✿ HAPPY READING ✿
.
.
."Jujur aja sama perasaan lo sendiri karena hanya lo yang tahu gimana perasaan lo sebenarnya."
- Alina Callista Wijaya -
***
Langit pagi di atas sana menyapa dengan kecerahannya yang mampu membuat semua orang tersenyum kala melihatnya. Dibanding dengan pagi yang mendung namun sejuk, tentu kebanyakan orang lebih memilih pagi yang cerah dengan pancaran sinar hangat untuk memulai hari.
Seperti itulah yang Auris rasakan, cuaca cerah di pagi hari lebih mendukung suasana yang baik pula pada dirinya. Gadis itu tersenyum manis sembari menatap langit di atas sana. Ia baru saja hendak beranjak untuk pergi ke sekolah ketika tiba-tiba sebuah motor berhenti di hadapannya.
Pengendara motor itu membuka kaca pada helm full face-nya. Itu Andra. Tapi, apa yang cowok itu lakukan disini sepagi ini?
"Berangkat bareng gue," ujar Andra menawarkan diri.
"Gue?" tanya Auris memastikan sembari menunjuk diri sendiri dengan jari telunjuknya.
"Iya, siapa lagi kalau bukan lo."
"Tapi, lo ngapain di daerah sini sepagi ini?" tanya Auris lagi sembari mengedarkan pandangan ke lingkungan sekitarnya.
"Rumah kita ke sekolah searah, dan gue lihat-lihat keknya lo baru aja mau berangkat. Jadi, sekalian aja bareng gue," jelas Andra.
Auris tersenyum seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo duluan aja nggak papa, gue bisa berangkat sendiri, kok," tolaknya dengan halus.
"Sekalian, kalau nunggu angkutan umum entar keburu masuk."
Auris melirik jam tangan di pergelangan tangannya. Ia tidak akan terlambat meski harus menunggu angkutan umum terlebih dahulu namun, bisa jadi akan mepet.
"Ayo, buruan," desak Andra.
"Beneran, Ndra, nggak papa?" tanya Auris dengan ragu.
Andra mengangguk singkat. "Buruan."
Kemudian Auris berjalan ke arah Andra. Ia naik ke atas motor dengan hati-hati dengan berpegangan di pundak lebar Andra. Tanpa membuang banyak waktu, Andra segera melanjutkan motornya menuju sekolah. Beruntung jalanan tak terlalu ramai, jadi mereka bisa sampai ke sekolah lebih cepat dari perkiraan.
"Makasih ya, Ndra. Maaf jadi ngrepotin," ujar Auris begitu sampai di parkiran sekolah dan turun dari atas motor besar milik cowok tersebut.
Andra mengangguk tanpa suara setelah melepas helm miliknya dan meletakkan helm tersebut di atas tangki motornya.
"Besok-besok bareng sama gue aja biar nggak ngabisin banyak uang," ujar Andra yang langsung saja dihadiahi kekehan pelan oleh Auris. Gadis itu tentu saja merasa canggung untuk melakukan hal tersebut.
"Gue bisa sendiri kok, santai aja," balas Auris. Tak lupa ia sertakan senyum manisnya.
Tak ada balasan dari Andra. Cowok itu hanya tersenyum tipis sebagai respon. Keduanya lalu beranjak pergi dari parkiran dan berjalan bersama menuju ruang kelas sembari sesekali membicarakan tentang tugas kelompok yang diberikan oleh Pak Surya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The False Reality (TELAH TERBIT)
Teen FictionHirap. Segala hal yang telah berlalu kini perlahan hirap ditelan masa. Menyisakan segala kehancuran yang abadi dalam ingatan setiap orang yang melaluinya. Luka akan kehancuran, luka akan kehilangan, semuanya akan tetap abadi meski sekeras apapun ber...