16. TETANGGA

45 9 1
                                    

Adik kecil yang manis, kenapa kamu menangis?

-Bisma Putra Sandjaya

PRAMANA'S HOME, 17.50          

          Bisma memandang lembut gadis yang ada di sampingnya. Gadis ini sangat keras kepala. Bisma tidak tau bagaimana lagi harus membujuknya. Walau mereka satu angkatan, umurnya lebih tua satu tahun di banding Hana. Bisma sudah menganggap Hana seperti adiknya sendiri. Mungkin efek karena dulu ia pernah menginginkan seorang adik tapi tak pernah mendapatkannya. Walaupun kadang galak, ada waktu dimana Hana bertingkah seperti gadis pada umumnya.

Saat pertama kali bertemu Hana, Bisma baru pindah ke sekolah barunya. Dalam perjalanan pulang, ia tidak sengaja melihat gadis itu menangis sendirian di dalam gang menuju rumahnya. Bisma yang melihatnya saat itu merasa heran, ada apa dengan anak ini? Apakah dia di rundung?

Bisma bertanya-tanya.

"Adik kecil yang manis, mengapa kamu menangis?" tanya Bisma. Ia menurunkan tubuhnya, berjongkok dan mengintip ke arah wajah gadis kecil yang ada di hadapannya dengan penasaran. Tapi gadis kecil itu tidak menjawabnya.

"Anak ini bukan hantu kan?"

Bisma tersentak sejenak, tapi otaknya berpikir bahwa ini masih siang hari. Tidak mungkin kan hantu keluar di siang hari. Mereka lebih suka keluar saat langit sudah gelap.

Bisma menepuk pundak anak kecil itu, lalu bertanya lagi. "Apa kau di rundung?"

Anak itu hanya menggelengkan kepalanya. "Lalu kenapa kau menangis?" anak itu hanya menggelengkan kepalanya lagi. Bisma menghela napasnya. "Baiklah, siapa namamu, dan dimana kau tinggal? Aku akan mengantarmu pulang."

"Hana."

"Oke Hana, aku akan mengantarmu pulang, dimana rumahmu?"

Bisma membantu gadis itu berdiri dengan pelan. Anak itu menghapus sisa air matanya, sudah tidak menangis lagi.

"Kamu ingat dimana rumahmu bukan. Aku akan mengikutimu."

Anak itu hanya menatap Bisma diam, lalu melangkahkan kakinya pergi. Bisma akhirnya mengikuti gadis itu sesuai dengan janjinya.

Setelah beberapa meter berjalan kaki akhirnya mereka sampai di depan rumah besar di sebuah kompleks perumahan elite. "Ini rumahmu?" gadis itu mengangguk.

 "Ini rumahmu?" gadis itu mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ilustrasi rumah Hana

"Itu rumahku, ternyata kita tetangga." Kata Bisma sambil menunjuk sebuah rumah yang jaraknya beberapa meter dari rumah Hana.

Bisma terkejut, ternyata gadis kecil ini adalah tetangganya. Karena baru saja pindah ke rumah ini beberapa hari yang lalu, sebenarnya wajar jika dirinya tidak tau.

Aku dan Kamu : Berandalan dan Si Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang