PART 8

95 8 0
                                    

『✙ Twisted Lies ✙』

Ana menunggu kedatangan Saga di cafe dekat kliniknya. Setelah menerima pesan dari saga siang tadi, yang mengajak dirinya untuk bertemu, Ana pastinya langsung mengiyakan.

Ana menunggu sekitar sepuluh menitan lalu datanglah Saga yang mendekat ke arahnya. Ana menatap Saga sambil geleng-geleng, Saga yang masih memakai seragam SMA dan hanya dibaluti dengan jaket jeans.

"Sorry ya lama, ban gue bocor tiba-tiba," ucap Saga yang langsung duduk berhadapan dengan Ana.

Ana mengangguk-anggukkan kepalanya, "lo gada baju lain apa? Ini orang ngira bukannya lo yang nyewa gue, tapi gue yang nyewa lo," ujar Ana.

"Yaelah, mau gimana lagi gue abis nongkrong sama anak-anak, lagian siapa juga yang perduli," ucap Saga acuh tak acuh.

Ana menghela nafasnya lalu mongode ke beberapa orang yang menatap mereka, melihat kode dari Ana, Saga pun ikut menatap ke samping kanan kirinya, benar saja beberapa orang memperhatikannya, dengan refleks Saga mengancingkan jaketnya.

"Udahlah ngapain ngurusin orang, mending lo pesen, kenapa ga mesen duluan?" tanya Saga.

"Sekalian aja biar gak dua kali," jawab Ana. Tak lama setelah itu, mereka memesan minum dan makan dahulu sebelum ke topik pembicaraan yang akan Saga bahas.

"Gue bakal memperpanjang kontrak kita satu bulan, karena orang tua, termasuk bokap gue kayak gak percayaan gitu," ucap Saga langsung ke poin utama.

Ana yang sedang minum itu langsung berhenti dan menatap Saga sejenak, lalu menganggukkan kepalanya. "Oke, yang penting bayaran gue aman," ucap Ana.

"Tenang aja, itu masalah gampang. Tapi, gue mau membicarakan tentang kita, gue harus bikin orang tua gue percaya kalau kita ini emang bener-bener saling jatuh cinta," ucap Saga, mendengar itu Ana terkekeh ringan.

"Gue udah memperlihatkan semuanya ke orang tua lo, lo aja yang kaku," ucap Ana.

"Enak aja, gue juga mulus-mulus aja. Beberapa hari lagi kayanya nyokap gue bakal ngajak ketemu lagi dan kita harus memperlihatkan lebih dari kemarin," ucap Saga.

"Gue sih aman, tinggal lo nya aja yang latihan biar gak kaku," ucap Ana. Saga hanua mendecih.

Mereka lanjut membahas apa saja yang akan mereka lakulan nanti dan beberapa pertanyaan personal.

『✙ Twisted Lies ✙』

Esok harinya, Ana tiba-tiba ditelpon oleh Masayu. Ibunda Saga itu mengajaknya untuk girls time, karena Ana libur dan sudah konfirmasi dengan Saga, Ana pun menerima ajakan Masayu. Tak hanya ingin pergi dengan Ana, Masayu juga menyuruh Ana membawa Clara, adiknya.

"Tumben banget ada ibunya pacar kakak yang mau ngajak keluar gini? Kakak udah serius bangetkah sama pacar kakak ini?" tanya Clara.

"Udah kamu ikut aja, kakak juga sebenarnya gak enak diajak mulu, tapi kalau ditolak ’kan gak enak. Kamu harus sopan ya nanti kalau ketemu, dia baik banget orangnya," ucap Ana mengingatkan Clara.

"Iya, siap. Tapi kakak belum cerita ke Clara deh kalau kakak punya pacar baru," ucap Clara.

"Gak sempet cerita-cerita ’kan sibuk kerja, lagian hubungannya juga masih baru," ucap Ana.

"Kakak udah punya niatan buat nikah?" tanya Clara, mendengar itu Ana pun langsung mendelik pada Clara.

"Gak ya, kakak gak akan nikah sebelum kamu lulus kuliah," ucap Ana.

Clara menghela nafasnya, jawaban yang selalu Ana lontarlan saat Clara membahas pernikahan.

"Kakak juga baru 20 tahun ini, ngapain mikirin nikah?" tanya Ana melanjutkan ucapannya.

"Iyadeh," ucap Clara yang menghentikan sesi tanya jawabnya.

Setelah selesai bersiap, Ana pun memesan taksi online. Karena Ana tidak ingin merepotkan Masayu untuk menjemputnya, Ana meminta Masayu menunggunya di Mall tempat mereka bertemu, meski awalnya Masayu bersitegas untuk menjemput Ana, tapi pada akhirnya Masayu menurut saja apa yang Ana inginkan.

Tak lama setelah itu, Ana dan Clara pun berangkat. Untung tidak ada sang Ayah di rumah, jika ada pasti Ana akan berperang dulu sebelum berangkat.

Ana tak ingin memikirkan sang Ayah untuk hari ini, hari ini hari Ana untuk merasakan dunia dalam keadaan baik.

Sekitar 20 menit di perjalanan, Ana sampai di mall bersama Clara. Masayu sudah menginfokan pada Ana, bahwa dirinya menunggu di restaurant sushi di lantai 2. Ana langsung saja ke tempat yang Masayu bilang.

"Ana!" Ana menagap Masayu yang melambaikan tangan, Ana tersenyum dan berjalan ke arah Masayu diikuti dengan Clara.

"Tante," ucap Ana menyapa Masayu sambil menyalami Masayu, diikuti Clara.

"Maaf ya lama nunggu, tadi kejebak macet," ucap Ana.

"It's oke, tante paham. Oh iya kenalin, ini Rere, asisten pribadi tante yang bakal nemenin dan ikut kita have fun hari ini," ucap Masayu memperkenalkan seorang wanita berusia 30 an pada Ana.

Ana mengangguk, juga menyalami wanita itu.

"Ini Clara tante, adik Ana," ucap Ana memperkenalkan Clara.

"Wah, cantik sekali, sama seperti kakaknya," ucap Masayu menuji Clara.

"Makasih, Tante," ucap Clara.

"Kita makan dulu aja ya, tante udah pesenin makan, ini nunggu dulu, daritadi tante juga lagi nunggu," ucap Masayu.

Ana dan Clara hanya menurut, karena Ana mengingat apa yang Saga bilang di telpon tadi —

Intinya apa yang dikasih nyokap gue, lo ambil aja, kalau lo gak ambil, berarti lo gak ngehargain dia.

Tapi Ana juga was-was, takutnya Masayu juga berlebihan memberikan sesuatu padanya, karena semua yang ia lakukan sampai saat ini hanyalah 'sandiwara' yang anak dan dirinya bangun.

Sekitar satu jam di restaurant, mereka lanjut keluar menuju area belanja surganya wanita, tas, pakaian, kosmetik dan banyak hal.

"Tante udah lama banget gak belanja lagi, hari ini kita harus puas-puasin belanja," ucap Masayu.

"Kita ke toko tas dulu yuk," ucap Masayu yang masuk ke dalam toko tas sambil menggandeng Ana. Melihat Masayu yang nampaknya terlihat sangat sayang dan perhatian padanya, Ana jadi tambah terenyuh.

"Ini bagus deh buat kamu," ucap Masayu yang melihat sebuah tas di etalase bagian depan. Nampak sebuah tas mewah yang elegan.

"Kayanya gak cocok tante, terlalu mewah," ucap Ana yang menolak secara halus.

"Tapi bagus kan ya, modelnya kekinian banget," ucap Masayu.

"Iya bagus modelnya, ta—" belum sempat melanjutkan kata-katanya, ucapan Ana langsung diserobot oleh Masayu.

"Oke kita keep yang ini satu," ucap Masayu. Ana menggerutu dalam diam, salah. Dirinya salah memuji tas itu. Bukan hanya Ana yang syok, Clara juga agak syok, karena bukan apa-apa, belum jadi mertua aja udah baik begitu pada kakaknya, apalagi kan tas yang ingin dibeli itu harganya sangat mahal.

"Apa yang kamu suka, kita beli hari ini. Berlaku juga untuk Clara, kalau ada yang kamu suka, bilang saja, jangan sungkan, toh kita calon keluarga," ucap Masayu.

Mendengar itu, Ana kembali terdiam dan memikirkan bagaimana nasibnya kedepan. Entah kenapa, hubungan kontrak kali ini cukup rumit dibanding sebelumnya. Ana merasa sangat terbebani kali ini, tapi dirinya juga butuh uang.

Ana kembali menggalau dengan situasi saat ini. Masayu sangat baik padannya, seperti ibunya sendiri, bahkan bisa dibilang, Ana merasakan  hadirnya kembali sosok ibu yang lama hilang.

『✙ Twisted Lies ✙』

『✙ Part 8
『✙ ditulis oleh lindraVey

[03] Twisted Lies ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang