BAB 15 : PERTEMUAN SANG TAKDIR

74 10 33
                                    

"Tuan, Apa kau melihat bagaimana keadaan mobil terakhir yang dikendarai Nino? Aku rasa seseorang telah mengincarnya sejak awal"

~~~

Johan memang merasa dirinya akhir-akhir ini dekat dengan Nino. Tapi jika di tanya tentang kejadian hari ini, dia sama sekali belum bertemu dengannya. Ia hanya berbincang lewat telepon, itu saja tidak memakan waktu yang lama.

"Tentu saja aku tidak tahu. Aku belum bertemu dengannya hari ini, bagaimana mungkin aku bisa mengetahui keadaan mobil miliknya" ucap Johan meyakinkan polisi itu.

Tiba tiba saja terdengar dari arah belakang Johan suara langkah kaki menghampirinya. Segera ia matikan telepon yang digenggamnya. Johan tahu seseorang yang sedang menghampirinya Steven Halberd, terlihat ia membawa 2 buah kopi di nampan yang ia bawa.

"Maaf jika menunggu lama. Mari kita mulai" ucap Steven sembari duduk yang kemudian ia menyimpan kopi di meja kecil tepat di antara mereka berdua.

Johan menyadari bahwa dirinya kini berada di posisi kurang aman. Tapi ia juga memiliki strategi yang sudah di rancang dengan baik untuk mengikuti alur pemikiran Steven Halberd.

"Seperti yang kau tau, Mr.Albert datang dari masa depan. Ia tahu tentang segala hal, terkhususnya kota Vietta ini---" omongannya terpotong begitu saja, ia langsung mencoba kopi yang dibuatnya

"Kau minum dulu, agar kita sama sama nyaman" ucap Steven menyuruh Johan meminum kopi buatannya

Ketika itu Johan langsung saja menuruti apa perintahnya. Namun ia tidak bodoh, kopi yang telah ia genggam dan tepat berada di depan mulutnya, tidak Johan minum sama sekali. Ia masih tidak percaya dengan sesosok kepala keluarga yang disegani saat ini.

"Ayo lanjutkan, bagaimana kau bisa bertemu dengan atasanku, kebetulan dia belum pernah menceritakannya" ucap Johan sembari menyimpan kembali gelas miliknya

---Pertemuan Steven Halberd dan Sang Penulis---

Satu tahun lalu, sebelum Mr.Albert gantung diri.

Saat itu, Steven Halberd sedang berkeliling kota Vietta menggunakan mobil hitam miliknya. Hari ia pergi tampaknya jalanan begitu sepi dari masyarakat, seluruh warga berdiam diri di rumahnya masing masing, sebab musim salju telah menyelimuti seluruh kota Vietta. Kebiasaan berkeliling Steven di musim dingin sudah tidak asing bagi keluarganya sendiri. Musim itu merupakan musim favorit dari sang kepala keluarga Halberd.

Ia sudah mengelilingi seluruh jalan di kota pada saat itu, hanya satu yang ia belum lewati. Jembatan 09T. Jembatan yang jarang sekali ia lewati. Namun di hari itu, perasaan keinginan untuk pergi kesana begitu besar. Steven Halberd pun langsung pergi kesana.

SUSSHHHHH

SUSHHHH

SUSSHHHHH

Suara hembusan angin begitu kencang, membuat Steven yang ada di dalam mobil pun merasakan betapa dinginnya jika ada seseorang yang berkeliaran di luar di situasi saat ini.

Suara hembusan angin begitu kencang, membuat Steven yang ada di dalam mobil pun merasakan betapa dinginnya jika ada seseorang yang berkeliaran di luar di situasi saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Murder Of Vietta [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang