang terkaya di negeri ini, multitalented? Tentu saja,... tapi satu kekuranganku yaitu, terlalu takut untuk bergaul atau pun memulai hubungan pertemanan selain itu keadaan kakiku saat ini adalah pelengkap alasanku untuk tidak berteman dengan orang lain di luar sana.

Ya, Aku mengalami kelumpuhan pada kedua tungkai kakiku. Semua karena kecelakaan beruntun dua tahun silam. Dan itu mengakibatkan pria yang paling aku cintai pergi untuk selamanya. Hanya aku yang selamat dari kecelakaan itu dan mengakibatkan kaki ku lumpuh. Sekarang aku hanya dapat mengandalkan kursi roda sebagai alat bantu aktivitasku. Mengingat kenangan itu sungguh sangat pedih, rasanya bagaikan luka yang disiram dengan air garam.

Tak ada satu pun kenangan yang dapat aku lupakan saat aku bersamanya, karena sumber penyemangatku hanyalah kenangan tentangnya. Meski perih, namun tetap kucoba hanya untuk mengingat kenangan manisnya saja.

Namun bak sambaran petir di siang hari... entah dari mana mereka dapatkan ilham itu, orang tuaku. Mereka menjodohkanku dengan saudara kembar dari pria yang kucintai. Rasa ingin menolak tentu ada dan sangat besar perasaan itu, Namun, sebagai anak yang penurut tentu saja aku enggan untuk menolak ataupun menentangnya. Sungguh aku tidak ingin membuat orang tuaku khawatir. Sudah cukup kumenyusahkan mereka selama ini dengan membesarkanku ditambah mereka juga harus mengurusiku yang lumpuh ini.

Membayangkan perjodohan yang tetap berlanjut dengan orang yang berbeda tentu saja menorehkan resah kebimbangan berwarna kelabu, tak dapat kupastikan warnanya entah itu hitam ataupun putih. Namun aku yakin sekali, dia yang dijodohkan denganku tentu saja tidak memiliki perasaan apapun untuukny bahkan bisa saja ia merasa lebih tertekan dari pada apa yang kualami saat ini, ia harus kehilangan saudaranya yang amat ia kasihi ditambah ia harus hidup dengan orang yang sama sekali tidak ia cintai dan mengurusi ku yang lumpuh ini. Entah rintangan seperti apa yang ada di depan sana, entah keindahan apa yang terpampang di ujung jalanku sehingga liku terjal yang kujalani ini terasa begitu curam untuk kulalui. Bukannya aku tidak merasa bersyukur, sunggu aku amat sangat mensyukuri segala hal yang telah Ia berikan kepadaku. Tak pernah sekalipun aku berpikir untuk tidak mensyukuri segalanya, tetapi pikiran itu selalu saja terbesit tanpa kusadari.

Kini hanya ada satu pertanyaan yang terbesit dalam benakku,

'Apakah aku tak pantas bahagia?'

To be Continued....

______________________________

Hallo para readers YTK (yang terkasih), salam bahagia bagi kita semua, saya ucapkan terimakasih untuk yang sudah membaca cerita saya 'Brink Wedding'. Terimakasih juga bagi readers yang sudah memberikan Votenya pada saya.

Cerita ini asli, murni dan nyata hasil pemikiran saya sendiri.

Dan mohon maaf jika cerita ini kurang berkenan di hati readers sekalian.

Bagi readers yang uda baca tapi belum Vomment, mohon ya:)

Baiklah kalau begitu, sampai jumpa di part selanjutnya:)

Salam Damai

Brink Wedding [BOOK 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang