BAB 24 : KEHANCURAN

66 10 15
                                    

"Kau juga belum sadar tuan? Kau telah di khianati oleh Steven. Ia mencoba memanfaatkan dengan menyuruhmu memberikan seluruh informasi bahwa keluarga halberd akan pergi ke perairan. Kau tidak sadar akan hal itu? Akan ku perlihatkan foto bagaimana kota ini lenyap padamu, agar kau tersadar bahwa kita semua harus selamat dari kehancuran kota ini." Albert kembali menguatkan bahwa dia tidak salah atas semua ini. Kemudian ia mengeluarkan sebuah foto dari saku celananya. Foto yang membuat Johan tak menyangka bahwa kota tua yang cantik ini menjadi hutan belantara yang sangat lebat.

---

Sebuah foto yang di berikan Albert membuat Johan tak menyangka. Johan yang berasal dari tahun 2019, benar apa adanya. Kota Vietta yang saat ini Johan tempati akan lenyap beberapa belas tahun kemudian. Ia awalnya sedikit tidak percaya apa yang di ucapkan Steven saat menceritakan pertemuan dengan Albert. Namun bukti yang terpampang jelas di depannya membuat Johan terdiam tak menyangka. Walaupun Johan berasal dari sebrang kota. Tapi mengapa ia tidak menemukan sama sekali tentang hilangnya Kota Vietta ini. Kota yang terkenal minimnya kasus kejahatan, ternyata menyimpan banyak kasus kelam di dalamnya. Entah siapa yang bisa menutupi rentetan kejadian ini begitu rapih di masa mendatang.

"Jika seperti ini. Bagaimana cara kita kembali?!" ucap Johan di tengah kesunyian ruang koneksi dan waktu.

"Kita tunggu saja kedatangan ayahku. Dia yang akan mengambil 'Vietta World' itu dari keluarga palsunya itu" jawab Albert menyeringai.

---Fatar---
-2009-

🔒Misi Pencarian Nomor Anonim 🔒

Fatar dan Alex segera pergi ke perpustakaan kota untuk mencari informasi tentang keluarga halberd lebih jauh. Mereka masih menyelidiki siapa sosok di balik nomor anonim yang selalu mengirimkan pesan aneh yang dikirimkan oleh seseorang berinisial dengan akhiran kata 'halberd'. Pesan yang selalu bertuliskan "1990. Jangan Khawatir".

Perjalanan dari rumah Alex ke perpustakaan memakan waktu yang lama. Bagaimana tidak, hujan salju kini semakin turun. Membuat seisi jalanan kota terkendala. Para petugas pembersih mengerjakan tugasnya untuk membersihkan salju yang turun di tengah jalan.

Waktu semakin larut, menunjukan waktu malam telah tiba. Untung saja perpustakaan kota Vietta selalu tutup tengah malam. Di perjalanan, mereka banyak melewati rumah-rumah tua yang bewarna coklat antik di hiasi dengan keindahan salju yang turun di atas langit. Tak hanya itu, lampu lampu sisa natal mulai di nyalakan oleh pemilik rumah.

Saat ini merupakan malam tahun baru. Wajar saja, sisa hiasan natal di rumah para warga masih terpampang jelas. Hujan salju pun turut memberikan keindahan kota.

Namun di malam tahun baru ini, sedikit sekali warga yang keluar rumah pada saat itu. Mereka lebih baik menghabiskan waktu luangnya untuk bersantai dirumah sembari menonton film dengan sebatang coklat yang menemaninya.

Ditengah perjalanan. Tiba tiba terdengar suara gemuruh kecil terasa kembali. Ya, semenjak seminggu terakhir, sering kali terdengar suara gemuruh dan sedikit guncangan di kota tua ini. Gemuruh yang mereka anggap normal, karena mereka menganggap suara itu di hasilkan dari pantai yang ada di dekat kota Vietta. Hembusan angin sering kali terasa kembali.

Tak lama dari itu mereka sampai ke perpustakaan. Perpustakaan berdinding kayu antik coklat dengan kesan keindahan serta kenyamanan membuat beberapa orang mengunjungi perpustakaan, walau di musim dingin malam hari seperti ini. Hiasan sisa natalan masih menghiasi perpustakaan tua saat itu.

The Murder Of Vietta [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang