James diam memandang wajah nya di depan cermin, tangan nya menyentuh kalung indah yang bertengger manis di lehernya. Terlihat sangat indah, apalagi kalung ini diberikan oleh seseorang yang mencintainya dengan sepenuh hati.
Kring kring
Ponsel James berbunyi, terlihat dilayar lockscreen nama 'kak Net🥀' yang menghubungi dirinya. Dengan cepat James mengangkat telpon sebelum mati.
"Halo James," sapa Net
"Iya halo kak," jawab James sedikit gugup.
Ia menelan ludahnya kasar, entah kenapa tiba tiba ia menjadi haus padahal baru saja minum air.
"Gimana? Suka sama kalungnya?"
"Suka, tapi kenapa kakak beli? Aku kan ngga minta."
Net terkekeh pelan, "Emang harus tunggu kamu minta dulu baru kakak bisa beliin?" tanya Net balik.
James terdiam sejenak, benar juga. Lagipula kalau menunggu dirinya yang meminta duluan pasti sampai kapan pun tidak akan ia minta.
"Hah terserah kakak aja,"
"Ya udah kalau gitu kakak matiin dulu ya, sampai ketemu besok. Oh ya bentar lagi bakal ada orang datang ke rumah kamu, ambil barang yang dikasih sama orang itu nanti ya, bye bye."
Tut
Tanpa menunggu balasan James, Net langsung mematikan sambungan telpon nya.
James menghela nafas lelah, barang apa lagi yang akan dikirimkan oleh kakak kelasnya itu. Ia berdiri berjalan menuju lemari pakaian, membuka lemari dan mengeluarkan semua bunga yang sudah diberikan oleh Net selama satu tahun ini.
Banyak bunga yang sudah layu, tetapi entah kenapa masih James simpan sampai sekarang. James merasa ia akan merindukan sosok pemberi bunga ini nanti, tapi ia tidak tau alasan jelasnya. Intinya hatinya lah yang menyuruhnya untuk menyimpan semua.
"Apa disimpan di gudang aja ya?" gumam James berpikir untuk meletakkan semua bunga yang ia simpan ke dalam gudang.
Setelah berpikir lama akhirnya James setuju untuk menyimpan semuanya di dalam gudang, lagian bunga bunga ini akan bertambah lagi nantinya karena setiap hari Net tidak pernah absen untuk memberikan nya bunga.
Yang anehnya, bunga yang diberikan selalu mawar merah.
"Mae kunci gudang ada dimana?" teriak James pada Mae nya yang sedang berada di dapur.
Ia sedari tadi mencari kunci gudang di ruang tamu, tetapi ia tidak juga menemui benda kecil itu selama 20 menit.
"Coba liat di laci bawah televisi." balas Mae ikut berteriak, Mae sedang sibuk memasak di dapur.
Setelah mendengar jawaban yang Mae nya berikan, ia mulai berjalan dan membuka semua laci bawah televisi, ada 6 laci. Tapi Mae nya tidak memberitahu laci yang mana satu, James mendengus kesal, tinggal jawab laci yang nomor berapa aja susah banget.
James mencari dan terus mencari, satu persatu laci sudah ia buka namun tidak juga ia dapatkan kuncinya. Gudang jarang dibuka, makanya kuncinya sering hilang entah kemana.
"Laci terakhir kalau nggak ada awas aja." ucap James menggerutu kesal.
Wajah nya sudah memerah karena kesal, sedari tadi ia terus mengomel dalam hati. Takut jika Mae nya mendengar omelan nya, telinga Mae nya akan sangat berfungsi saat mendengar anaknya menggerutu tidak jelas.
"Yuhuuu akhirnya ketemu," girang James melompat lompat sembari mengarahkan kunci ke atas.
"Saatnya kita masuk ke dalam gudang, nah bunga bunga kalian ganti tempat tinggal. Tenang aja, digudang nggak seburuk itu kok mwehehe." ucap James pada bunga bunganya sembari berjalan menuju gudang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seribu Tangkai Bunga ✔
Random"Jika kehidupan kedua memang ada, mari bertemu kembali dan aku berjanji di saat itu, aku lah yang akan mengejar kamu." ~ James ~ NETJAMES, kapal ini sudah tenggelam jauh kedalam dasar lautan dan tidak akan pernah bisa berlayar kembali. Hanya tersis...