Accident

19.7K 810 8
                                    


Author POV :

.

.

.

.

'PRANNGG'

.

.

.

.

Gelas berisi air yang dipegang Aya terjatuh. Memang Plasidia belum melanjutkan ucapannya, tapi kini perasaannya makin tak enak, apalagi itu menyangkut kedua orang tuanya.

"Plas, apa yang terjadi dengan Ayah dan Bundaku?" tanya Aya dengan suara Parau air mata telah menggenang di pelupuk matanya dan hanya sekali kedip air mata itu pun akan tertumpah.

"Me... me... mereka... hikssshiksss... mereka?"ucapnya masih menangis.

"Iya, mereka kenapa? please Plas jangan bikin aku makin takut." tutur Aya tak sabaran karena rasa panik kini tengah melandanya

"Me... Mereka, mengalami kecelakaan mobil saat hendak menuju bandara untuk perjalanan dari London ke jakarta." jawabnya lalu kembali menangis.

Refleks Aya pun melepaskan pelukanya pada Plasidia dan menatap nya mencari kebenaran.

Aya POV :

'DEG'

Cobaan jenis apalagi ini Ya Tuhan, belum selesai masalah yang lalu-lalu kuhadapi dan kini masalah baru mulai menghadang perjalanan hidupku.

Apakah salahku? apakah dosaku? mengapa cobaan bertubi-tubi datang menghujaniku?

Bagai tersambar petir disiang bolong, nafasku sesak, mataku berkabut, dan lama-kelamaan pandanganku mengunang kemudian berakhir Dengan kegelapan menjemputku.

"Ya... Aya... Aya..." sayup-sayup aku masih bisa mendengar suara Plasidia memanggilku, namun saat kegelapan telah menelan tuntas diriku, tak ada yang bisa kurasakan lagi selain ketenangan.

_________________________________

Saat kubuka mataku, yang pertama kali kulihat adalah langit-langit kamar berwarna putih gading, sudah jelas ini pasti kamarku dan Roy.aku menatap nyalang langit-langit kamar meratapi betapa menyedihkannya hidupku,dan aku hanya bisa berharap semoga Ayah dan Bunda bisa diselamatkan dari kecelakaan  itu.

"Kau sudah sadar?" ucap suara mengintrupsiku, membuatku mau tak mau mengalihkam pandanganku kearah pintu.

Dan tampaklah disana sosok wanita cantik mungkin setahun atau dua tahun lebih muda dari umur Bunda, dia tersenyum sambil berjalan mendekat ke arah ranjang yang kubaringi. Senyuman yang bisa mengingatkanku pada Bunda.

Dan sekali lagi mau tak mau akupun membalas senyumannya walaupun tampak seperti terpaksa.

"Ini minum dulu, tante tau kamu pasti haus." ucapnya tulus, sembari menyodorkan segelas air putih.

Aku pun menerima gelas yang ia sodorkan dan kuminum setengahnya, lalu kuserahkan kembali gelasnya.

"Tante tau kalau kamu pasti sulit menerima ini tapi tante harap kamu bisa bersabar menerima cobaan ini." ucap wanita itu lembut,yang merupakan tanteku, tante Laila.

"Aku ingin melihat Bunda dan Ayah tante." ucapku pelan,Tante Laila pun menatap kearahku lalu mengangguk.

"Kalau begitu ayo tante bantu bersiap-siap."ucapnya lembut, kemudian membantuku untuk bangun dari posisi berbaring.

_________________________________

Sesampainya di parkiran Rumah sakit, Tante Laila dan Plasidia membantuku untuk keluar dari mobil, setelah itu Plasidia mendorong kursi roda yang tengah kutampangi, sementara Tante Laila Berjalan didepan kami.

Brink Wedding [BOOK 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang