happiness Tears

17.9K 766 25
                                    


#happyReading;*

_______________________________

Air bening disungai kecilku ini tak henti-hentinya mengalir, membasuh setiap tawaku,
Hanya ada kepedihan disetiap tetesannya...
Kepedihan yang menancapkan ribuan Belati dengan ukiran duri di hatiku.
Menghempaskan segala harapan yang telah kubangun selama ini,
Aku tak setangguh batu karang yang tengah di terjang badai,aku hanyalah seorang wanita yang ingin dilindungi dan dihargai.
Wanita lemah yang tak tau, bagaimana cara membangun pondasi kehidupan yang kuat.
Satu-satunya kebahagiaan yang kumiliki saat ini adalah janin yang ada dikandunganku saat ini,
Hanya dia alasanku untuk bertahan sampai saat ini.
Aku selalu berharap BahwaTuhan, akan Memperpanjang kehidupanku, agar aku dapat merasakan bagaimana pengorbanan seorang ibu,
Agar aku dapat mendengar seruan malaikatku untuk yang pertama kali, Malaikat tanpa Sayapku.

-Aya

.

.

.

.

.

Aya POV :

"Aya,vkamu jangan gini terus dong... aku yakin kamu pasti sembuh, Susan juga udah janjikan akan mencarikan dokter terbaik semampu dia!" Ujar malaikat cantik dihadapanku, mencoba menyemangati.

Namun apalah artinya, Kanker ini semakin lama semakin ganas menggerogoti tubuhku, aku semakin tak tega terhadap bayi yang ada dikandunganku ini, aku takut ia turut merasakan sakit yang kurasakan.

Aku tak sanggup lagi untuk berjuang dan berusaha, yang kubisa saat ini hanyalah kuasa dan Mukjizat dari Tuhan.

"Aya, Kamu itu adalah orang yang paling sabar dan Optimis yang pernah aku kenal. aku Mohon sama kamu, makan dan minum obat yah,,,kalo Om dan Tante melihat kamu seperti ini,aku juga yakin, mereka akan bersedih disana, apa kamu tega ngebiarin merasa gak tenang disana?" ujar Plasidia membuatku langsung menoleh padanya aku langsung bertemu pandangannya, ada sorot keyakinan yang tertanam di manik mata Red Brown miliknya.

"Plas..." panggilku lirih, ia menatapku lalu menyentuh dan menggenggam tanganku seolah-olah genggaman itu mampu menyalurkan sebuah hasrat semangat.

"Apakah... apakah Ayah dan Bunda merindukanku disana?" tanyaku sendu, dia terdiam seperti bingung menjawab.

"Aya,kamu makan ya!" ucapnya berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tap-aaaaakh, Plas perutku aaaaakkh, sakit Plas...,sakit!!!" seruku panik.

astaga...astaga ada apa dengan bayiku, ini baru bulan kedelapan kenapa sudah sakit sekarang.

Aku merasa bagian bawahku sudah sangat basah.

"Oh My Lord, Aya, tahan yah!"

Ucap Plasidia panik, dia terburu-buru mengambil handphone dan kunci mobilnya. kemudian dengan pelan ia memapahku, membantuku untuk duduk dikursi roda langgananku. Lalu dengan cepat ia melangkah keluar kamar dan berjalan kepintu keluar.

'Tuhan, perutku sakit sekali'

"Bentar." ucapnya sambil menyiapkan mobilnya. Setelah itu dia membantuku

Duduk dimobil kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, Astaga! Aku sudah tak tahan lagi dengan rasa sakit ini.

"Aaaakhh, Plas ini sangat sakit...." rengekku padanya, aku mulai terisak menahan tangis, sungguh ini benar-benar sakit bukan hanya perutku saja, tapi seluruh tubuhku, tulang-tulangku rasanya seperti ingin patah.

Brink Wedding [BOOK 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang