Sudah di peringatkan untuk tidak baca yang di bawah umur.Di dalam sebuah mansion keluarga Gerdian, dua pihak keluarga melakukan pertemuan dan makan malam bersama. Di bagian meja makan duduk para orang tua, satu anak gadis dan satu lagi anak remaja laki-laki.
"Alena terlihat semakin cantik, dulu bunda terakhir lihat kamu saat kamu kelas 1 SMA," ucap Hira ibunda Alden.
Alena tersenyum malu-malu. "Terimakasih tante."
"Eh kok panggil tante? Panggil bunda dong, kan bentar lagi kamu jadi menantu bunda."
Alena tersenyum kecil, ia sendiri bingung harus berhadapan seperti apa dengan situasi ini, yang ia lihat Alden nampak tidak suka dengan perjodohan yang terjadi di antara mereka.
"I-iya bunda.." Alena gugup, hal itu membuat para orang tua tertawa.
"Alden juga terlihat semakin tampan, dari yang dulu. Poster tubuhnya atletis banget, pasti kebanggaan cewe-cewe ya?" Iren terkekeh kecil.
Alden sendiri tersenyum canggung tapi terlihat cuek sehingga ia lebih terkesan acuh tak acuh.
"Biasanya kalau badan besar tinggi seperti Alden, kalau malam pertama sakit, kamu harus kuat ya Alena," ucap Hira yang mana membuat Alena kepalang malu bukan main, sedangkan Alden sendiri hanya melirik bodo amat pada sang ibu.
"Jangan menakut-nakuti dong Hir, kasian anak ku," ucap Irene yang mana membuat Alena ingin pergi dari sana detik itu juga. Apa lagi Alden yang terlihat bodo amat.
"Sudah-sudah kita makan dulu."
Mereka makan dengan di selingi candaan, sedangkan Alena sama sekali tidak bisa bergerak bebas. Banyak pikiran yang berputar di otaknya. Alden, laki-laki itu makan dengan santai bahkan sejak pertama kali bertemu Alena Alden hanya menatap Alena sekali saja.
Karena ia tidak ingin berpikir pusing, akhirnya setelah makan malam Alena mengajak Alden berbicara di taman belakang mansion.
"Bunda, ayah, ma, pa, aku ingin bicara berdua dengan Alden," ucap Alena membuat Alden mengangkat kepalanya.
"Iya silahkan, pergilah kalian memang butuh waktu berdua."
Alden meraih segelas air putih dan menegaknya, barulah setelah itu ia bangkit dan melangkah pergi bersama dengan Alena menuju taman belakang mansion.
Sampailah keduanya di taman mansion, Alena mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang taman. Sedangkan Alden, ia masih berdiri menatap punggung polos gadis di hadapannya. Putih nyaris sempurna tanpa noda.
"Apa yang mau lo omongin?" tanya Alden dengan suara yang berdiri khas dingin dan cuek.
Alena menghela nafas pendek. "Kalau lo mau menolak perjodohan ini katakan saja dari sekarang, gue gak mau banyak berharap sama lo, Al."
Alden terdiam, ia melangkahkan kembali kakinya dan kini mendekati Alena. Ia duduk di samping gadis itu, bahkan posisi mereka sangat dekat. Alena sendiri sampai terkejut melihatnya.
"Emang lo liat gue gak suka sama perjodohan ini?" tanya Alden sarkastis.
Alena menoleh, tatapan keduanya terkunci, manik mata coklat terang Alena dan biru almond milik Alden. Beberapa detik, keduanya sama-sama tekunci dengan manik mata satu sama lain yang memperlihatkan ke indahan di dalamnya.
"Bukan gitu, tapi sikap lo..."
"Kenal berapa tahun sama gue?" Belum sempat Alena melanjutkan ucapannya, Alden sudah lebih dulu menyahut.
Alena diam.
"Kenapa diam hm?" tanya Alden bergerak mengusap puncak kepala Alena dengan sayang. Hal itu membuat Alena terkejut, apa lagi laki-laki macam es kutub itu saat ini tengah tersenyum manis padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband My Badboy! 21++
Roman d'amourLAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa kelas 12 yang begitu terkenal di sekolah dengan sikap super nakalnya. Seorang badboy, ketua geng mo...