Author POV :
Sudah sebulan semenjak kejadian itu, Roy selalu saja memperlakukan Aya sesuka hatinya, bahkan Aya sendiri sampai lupa sudah berapa kali Roy Menidurinya.
'TOOKK...TOOKK...TOOKK'
Pintu kamar Aya diketuk lalu dibuka secara perlahan, lalu masuklah Bi Mar sambil membawa Nampan berisi makanan.
"Maaf Nyonya, saya ingin mengingatkan kalau Nyonya belum makan apapun dari dua hari yang lalu..." ujar Bi Mar.
"Aku tidak lapar bi Mar." balas Aya lemah.
"Tapi Nyonya-"
"Letakkan makanan itu di meja, biarkan saja nantipun dia makan sendiri..." ucap Roy yang baru datang, memotong perkataan Bi Mar.
"Tapi Tuan, Nyo-"
"LETAKKAN KUBILANG!!" bantak Roy membuat Aya dan Bi Mar kaget.
"Bba-bbaik tuan..." ucap Bi Mar patuh, setelah Bi Mar keluar, barulah Roy mendekat kearah Ranjang menghampiri Aya yang ketakutan melihat ke arahnya.
Melihat tubuh Aya yang meringsut gemetar ketakutan, membuat Roy menyeringai Puas melihat keadaan istrinya.
"Kenapa dirimu tak memakan makananmu sayang ?" tanya Roy dengan nada menghina.
Aya semakin meringsut ketakutan, melihat seringai yang Roy Tunjukkan.
"Kenapa hmm?" Gumam Roy, semakin mendekat kearah Aya.
"A-ak...aku...belum-lapar" jawab Aya kaku.
"Hmmm, belum lapar ya? kalau begitu bantu saja aku mengunyah makanan itu..." ucao Roy, sudah memegang nampan berisi makanan yang disediakan untuk Aya.
Aya mengerngit kebingungan, dengan apa maksud Roy.
Tiba-tiba Roy memasukkan makanan kedalam mulutnya, kemudian duduk tepat di samping Aya.
Lalu dia memaksa Aya untuk menghadapnya dan mencium Bibir Aya sambil menyalurkan makanan yang ada dimulutnya, Roy terus melumat dan menyalur makanan hingga makanan itu habis tandas tak bersisa oleh Mereka, Aya sendiri hampir mati dibuatnya karna kehabisan nafas, setelah Roy melepaskan pangutan itu, Aya langsung menghirup Oksigen sebanyak-banyaknya yang ia butuhkan.
"Nikmat bukan?" tanya Roy menyeringai.
tanpa Wajah Aya menjadi semakin pucat dan berkeringat
Dingin.
"Lain kali jika waktunya makan, kau harus makan! kalau tidak aku akan memaksamu dengan caraku, kau mengerti?" tutur Roy tajam.
"Hueek...hueek..." Aya menahan mualnya agar muntahannya tidak jatuh ke tempat tidur mereka.
"Tidak usah berpura-pura sakit dihadapanku, aku takkan luluh sedikitpun terhadapmu." tutur Roy kejam.
"Bhuuueeek..." saat itu juga muntahan Aya jatuh ke tempat tidur membuat Roy geram.
Ditamparnya Aya, hingga Aya terjungkal dikasur menindih muntahannya.
"DASAR WANITA BODOH!!! , KALAU MAU MUNTAH ITU LANGSUNG LARI DI WASTAFLE KAMAR MANDI, BUKAN DI TEMPAT TIDUR J*L*NG!!!!" jerit Roy, Aya semakin gemetar dibuatnya.
Sebenarnya kemarahan Roy ini diluar nalar, bagaimana bisa ia menyuruh wanita yang lumpuh untuk berlari saat ingin muntah.
"BI MARRR.... BI JANNN..." panggik Roy berteriak pada dua assistant rumah tangganya.
Tak lama masuklah dua orang paruh baya yang tadi di teriaki olehnya.
"Bersihkan tempat tidurku, kemudian rapikan wanita tak berguna itu, lalu siapkan kamar tamu untukku." perintah Roy pada Bi Mar dan bi Jan.
______________________________
"Selamat Tuan, Nyonya Djuanda positif hamil, usia kandungannya saya prediksi baru berusia seminggu." tutur Pria berjas Putih itu dengan stetoskop menggantung di lehernya.
"Hamil?" gumam Roy tak percaya, sungguh bagaimana mungkin? Roy bahkan tidak mengharapkan hal ini terjadi.
Ini sungguh peristiwa yang tidak diharapkan terjadi.
Bagaimana Roy harus menanggapi hal ini dengan Kritis?
"Ya tuan, maka dari itu nyonya tidak boleh terlalu lelah, banyak pikiran, bahkan sampai telat makan selerti tadi apalagi, kanker yang dulu pernah di derita nyonya, saat ini telah tampak gejala-gejala bahwa penyakit yang mulai jinak itu kembali ganas pada tubuh nyonya djuanda" balas dokter panjang lebar.
"Sudahkan dokter? kalau begitu terimakasih telah membantu kami." ucap Roy mengusir dokter tersebut dengan sopan.
Roy pun menghantarkan dokter tersebut hingga pintu masuk dan keluar utama.
Setelah kepergian dokter tersebut Roy kembali ke kamarnya dan menatap Aya yang tengah tertidur.
"Hamil? kanker?"
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED.....
.
.
.
.
.
Agaknya abang Roy kebanyakan nyeringai deh,*aduuh abang jangan nyeringai mulu, ntar ngomongnya miring#plaak*
Btw, kasian banget ya Aya lagi hamil, malah dapet cobaan oleh penyakitnya entu...
Tapi tenang, saat bahagia Aya tinggal menempuh beberapa part lagi 😂😂😂
Yaudin deh, jumpa lagi di part selanjutnya, Saya Plasidia undur diri SALAM OLAHRAGA *gak deng*.
Salam readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brink Wedding [BOOK 1]
RomanceRepublish. ----------*****------- Kenapa Dunia begitu kejam kepada ku??? apakah memang aku sungguh sebegitu menjijikan dan tak layak untuk merasakan kebahagiaan? akupun ingin bahagia seperti wanita lainnya, bahkan suamikupun tak pernah melihat kea...