PART 17

74 9 0
                                    

『✙ Twisted Lies ✙』

Jam tujuh malam adalah jam dimana Ana baru bisa pulang kerja. Hari ini salon mereka sangat ramai apalagi sejak Masayu memposting foto dirinya yang sedang melakukan perawatan di sana waktu pertama kali mengunjungi tempat kerja Ana. Pengaruh yang diberikan oleh postingan Masayu membuat salon kecantikan mereka menjadi trending topik dan banyak dikunjungi banyak perempuan.

“Gue balik duluan, ya?” sapa Ana kepada rekan-rekan kerjanya.

Reyna menatapnya dengan khawatir. “Sendiri, An? Kenapa enggak minta jemput cowok lo aja?”

Ana menggeleng kecil. “Gapapa. Dia pasti capek juga sama kegiatan dia hari ini. Gue gapapa kok sendirian.”

“Tap—”

“Gapapa, An. Balik aja. Reyna emang paranoid banget hari ini!” ucap salah satu rekan kerja mereka.

Ana tersenyum dan melambaikan tangannya kepada mereka lalu berlalu pergi. Reyna yang melihat itu langsung murung.

“Lo kenapa sih? Ana juga biasanya kalo enggak bareng pacarnya juga balik sendiri kok. Jangan terlalu paranoid deh, Rey.” Salah satu rekan kerjanya menegur.

Reyna tak menyahut. Mereka tak tahu saja bahwa ia kemarin tak sengaja melihat bagaimana Hendra pulang ke rumah lama Ana dan mengatakan bahwa banyak hal buruk mengenai Ana dan kemudian menyeringai sambil berkata bahwa Ana akan merasakan akibatnya karena mencampakkan Hendra. Reyna sebagai teman dekat Ana tentu saja takut dan cemas.

『✙ Twisted Lies ✙』

Saga membuka pintu apartemen Ana dan hanya untuk mendapati sosok Clara sedang belajar di ruang tamu dengan laptop dan banyaknya laporan.

“Ana mana, Ra?” tanya Saga. Clara menoleh dan menjawab, “belum balik, Kak.”

Clara memang memanggil Saga dengan sebutan ‘Kakak’ lantaran statusnya sebagai pacar Ana walaupun usianya lebih tua dari Saga. Pemuda itu juga tak mempermasalahkannya, ia juga tak mau memanggil Clara dengan sebutan ‘Kakak’ hanya karena usianya yang lebih muda daripada kedua kakak beradik itu.

Saga menatap jam tangannya dan kemudian berkata, “gue jemput aja deh.” Clara menatapnya dan menyahut, “baliknya jangan jajan makanan, Kak. Gue abis masak soalnya. Makan di sini aja.”

Saga mengangguk paham dan kemudian melangkah pergi meninggalkan Clara yang entah kenapa merasa cemas mengenai Ana yang belum pulang.

『✙ Twisted Lies ✙』

Di sisi lain, Ana sedang mengumpat kesal lantaran ia tak sengaja menginjak lubang yang membuat sepatu kirinya kotor.

“Tch, ngeselin banget sih. Kaki gue jadi kotor begini, ’kan? Ah, untung aja enggak bau!” sungut Ana sambil berjongkok membersihkan sepatunya dengan tissue basah.

Tanpa Ana sadari, dari belakang ada seseorang yang mendekatinya dengan perlahan. Saat Ana akan berdiri, orang itu langsung membekap mulut Ana dan menyeret gadis itu menuju gang sempit.

“Mphhhhh!” Ana berontak dan orang itu langsung mendorongnya hingga menabrak bak sampah besar di gang itu.

“Aish! Lo siapa sih? Sakit tau!” bentak Ana sampai ia mendongak hanya untuk mendapati sang Ayah yang kini menatapnya dengan tatapan tajam.

Ana memutar bola matanya jengah. “Apa lagi? Gue enggak ada uang! Cari aja di tas gue!” Gadis itu melemparkan tasnya ke kaki Hendra. Ia memang tak membawa kartu apapun dan hanya membawa uang pas hari ini. Untung saja ia meninggalkan barang-barang berharga di apartemen. Jadi, ketika bertemu dengan Hendra sekarang ia takkan takut kehilangan apa-apa.

[03] Twisted Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang