Chapter Twenty Five

41 29 28
                                    

HAPPY READING
.
.
.

Andra kembali ke pelataran sekolah dengan nafas yang terengah-engah. Ia baru saja pergi ke kafe yang biasa ia kunjungi bersama Auris. Namun ternyata gadis itu juga tak ada di tempat itu. Javran yang semula telah bersantai di apartemen milik Andra segera kembali ke sekolah.

"Ini gimana? Auris beneran hilang?" Fara bertanya dengan penuh cemas. Ia sungguh mengkhawatirkan keadaan Auris sekarang. Ia takut akan hal buruk yang akan menimpanya.

"Lo udah cek seluruh tempat di sekolah?" tanya Javran dengan raut yang tak kalah cemas dan paniknya dari Fara.

"Udah. Tapi nggak ada," balas Fara.

"Alina sama Vino mana?" tanya Javran begitu tak mendapati keberadaan kedua temannya.

"Vino lagi buang hajat. Kalau Alina, gue nggak tahu," jawab Raihan.

"Kita cari sekali lagi, kali aja ada yang kelewatan, okkay. Minta tolong ke Vino sama Alina juga." Javran memberi arahan.

"Gue ke lantai dua. Lo ke lantai tiga," ujar Fara pada Raihan yang kemudian diangguki oleh cowok tersebut. Mereka kemudian berpencar mencari Auris di seluruh penjuru sekolah.

Terkecuali Andra, cowok itu nampak mematung dan memikirkan segala kemungkinan yang terjadi. Saat ini mereka tengah berada di lapangan tempat lomba diadakan tadi. Kedua netra Andra teralihkan pada sebuah botol minuman kaleng yang teronggok bisu di atas kursi beton di tepian lapangan.

Jika ia tak salah, minuman tersebut adalah milik Auris. Ia melihat Auris meminumnya tadi siang.

"Bentar, Jav!"

Suara Andra menghentikan Javran yang baru saja hendak melangkah pergi. Cowok itu menatap Andra dengan kening yang berkerut. Ia lalu membuntuti Andra ke tepian lapangan.

Andra mengambil minuman kaleng tersebut dan mengamatinya. Ia melihat dengan jelas seseorang yang memberikan minuman tersebut bukanlah seseorang yang Auris kenal dengan baik. Dan hal itu membuat Andra curiga.

Melihat Andra yang mengambil minuman kaleng tersebut, Javran sontak menghela nafasnya dengan panjang. "Yang bener aja, Ndra. Lo-"

"Lihat."

Kalimat Javran terpotong oleh suara Andra. Cowok itu nampak menunjukkan kemasan kaleng tersebut kepadanya. Javran mengerutkan keningnya dengan heran. Memangnya apa yang salah dengan minuman tersebut?

"Ada seseorang yang masukin sesuatu ke minuman ini," ujar Andra yang tetap saja tak dimengerti oleh Javran. Memangnya apa yang salah dengan minuman kaleng tersebut.

"Gue lihat ada orang yang ngasih minuman ini ke Auris. Mungkin Auris nggak teliti, makanya dia nggak tahu kalau ada yang masukin sesuatu ke minuman ini," papar Andra.

Javran segera mengangkat alih minuman kaleng tersebut. Benar, ia melihat ada lubang kecil bekas suntikan. Seperti kata Andra, ada seseorang yang memasukkan sesuatu ke dalam minuman tersebut. Dan mengingat ketidak beradaan Auris saat ini, bisa jadi seseorang memasukkan bius ke dalamnya. Membuat Auris tak sadarkan diri lalu membawanya pergi.

Dan, seseorang yang paling tepat dijadikan sebagai tersangka saat ini adalah... Artha Pradita. Dan tentu saja ada seseorang yang menjadi anak buahnya.

"Raka yang ngasih ini ke Auris?" tanya Javran memastikan.

The False Reality (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang