2. BATU BESAR UNTUK BERSANDAR

99 6 1
                                    

kamu bukannya ga butuh laki-laki, yang kamu butuhkan hanyalah laki-laki yang mengerti dirimu tanpa kamu harus mengatakannya.

acechocomint_

Aku nulis bab ini sambil dengerin orange flower, lagunya romance abis.

15.30 WIB

SMA GARUDA RAYA, 2023.

"APA-APA AN KALIAN, HAH!"

Pintu toilet yang memang tidak di kunci itu tiba-tiba terbuka memunculkan Bu Mira yang merupakan guru BK di SMA GARUDA RAYA. Aktifitas di dalam kamar mandi itupun otomatis terhenti, aktifitas Hana lebih tepatnya, karena tiga orang yang lain sudah terkapar tidak berdaya.

"Ikut Ibu kek ruang BK sekarang!" Kata Bu Mira dengan marah melangkah keluar terlebih dahulu.

"Ah, sayang sekali kalian beruntung hari ini. Yah, tapi lumayan lah!" Ucap Hana yang terlihat santai bahkan cenderung senang karena melihat maha karyanya yang sekarang ada di depannya. "Gue duluan," lanjutnya dengan nada gembira keluar dari dalam toilet.

Sreett!

"Aduh, bukk!" Setelah keluar dari toilet, Hana dikejutkan dengan Bu Mira yang ternyata masih diluar tiba-tiba menjewer telinganya sambil perlahan menyeretnya menuju ruang BK.

"Sakit hah? Sakitt?!"

"Iya bukk, ampunn buk ampunn, akh!" Setelah tepat di depan ruang BK akhirnya jeweran tersebut terlepas. Untungnya ruangan tersebut tidak begitu jauh dari lapangan basket.

"Masuk!"

Hana memegang tangannya yang masih terasa kebas dan perih sambil cemberut dan meringis pelan, ia melangkahkan kakinya memasuki ruangan yang dulu sering ia kunjungi. 'Yah masih sama seperti yang terakhir kali,' pikirnya.

Hana mendudukkan dirinya di kursi yang pernah menjadi langganannya dulu.

"Semester kemarin Ibu kan udah pernah bilang untuk terakhir kali Hana, jangan sampai Ibu panggil kamu kesini karena kamu terjerat kasus lagi. Padahal Ibu udah seneng karena hampir satu bulan ini kamu udah ga pernah Ibu panggil lagi sejak naik kelas dua belas. Gimana cara Ibu jelasin ke orang tua mereka nanti kalau mereka bertanya?" Marah Bu Mira dengan penjelasan panjang lebar.

"Ya Ibuk sih, udah jam segini belum pulang. Kalo Ibuk udah pulang kan aman, Ibuk ngga bakal pusing." Jelas Hana sedikit bercanda.

Karena sering datang ke sini dulu, ia jadi akrab dengan Bu Mira sampai-sampai ia bisa bercanda seperti sekarang. Tapi tentu saja, sering dipanggil ke ruang BK bukanlah sebuah prestasi.

"Yang ada Ibu tambah pusing kalau Ibu ga tau dan melerai kalian tadi, kamu ngga inget terakhir kali kamu ngebuat anak orang kakinya patah tulang sampai dua bulan baru bisa jalan lagi?" Cerewet Bu Mira lagi yang hanya di balas kekehan kecil Hana. Itu kejadian tahun lalu dan terakhir kali ia membuat ulah.

Tapi alih-alih melerai bukankah tindakan Bu Mira tadi lebih cocok disebut sedang menghentikan kegiatan Hana?

"Hehe." Cengir Hana.

"Haha, hehe. Udah kamu pulang sana, Ibu skors kamu tiga hari, inget jangan ulangi lagi. Kamu udah kelas tiga jadi Ibu harap ini bener-bener yang terakhir kalinya."

Benar bukan, mungkin kalo ini bukan Hana, orang tuanya sudah di panggil. Tapi Bu Mira tau, dipanggil pun orang tua Hana tidak akan pernah datang. Alasannya? Ada tahta yang harus dijaga dan singgasana yang harus di duduki.

"Iya Ibu, terima kasih Bu Miranda yang cantik. Hana pulang dulu." Ucap Hana tersenyum manis dan berpamitan sambil meraih punggung tangan Bu Mira untuk dicium.

Aku dan Kamu : Berandalan dan Si Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang