UNTUK DIBACA BUKAN DITULIS ULANG!!HARGAI TIM PENULIS YANG UDAH MATI MATIAN MIKIRIN BUAT NGEMBANGIN INI NOVEL!!
INTI NYA JANGAN PLAGIAT!!
DISINI BUKAN TEMPAT PLAGIAT!!
•
•
•
Happy reading
Sore ini Lia dan Bilqis sedang membantu ummi Fatimah di pondok pesantren milik kyai Zahir.
Nanti malam in sya allah akan di adakan acara di pondok pesantren tersebut.
Saat ini kedua sahabat itu sedang membereskan panggung yang dimana panggung itu akan di jadikan tempat pentas seni para santri.
Dibantu dengan Ning Fitri yang sibuk memasang dekorasi untuk menambah kesan indah di panggung tersebut.
"Bilqis, tulungan abdi... nyandak tali beureum ti Rais" (Bilqis,tolong saya.. ambillah tali merah di Rais) ucap Ning Fitri sambil menunjuk seorang laki laki yang dipanggil Rais tersebut.
Bilqis yang mendengar itu meneguk Saliva nya dengan ketakutan.
"Ba-baiklah..ning" jawab Bilqis dengan gugup.
Bilqis perempuan itu pun turun dari panggung dan berjalan menuju Rais yang jarak nya tak jauh dan tak dekat juga.
"Pun-punten akhy Rais...Abdi hoyong nyandak tali beureum nalika Ning Fitri nyarios" ( permisi akhy rais...Saya ingin mengambil tali merah atas perintah Ning Fitri) jelas Bilqis kepada Rais yang sedang sibuk memasang sibuk menyusun acara malam ini.
Tanpa menjawab sedikit pun dan tanpa melihat wajah Bilqis, Rais laki laki itu menunjuk ke arah kardus yang berada sedikit jauh dari nya.
Bilqis yang mengerti itupun langsung mencari pita merah tersebut di dalam kardus yang terdapat banyak alat alat dekorasi.
Lama mencari dan lama mengobrak Abrik kardus tersebut Bilqis tak kunjung menemukan pria merah yang dimaksud oleh Ning Fitri.
"Punten akhy Rais..tapi tali merah nya Ndak ada disini..." Ujar Bilqis kepada akhy Rais.
"Cari yang benar..." Dengan nada ketus nan dingin akhy Rais berkata seperti itu.
Hal itu pun tentu membuat Bilqis sedikit takut kepada akhy Rais.
Dengan rasa tidak enak Bilqis kembali mengobrak Abrik kardus tersebut."AWASS ADA BOLA!!" teriak para santri saat bola yang mereka mainkan tersebut menuju ke arah Bilqis.
Rais yang mendengar itu pun tanpa ba bi bu langsung berdiri dan menangkap bola yang hampir mengenai Bilqis.
"WOI!GAK LIHAT APA KALIAN KALAU DISINI ORANG ORANG LAGI SIBUK! MAIN TUH DISANA! JANGAN DISINI!" marah Rais sambil melempar bola tersebut dengan kuat.
Para santri yang melihat itu pun langsung meminta maaf dan segera pergi dari sana.
Dengan sedikit khawatir Rais laki laki membalikkan tubuh nya dan melihat ke arah Bilqis.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Insan
Teen Fiction"AHLAN WA SAHLAN" Ravelia Queenza seorang perempuan yang sibuk menata dirinya untuk menjadi lebih baik, impian nya adalah menjadi perempuan yang mahal dan berkelas, perempuan yang paham agama. perempuan itu biasanya dipanggil lia. lia bukan lah pere...