Aya Pov :Sudah hampir lima bulan usia pernikahan kami, namun Roy tetap saja mengacuhiku. Waktu itu setelah menikah, kami memutuskan untuk tidak pergi berbulan madu karna kesibukan Roy di perusahaan, ditambah lagi kondisiku yang sangat tidak memungkinkan. Lalu kami memutuskan untuk membeli apartemen yang sederhana, namun ibu mertuaku menyuruh kami untuk mencari apartemen yang mewah, hingga disinilah kami tinggal, didalam apartemen mewah dan megah.
Yang dihuni oleh dua orang assistant rumah tangga, aku dan 'suamiku', bicara tentang suamiku, apakah aku pantas memanggilnya suami sedangkan aku hanyalah gadis lumpuh cacat yang bisanya hanya merepotkannya. 'Aku ini adalah benalu yang tak tau diri' , itulah yang diucapkannya saat malam pertama pernikahan kami.
kehadiranku disini seolah-olah tak dianggap oleh dirinya, dia sibuk dengan urusannya sendiri sedangkan aku tak pernah kemanapun dan kegiatan yang kulakukan diapartement inipun hanya makan, tidur, mandi, menonton televisi dan bermain piano sehingga aku merasa bosan.
Roy?, jangan tanya apa yang dia sibukkan, dia sangat sibuk dengan urusan perusahaannya dan juga sibuk meladeni wanita-wanitanya, setiap malam dia selalu bergonta ganti dan membawa wanita kerumah. Sering aku menangis dalam kesendirianku, meratapi nasibku sebagai istri yang malang.
Disaat perasaan cinta mulai menumbuh semakin menjadi-jadi pula dia padaku.
Semakin sayang aku padanya, semakin kejam pula perbuatannya padaku. Semakin cinta aku padanya, semakin tajam pula perkataannya padaku.
Aya pov end.
_______________________________
Author pov:
Seperti biasa, saat Aya baru selesai membersihkan dan merapikan diri, lalu turun untuk sarapan dengan dibantu salah satu assistant rumah tangganya, saat itulah dia akan bertemu dengan Roy yang sedang serius dengan korannya seperti saat ini.
"Pagi" sapa Aya pada Roy sambil tersenyum penuh harap akan balasan dari Roy, namun hanya membalasnya dengan gumaman kecil menimbulkan rasa kecewa pada hati Aya.
"Bi jan, saya berangkat, jaga Rumah ya!"pamit Roy dingin, pada salah satu assistant rumah tangganya,
"Baik tuan."jawab Bi Janustari ,yang akrab dipanggil bi jan.
makin kecewalah Aya, apakah dirinya sebegitu tak ada artinyakah dimata Roy?
Aya hanya bisa menahan bulir bening yang hampir jatuh saat menatap punggung Roy, yang menjauh dari arah dapur.
_____________________________
Semenjak tiba dikantor tadi Roy merasa sakit yang amat sangat mengantam dikepalanya, namun Roy berusaha untuk menahannya, karna ada rapat yang sangat penting, setelah rapat itu selesai barulah ia mengonsumsi obat sakit kepala yang selalu ia bawa di tasnya.
Untung, obat itu bereaksi dengan cepat sehingga Roy sudah merasa sehat dan pulih.
Dan mulai melanjutkan pekerjaannya yaitu, memeriksa laporan-laporan yang masuk.
......
Tiba-tiba ponsel milik Roy berdering membuatnya mengalihkan pandangan kearah ponselnya yang terletak dimeja kerjanya. namun, panggilan itu terhenti hingga akhirnya Roy memutuskan untuk menelphone balik orang disebrang sana. Sayangnya panggilannya tak diangkat dan tak ada jawaban, namun Roy memutuskan untuk kembali menelphone hingga akhirnya si penelphon pun mengangkat panggilan dan mengucapkan 'hallo'.
"Hmmm." ucapan yang pertama kali di ucapkan oleh Roy, saat mengangkat panggilan itu.
"............."
"Ada apa?" ucapnya dingin, pada penelphone disebrang.
"............"
"Hmmm, tunggu aku disana"
Setelah menerima panggilan tersebut, Roy segera meraih Jas kantornya dan pergi entah kemana.
____________________________
Cukup-cukuplah...
Jangan menambah derita lagi...
Terlalu banyak jahitan luka,
Tak sanggupku menahan sakit...
Sudah-sudahlah...
Kita cari jalan, jalan sendiri...
Biarlah jalinan kisah-kasih berakhir sampai disini...
Semakin sayang, aku padamu...
Semakin kejam, perlakuanmu...
Cukup-cukuplah....Air mata aya pun, jatuh menetes jika mengingat perlakuan suaminya, sama persis seperti lagu yang dia nyanyikan tadi.
Tajam-tajam, kata-katamu...
Seram-seram, perbuatanmu...
Tak tahan mata dan telinga, menangisi kenyataan...
Sedih-sedih, rasa hati ku..
Bisa-bisa, sakit jiwaku..
Tak mampu lagi ku bertahan, untuk hidup bersamamu...air mata Aya semakin deras, isak tangis yang sendari tadi ia tahan akhirnya, ia keluarkan, ia tak sanggup, karna terlalu banyak kesakitan yang hinggap pada takdirnya, namun ia takkan rela jika rumah tangganya kandas begitu saja, setelah beberapa detik terisak akhirnya dia pun sedikit tenang, namun masih ada beberapa bulir air mata yang terjatuh.
Biarkan kita kini berpisah...
namun kitapun tak mungkin bersatu...
Kuberharap, engkau tak membenciku...Aya masih saja menangis, walaupun lagu yang ia nyanyikan telah selesai, namun tangisannya terhenti, ia menjadi kelagapan karna tiba-tiba Bi Mar, salah satu aasistan Rumah tangganya datang menghampirinya dengan segera Aya membersihkan wajahnya yang tadi penuh air mata, berharap agar bi Mar tidak rahu bahwa ia habis menangis,tapi salah bi mar, tahu jika Aya habis menangis, bahkan bi mar sendiri yang melihat Aya menangis, dari awal Aya bernyanyi hingga berakhir.
Hingga dia memutuskan untuk pergi sebentar kekamar Aya karena mendengar Ponsel Aya bersering dan sisinilah bi mar sekarang, berdiri dihadapan Aya.
"Ada apa bi?" tanya Aya lembut, sambil berusaha tersenyum. Membuat bi mar semakin merasa kasihan
"Maaf, ini Nyonya, tadi ponsel nyonya berdering." ucap Bi Mar seraya menyodorkan ponsel kearah Aya.
Tak lama, ponsel Aya kembali berdering, Aya tersenyum melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
"Hallo"
.
.
.
.
.
.
.
.
To be countinued....
.
.
.
.
.Hyhy, makasih ya uda baca sampai part ini, dan maaf bila part ini tidak sesuai dengan harapan kalian...
Tapi mohon Vommentnya ya, biar saya semangat melanjutkan ceritanya.Sekedar promosi:)
Instagram : @xxplachyxx
Facebook : Plachy
Line ID : dsilva_
Sekali lagi makasih banyak readers:)
Salam manis
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Brink Wedding [BOOK 1]
RomanceRepublish. ----------*****------- Kenapa Dunia begitu kejam kepada ku??? apakah memang aku sungguh sebegitu menjijikan dan tak layak untuk merasakan kebahagiaan? akupun ingin bahagia seperti wanita lainnya, bahkan suamikupun tak pernah melihat kea...