『✙ Twisted Lies ✙』
Ana menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, menatap langit-langit kamarnya. Entah kenapa bayangan pertemuannya dengan keluarga Saga tadi terus melintas dalam pikirannya. Ada sedikit rasa tidak enak dan rasa tidak tega melihat orang tua saga dibohongi oleh mereka berdua. Baru kali ini, Ana memikirkan klien sampai sebegininya.
Tring... Tring...
Ana melihat layar ponselnya, sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal masuk. Ana mengernyitkan keningnya, lalu tetap mengangkat panggilan telepon itu.
"Halo?"
'Halo, ini Tante. Kamu sudah sampai di rumah?'
Ana sedikit syok ketika mendengar suara Masayu dari telpon.
"Iya, Tante. Ana udah sampe dari tadi."
'Syukurlah, tadi diantar sampai rumah ’kan sama Saga?'
"Iya, Tante. Sampe depan rumah kok."
'Yasudah, kamu istirahat, kalau senggang besok Tante mau mampir ke klinik tempat kamu kerja.'
"Boleh, Tante. Nanti Ana kasih alamatnya."
'Okedeh kalo gitu, good night sweety.'
"Night, Tante."
Panggilan terputus, Ana menghela nafasnya, hatinya jadi tambah tidak enak. Namun, mau bagaimanapun ini demi kelangsungan hidupnya juga. Jadi, mau tak mau harus dirinya hadapi dengan tenang.
『✙ Twisted Lies ✙』
Ana keluar dari ruang ganti seragam kerja. Ana berjalan ke arah lobby klinik.
"Ah, itu dia Ana. Ana! Ini ada yang cari kamu!" Rekan kerja Ana yang melihat Ana baru keluar langsung memanggil Ana untuk mendekat. Ana menatap temannya dengan tatapan bingung, lalu menatap ke arah seorang wanita yang kini ikut menatapnya.
"Tante?"
"Pagi, Sayang. Tante bisanya pagi datang ke sini. Siang padat acara, biar tambah cakep muka Tante sebelum datang ke acara-acara. Jadi, Tante mau perawatan dulu," ucap Masayu.
Ana tersenyum canggung setelah menyalami Masayu, tapi sekuat tenaga juga Ana akan bersikap profesional.
"Ana kaget Tante ke sini pagi-pagi gini. Yaudah kalau gitu Ana bakal handle wajah Tante hari ini," ucap Ana. Mendengar itu, Masa tersenyum lebar.
"Tante jadi gak sabar, pasti muka Tante makin kinclong deh habis ini," ucap Masayu yang nampak sangat bahagia.
"Tante gak perlu khawatir, abis dari sini Tante pasti bakal kelihatan lebih muda," ucap Ana.
Begitu selesai berbincang sedikit, Ana mengarahkan Masayu mengisi pendaftaran dan pilihan perawatan apa. Para rekan kerja Ana pun sudah tak sabar ingin menggoda Ana. Pasalnya saat Masayu datang ke klinik, langsung menanyakan keberadaan Ana yang merupakan pacar anaknya itu.
『✙ Twisted Lies ✙』
Beda halnya dengan Saga. Cowok itu kini sedang nongkrong di Kantin sekolah bersama teman-temannya.
"Gimana? Ceweknya cakep?" tanya Delon.
"Cakep sih. Okelah sejauh ini," jawab Saga.
"Awas lo jatuh cinta beneran ntar," celetuk Galuh.
"Ya gak mungkinlah bego," jawab Saga dengan cepat.
"Gada yang gak mungkin, dari cerita yang gue denger, dia itu orangnya semenarik itu, susah buat dilupain, makannya banyak orang yang mau sewa tuh cewek jadi pacar sewaan," ucap Delon selaku timses.
"Gak akan dan gak bakal pernah, yakali gue suka sama cewek modelan kayak dia," ucap Saga.
"Lah emang kenapa? Udah cantik dan gue rasa dia juga pastinya gak bakal sembarangan nerima ajakan date dari cowok," ucap Delon.
"Udah stop omong kosong lo ya. Gue cuman bakal jadiin dia pacar sewaan sampai gue dipercaya lagi sama bokap," ucap Saga.
"Lo gak mikir panjang? Mau seberapa lama lo manfaatin pacar sewaan? Ntar kalo cuman beberapa hari atau minggu ya itu bakal bikin orang tua lo jadi penasaran dan bakal gali semua hal yang lo lakuin," ucap Galuh.
"Yaudahlah itu urusan nanti, yang terpenting sekarang gue udah gak capek ditanya kapan bawa cewek mulu," ucap Saga.
Galuh dan Delon hanya mengangguk-angguk sok paham, karena percuma menceramahi Saga. Tidak akan mempan.
『✙ Twisted Lies ✙』
Setelah selesai perawatan, Masayu akan langsung pergi. Tak lupa Ana mengantar Masayu sampai ke depan klinik.
"Nanti kita pergi keluar, ya. Kalau kamu libur, kita jalan. Tante gak sabar mau ajak kamu main dan ngenalin kamu ke temen-temen Tante," ucap Masayu yang excited.
Ana tersenyum manis. "Iya, Tante. Siap. Makasih udah nyempetin mampir ke tempat kerja Ana, bahkan traktir semua anak klinik. Jadi gak enak banget," ucap Ana. Pasalnya Masayu memesan makan untuk para staff klinik. Hal itu membuat Ana juga tidak enak.
"Udah gapapa, santai. Tante seneng juga kok ngelakuin ini. Kamu semangat kerja hari ini dan kalau pulang nanti minta jemput Saga aja. Kalau dia gak mau nanti Tante marahin," ucap Masayu yang membuat Ana refleks terkekeh geli.
"Iya, Tante. Siap. Nanti juga Ana sama Saga mau ketemu," ucap Ana bohong. Mana ada ketemu, sampai sekarangpun Saga tak ada mengirimkan pesan padanya.
"Yaudah. Tante duluan ya," ucap Masayu yang mencium kedua pipi ana.
Ana tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Masayu yang pergi dengan mobilnya. Sepeninggalannya Masayu, Ana tiba-tiba merasa tidak enak melihat ketulusan hati Masayu bahkan rasa sayang yang terang-terangan itu membuat Ana teringat kembali pada ibunya. Timbul rasa sedikit tak tega dengan apa yang ia lakulan, tapi ini jalan yang harus Ana lewati.
Ana masuk ke klinik. Klinik sedang sepi, jadi anak-anak sedang makan.
"Sumpah ... udah berapa kali gue liat lo gonta-ganti pacar, baru kali ini yang nyokapnya sampe kesini dan kasih kita makanan begini," celetuk Tika—rekan kerja Ana.
Ana terkekeh saja. "Iya. Nyokap pacar gue yang baru baik banget," ucap Ana.
"Lo beruntung banget, An. Jangan sampai skip deh calon mertua yang begitu. Apalagi gue liat-liat dia kayak sayang banget sama lo."
Mendengar perkataan itu, Ana hanya tersenyum manis dan mengangguk. Tidak tahu saja mereka, bahwa saat ini Ana sedang bermain peran menjadi pacar kontrak dari ibu-ibu yang baik dan tulus itu.
『✙ Twisted Lies ✙』
Ana selesai bekerja jam 7 malam, karena ada yang harus di selesaikan. Ana keluar dari klinik, langkahnya terhenti ketika melihat ada Saga di parkiran depan klinik. Ana mengernyitkan keningnya lalu berjalan mendekati mobil Saga.
"Ngapain lo ke sini?"
"Jemput lolah, lo ’kan yang bilang ke nyokap kalo kita bakal ketemu? Lo kenapa gak bilang dulu sih ke gue?" tanya Saga yang sewot.
Ana menghela nafasnya. "Gue refleks bilang gitu. Nyokap lo udah ke klinik pagi-pagi, biar dia percaya ya gue bilang aja kita bakal ketemu," ucap Ana.
Saga menghela nafasnya. "Yaudah, masuk mobil. Gue anterin," ucap Saga.
Ana ingin menolak, tapi melihat Saga yang sepertinya sudah datang ke sini dengan sebal masa iya dirinya tolak untuk diantarkan pulang? Ana menuruti kata Saga saja.
"Ini terakhir, ya. Next, lo jangan ambil keputusan sendiri, gue juga punya acara sendiri," ucap Saga.
"Iya-iya sorry."
『✙ Twisted Lies ✙』
『✙ Part 5
『✙ ditulis oleh lindraVey
KAMU SEDANG MEMBACA
[03] Twisted Lies ✔
أدب المراهقينStory 03. [ Twisted Lies ] By : @girlRin @LindraVey ▪︎▪︎▪︎▪︎ Keterbatasan ekonomi membuat Ana tak melanjutkan sekolahnya setelah lulus dan memilih bekerja untuk mencukupi kehidupannya dan membiayai sekolah adiknya, Clara. Bekerja sebagai pacar sewaa...