PART 14

84 8 0
                                    

『✙ Twisted Lies ✙』

Ana menatap sebuah foto yang ada di atas meja riasnya. Foto dirinya, sang ibu dan Clara. Ana dari semalam sibuk bersiap untuk pindah hari ini, dirinya hanya membawa pakaian dan beberapa barang saja karena kata Saga semuanya sudah lengkap.

Beruntung pula, semalaman ini Hendra tidak pulang, jadi tidak ada yang membuat mood Ana jadi buruk. Akhirnya, setelah lama menunggu untuk bebas, Ana bisa keluar dari rumah ini. Walau di rumah ini banyak sekali kenangannya bersama sang ibu, tapi Ana mau tak mau harus pergi, demi dirinya juga Clara.

"Kak, kita beneran bakal pindah? Terus ayah gimana?" tanya Clara.

"Gak usah mikirin ayah dulu, dia juga gak mikirin kita. Setidaknya kita bisa bebas dari dia sementara waktu," ucap Ana.

"Clara takut, dengan kita pergi kayak gini, ayah bakal tambah bikin hidup kita susah kak," ucap Clara yang takut kalau Ana akan dibuat tambah susah oleh ayahnya.

"Clara, Kakak gak mau kamu terus-terusan gak fokus sama kuliah kamu, ayah itu urusan Kakak, kamu gak usah mikirin, ayah yang gak pernah mikirin kita selama ini," jelas Ana. Mendengar itu, Clara hanya mendengarkannya dan mengerti. Sampai kapanpun juga Clara akan terus ikut dengan Ana.

Tak lama suara pintu masuk berbunyi, Ana keluar. Dilihatnya Hendra yang baru pulang, kali ini tidak seperti seseorang yang habis mabuk.

"Kami bakal pindah buat sementara waktu," ucap Ana. Mendengar itu Hendra langsung menatap Ana.

"Banyak duit kamu ya," ucap Hendra.

Ana menghela nafasnya. "Ini bukan soal ada atau enggak ada duit, aku mau tinggal sama Clara dilingkungan baru, lingkungan yang bisa bikin aku ataupun Clara sehat, Clara juga harus fokus kuliah, gak keganggu terus pas lihat Ayahnya yang pulang-pulang bikin ribut," ucap Ana.

"Silahkan, tapi aku mau uang," ucap Hendra.

"Gak, Ana gak punya duit lagi, kerja kalau butuh uang," ucap Ana. Mendengar itu, Hendra langsung mendekat ke arah Ana.

"Kamu kasih uang atau Ayah ganggu kehidupan kamu sama cowok kayak kamu itu?" tanya Hendra. Mendengar itu, Ana langsung menatap wajah Hendra marah.

"Gak usah ganggu kehidupan orang lain, Ayah udah bikin hidup aku sama Clara tuh berantakan, gak puas?"

"Udahlah banyak omong, kamu pasti punya duit," ucap Hendra.

"Gak ada!"

"Ngelawan terus kamu?!"

"Ana juga udah capek sabar terus, Ana gak mau terus-terusan jadi kepala di keluarga ini, Ana capek!"

"Capek apa? Capek jual diri kamu?"

Mendengar itu Ana syok dan menatap tajam Hendra. Tega, ayahnya sendiri mengeluarkan kata-kata tidak pantas pada dirinya.

"Maksud lo apa? Gue udah berusaha buat selalu menghormati lo sebagai ayah gue, tapi semakin kesini, otak dan pikiran lo semakin gila!"

"Berani sama Ayah, kamu?"

"Ngapain takut?!"

Saat Hendra beraba-aba ingin menampar Ana, seorang tangan menghentikkan gerakan tangan Hendra.

Hendra menatap seorang pria di hadapannya, itu Saga. Entah kenapa bisa Saga tiba-tiba ada di rumah Ana sekarang.

"Lo gak papa?" tanya Saga membuat Ana menatap Saga agak syok.

[03] Twisted Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang