『✙ Twisted Lies ✙』
Setelah ucapan Ana kemarin, Saga terus berpikir kenapa rasanya Ana menjadi semakin menarik di matanya? Apa dirinya benar-benar jatuh cinta pada Ana? Kalau iya, apa yang harus dirinya lakukan?
"Bener juga, masa iya kita juga nikah secara kontrak?"
"Kontrak? Kontrak apa, Saga?"
Saga syok mendengar suara Masayu yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.
"Dih, Mama bisa-bisanya langsung nongol kayak jailangkung?" tutur Saga berusaha untuk tidak gugup.
"Suka-suka Mama dong. Kamu lagi mikirin apa? Kontrak-kontrak? Kontrak apa? Kamu lagi ngontrak atau apa?" tanya Masayu.
"Apaan sih, Ma? Kepo deh, ini urusan anak muda," ucap Saga. Masayu memutar bola matanya malas. "Gak jelas. Oh iya, gimana? Ana udah punya plan buat serius gak? Kamu udah ngomong sama dia?" tanya Masayu.
Mendengar ucapan Masayu, Saga terdiam sejenak berusaha mencari jawaban yang sekiranya tidak menjebak.
"Lagi Saga usahakan, nikah itu bukan hal yang gampang dan mudahkan. Jadi, Saga harus lebih meyakinkan Ana dulu," ucap Saga.
Masayu mengangguk-anggukkan kepalanya. "Semoga secepatnya pernikahan itu terwujud, Mama bahagia sekali pastinya kalau Ana jadi menantu Mama, Ana itu anak perempuan yang perfect," ucap Masayu.
"Terus aja Ana dipuja-puja, sedangan Saga dibodoamatin terus," ujar Saga dengan memanyunkan bibir.
"Lah, suka-suka Mama dong," ucap Masayu lalu melengos keluar dari kamar Saga.
"Sumpah, Mama tambah hari tambah gaje," ucap Saga sambil geleng-geleng.
『✙ Twisted Lies ✙』
Ana sedang libur hari ini, kegiatannya saat ini adalah membaca sebuah buku sambil duduk di balkon. Hanya ada dirinya sendiri di apartemen. Clara sudah pergi sejak pagi bersama Delon, katanya ingin pergi berwisata. Sepertinya Clara dan Delon semakin dekat. Ana tak ambil pusing. Selagi Delon pada Clara, Ana tak akan melarang keduanya menjadi dekat.
"Kenapa gue jadi mikirin Saga mulu sih ini?"
Ana jadi tak konsen membaca. Akhirnya Ana menutup bukunya itu. "Semakin dekat semakin gue terus kepikiran, apa gue jatuh hati sama dia?" Ana cukup frustasi dengan situasinya saat ini.
Tak lama kemudian suara pintu Apartemen terdengar. "Saga?" Ana menatap Saga yang tiba-tiba datang tanpa memberitahunya.
"Lah sendirian? Clara mana?" tanya Saga yang mendekat ke balkon sambil menenteng sebuah kantong berisi cake.
"Lagi keluar. Jalan sama Delon. Lo tumben jam segini ke sini?" tanya Ana yang merasa heran.
"Gatau. Pengen ke sini aja. Lo udah sarapan?" tanya Saga.
Ana mengangguk. "Lo?" tanya Ana balik. Begitupun Saga, pria itu juga mengangguk.
"Gue kok banyak pikiran ya jadinya? Pertama kalinya gue mikirin sesuatu sampai kepikiran banget begini," ucap Saga. Ana menatap sekilas Saga. Sepertinya cowok itu masih memikirkan tentang nasib mereka berdua.
"Gue juga mikirin, tapi tetep sama kayak yang gue omongin kemarin. Pernikahan itu sakral, tapi gue juga banyak mikirin hal ini," ucap Ana.
"Kalau salah satu dari kita tiba-tiba ada yang punya rasa gimana?" tanya Saga tiba-tiba membuat Ana refleks menatap Saga.
"Gatau, tapi gue semakin takut aja. Kita dari dunia yang berbeda. Itu hal yang paling gue takutin," ucap Ana.
Saga ikut menatap Ana. "Ana ... keluarga gue welcome banget ke lo. Mereka suka banget sama lo. Mau lo dari dunia mana kek, keluarga gue gak pernah perduliin hal kayak gitu. Emang kita hidup di jaman apa? Masih aja memperdulikan perbedaan, yang penting gak beda agama aja udah," ucap Saga.
Ana menghela nafasnya. "Gue juga ngerasain ketulusan keluarga lo, tapi ga tau kenapa gue takut," ucap Ana.
"Takut diapain sih? Jujur aja, An. Kayanya gue mulai suka beneran sama lo. Gue udah banyak mempertimbangkan hal ini. Lo tau sendiri, gue gak pernah pacaran secara serius. Ngejalanin hal pura-pura kayak gini sama lo malah bikin hati gue jadi beda. Gue gak paham sama diri gue sendiri yang tiba-tiba begini, tapi gue cuma pengen jujur aja," ucap Saga yang blak-blakan membuat Ana yang mendengar perkataan Saga hanya bisa tercengang.
Ana terdiam untuk sesaat, mencoba mencerna ucapan Saga yang sedang menyampaikan isi hati dan kepalanya. "Gue juga mikirin lo terus, tapi gue belum yakin sama apa yang gue rasain ke lo," ucap Ana.
"Gue paham karena lo itu cewek profesional dan udah mikir ke depannya gimana. Gue malah salut banget sama lo. Gue juga lagi meyakinkan hati gue, apa ini bener rasa suka dan sayang ke lo atau cuman hal lain yang gue juga gak paham," ucap Saga.
"Untuk beberapa saat kita jalanin aja dan mencoba mahamin perasaan masing-masing. Cuman itu kayanya cara satu-satunya buat saling meyakinkan," ucap Ana.
Mendengar ucapan Ana maka Saga pun mengangguk. "Oke, gue setuju sama pendapat lo. Kalau perasaan gue tetep sama atau malah lebih, dapat dipastikan gue jatuh cinta beneran ke lo," ucap Saga.
"Gue juga bakal meyakinkan hati gue," ucap Ana.
"Yaudah, makan nih kue, gue udah effort nyari kue," ucap Saga.
"Gada yang nitip kue, sok-sokan banget bawain kue," ucap Ana.
"Ya namanya bertamu ke tempat orang, minimal bawa sesuatu," ucap Saga.
"Biasanya juga bawa masalah lo ke sini," ucap Ana.
"Enak aja lo," ucap Saga yang tak terima dengan ucapan Ana.
『✙ Twisted Lies ✙』
Saga dan Ana sekarang berada di Mall, mereka habis nonton di Bioskop.
"Ana?" Saga dan Ana menghentikan langkah mereka setelah mendengar seseorang memanggil Ana.
Ana menatap seorang wanita di hadapannya. "Karin?"
"Wah udah lama gak keliatan. Lo gimana sekarang?" tanya Karin.
"Baik, lo apa kabar?" tanya Ana.
"Baik, eh bentar? Ini pacar baru?" tanya Karin. Mendengar pertanyaan itu, Ana langsung mengangguk.
"Heum, baguslah udah punya pengganti. Langgeng, ya. Gue lanjut pergi dulu," ucap Karin. Ana mengangguk lalu keduanya saling berpamitan.
"Siapa?" tanya Saga.
"Sepupunya mantan gue," jawab Ana.
"Mantan asli apa kontrak?" tanya Saga.
"Kontrak," jawab Ana.
"Udah lama?" tanya Saga.
"Sebelum sama lo," jawab Ana.
"Selesai kontrak kenapa?" tanya Saga.
"Dia dipaksa dijodohin dan orang tuanya gak suka sama gue," jawab Ana.
"Oh," ucap Saga yang terkesan cuek.
Ana menatap sekilas ke arah Saga. "Kenapa lo? Cemburu?" tanya Ana.
"Sok tau. Ngapain juga cemburu? Orang lo udah kelar sama dia," ucap Saga. Ana mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Mama lagi di Mall ini juga katanya. Kita samperin dia aja gimana? Kita belum makan juga," ucap Saga yang memperlihatkan chat antara dirinya dan Masayu.
"Boleh," ucap Ana mengiyakan ajakan Saga.
Mereka berdua langsung menuju ke restoran tempat Masayu berada.
『✙ Twisted Lies ✙』
『✙ Part 25
『✙ ditulis oleh lindraVey
KAMU SEDANG MEMBACA
[03] Twisted Lies ✔
Fiksi RemajaStory 03. [ Twisted Lies ] By : @girlRin @LindraVey ▪︎▪︎▪︎▪︎ Keterbatasan ekonomi membuat Ana tak melanjutkan sekolahnya setelah lulus dan memilih bekerja untuk mencukupi kehidupannya dan membiayai sekolah adiknya, Clara. Bekerja sebagai pacar sewaa...