6. STALKER

53 6 0
                                    

Jangan terlalu dipikirkan jika kau tak igin semakin jatuh, jatuh cinta.

acechocomint_

UKS SMA GARUDA RAYA, 07.25 WIB.

          Hana membuyarkan lamunannya ketika sampai di depan pintu UKS lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut. Netranya melihat tas Bisma yang di letakkan secara asal dibawah ranjang.

Pantas saja Hana tadi tidak melihat cowok itu membawa tasnya, padahal ia yakin cowok itu belum berangkat saat Bu Dania mengabsen.

Hana mendudukkan dirinya di atas ranjang lalu menoleh ke arah kirinya yang bertepatan dengan jendela kaca. Jendela itu mengarah langsung ke arah lapangan olahraga. Netranya tiba-tiba menangkap sosok cowok yang telah menyelamatkan dirinya kemarin, dia kini duduk di atas rerumputan bersama teman-teman sekelasnya. Mereka sedang melakukan olahraga outdoor.

Anehnya cowok itu lebih ramah dan banyak tersenyum, senyum kemayu yang memang sesuai rumor yang pernah Hana dengar. Sean si kemayu.

Selain memang seorang selebgram, cowok itu juga terkenal pintar dan sering mengikuti lomba debat mewakili sekolah. Wajar juga jika seandainya dia punya banyak penggemar di sekolah.

Hana sampai menghafal banyak fakta tentang Sean di luar kepalanya dan mengingatnya berulang kali. Hana sadar dirinya telah sangat terpengaruh dan penasaran.

Kemarin malam ketika dia mengetik nama Sean di halaman web sekolah ini, nama Sean langsung muncul dimana-mana. Tapi tidak ada satupun ekspresi disana yang sama seperti ekspresi yang ia temui kemarin. Sean yang ia temui kemarin seperti orang yang sulit di dekati membuat Hana bertanya-tanya. 

"Sebenernya dia ini punya kepribadian ganda atau gimana sih, kok beda banget!" Gerutu Hana kesal lalu mengalihkan pandangannya.

Yang lebih anehnya, kenapa Hana menjadi sangat penasaran. Ia tak dapat menghentikan dirinya sendiri untuk memikirkan Sean sejak kemarin.

Hana merebahkan tubuhnya di ranjang dan bersedekap dada. Pikirannya tidak bisa berhenti untuk berisik, ia ingin mencoba menidurkan dirinya. Kepalanya rasanya ingin meledak karena memikirkan seorang Seanu William.

***

"Eh Ra, nama lengkap si Hana itu siapa sih? Kayaknya kita-kita belum pernah tau kan ya dari kelas sepuluh?" Celetuk gadis bernama Cantika kepada Aira yang duduk di belakangnya. Mereka masih di dalam kelas menunggu pergantian pelajaran ke dua.

"Iya, gue belum pernah denger." Sahut Anisa yang sebangku dengan cantika.

"Pratama." Celetuk aira asal, Sofia yang berada di samping aira hanya memperhatikan percakapan itu, diam tidak menyalahkan atau membenarkan.

"Seriusan lo?"

"Makannya dia gasuka namanya, kek cowok." Faktanya Hana memang tidak suka nama belakangnya itu, Aira sebenarnya berkata jujur tapi tidak juga.

"Dia tulis nama dia gitu doang pas masuk sekolah ini?"

"Gatau gue kalo itu." Setelah pernyataan Aira itu, cantika dan Anisa tidak lagi bertanya dan kembali fokus ke arah depan karena guru telah datang.

Aira menoleh ke arah Sofia yang masih menatapnya lalu seolah berkata, 'aman,' melalui sorot matanya. Sofia hanya mengangguk dan kembali fokus kepada kegiatannya.

***

Hana mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya di sekitarnya yang mulai terasa redup menguning. Ia bangun mendudukkan dirinya lalu menatap jam di pergelangan tangannya yang telah menunjukkan pukul tiga sore.

Aku dan Kamu : Berandalan dan Si Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang