BAB 11 : SANG PENULIS

79 12 19
                                    

"PAA TOLONG LIHAT INI!!!! CEPAT!!" suara teriakan dari rekan polisi lain membuat Johan dan Polisi yang sedang berbincang berlari ke arah sumber suara.

~~~

"Apa yang terjadi?!" ucap Polisi yang bersama Johan tadi

"Mayat Mr.Albert yang tergantung di dalam sana, kini lepas dari tali gantungannya" ucap Polisi yang tadi berteriak

"Mengapa bisa?!"

"Sepertinya beban yang di tanggung terlalu berat, sehingga tali yang digunakan untuk gantung diri terputus. Tapi itu masih asumsiku saja"

"Menurutku, tidak mungkin tali yang digunakan untuk bunuh diri bisa putus begitu saja. Jika Mr.Albert memang berniat untuk mengakhiri hidupnya, pasti ia sudah memikirkan matang matang tali yang akan digunakannya" ucap Johan

"Jadi menurutmu ini ada yang janggal tuan?" tanya seorang polisi

"Kita lihat saja nanti"

Polisi yang berteriak tadi, kini ditugaskan untuk menjaga di sekitar TKP taman viety, tujuannya agar orang orang tidak ada yang masuk ke daerah tempat kejadian. Sementara itu, Johan dan Polisi tadi bersiap siap untuk memasuki kamar mandi Cleveland yang tepat berada di balik mereka.

"Sebelum kita masuk, gunakan sarung tangan ini. Agar memudahkan saat proses otopsi nanti" ucap Polisi sembari menyodorkan sarung tangan miliknya

"Tidak usah, terimakasih. Aku sudah membawa sarung tangan plastik yang aku bawa di jasku" ucap Johan sembari ia memakai sarung tangan hitam miliknya.

"Oh ya, sebelum itu namaku Nino. Kau siapa?" tanya Polisi yang ternyata bernama Nino itu

"Saya Johan"

"Nama yang bagus anak muda. Ayo segera masuk" ucap Nino sembari ia membuka perlahan pintu kamar mandi yang berisi mayat Mr.Albert. Hal tak diduga muncul, tiba tiba saja pintu kamar mandi yang coba ia buka sangat sulit untuk didorong.

"Kau lihat ada apa di balik pintu ini" ucap Nino sembari menahan pintu yang terbuka sedikit

"Pantas saja pa, ada mayat Mr.Albert yang menahan pintu ini. Sepertinya gara gara ia terjatuh tadi"

"Oke kalau begitu sekarang kau bantu aku mendorong pintu ini dengan hati hati"

Johan dan Nino mendorong pintu itu perlahan lahan. Suara seretan kecil terdengar oleh mereka. Tidak ada setetes darah yang muncul pada saat itu, berbarengan dengan rasa ketidak curigaan mereka akan hal itu.

Tak lama dari itu, pintu yang mereka dorong terbuka. Tubuh Mr.Albert kini berada di balik pintu yang telah mereka berhasil buka. Terlihat kamar mandi Cleveland cukup besar, kamar mandi ini sepertinya bisa menampung 10 orang didalamnya. Nino segera menghampiri jasad Mr.Albert. Berbeda dengan Johan, pandangannya langsung menyorot ke arah amplop merah yang tersimpan di atas bak mandi di depannya.

"Aku rasa ini surat wasiat" ucap Johan sembari mengambil surat merah itu

-----------

JANGAN KHAWATIR
AKU SEKARANG BERADA DI TITIK PUNCAK KEDAMAIAN

KEPUTUSANKU MERUPAKAN KEPUTUSAN TERBAIK SELAMA AKU HIDUP DI DUNIA INI

JIKA AKU MENULIS SEBUAH DENDAM, HANYA SATU KALIMAT YANG AKAN KU TULISKAN.
-KAU PENGHIANAT-

PESAN TERAKHIR,
TOLONG URUS JASADKU OLEH SESEORANG YANG SELALU MENEMANI WAKTUKU.

DR.CATLIN

SAMPAIKAN PADA SEMUA ORANG
"AKU TIDAK PERGI, NAMUN KARYAKU AKAN MENGGANTIKANNYA"

The Murder Of Vietta [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang