14. SUKA

56 11 0
                                    

happy weekend guys, jangan lupa votement!

Cinta sepertinya telah membuatmu gila.

acechocomint_

WILLIAM'S HOME, 07.30 WIB.

"Han? Lo mau tidur di kamar gue?"

Hana yang mendengar hal itu dari Sean kaget. Maksudnya?

Menyadari mimik wajah Hana yang terlihat bingung dan bertanya-tanya, Sean kembali melanjutkan perkataanya. "Maksud gue, lo tidur di kamar gue, terus gue tidur sama mereka." Kata Sean sambil menunjuk teman-temannya yang menyiapkan tempat untuk tidur. 

Pemandangan malam ini sangat sayang untuk di lewatkan. Bulan dan bintang di sini terasa di atas kepala mereka, sangat rendah seolah-olah bisa di gapai. Mereka juga berencana untuk melihat sunrise esok pagi.

"Lo punya obat nyamuk ga Sean?" Tanya Mahesa dari kejauhan.

"Punya." Teriak Sean sedikit keras.

"Jadi gimana Han? Lo mau?"

Hana mengangguk. "Oke."

Hana menahan senyumnya mati-matian. Ada perasaan yang sangat menyenangkan di hatinya. Ia akhirnya mengikuti Sean dari belakang.

"Masuk Han, lo bisa kunci pintunya kalo pengen. Kalo lo mau pake barang-barang di kamar mandi, lo pake aja." Setelah mengambil telepon genggamnya dari atas nakas, cowok itu keluar lalu menggeser jendela kaca kamarnya. Ucapan cowok itu di angguki oleh Hana, lalu ia memutuskan untuk pergi.

"Bisa apa gue? Bisa gila! Akhh.." Teriak Hana tanpa suara berjingkrak-jingkrak pelan lalu menghempaskan tubuhnya di atas ranjang milik Sean.

Perasaannya membuncah, senyumnya sudah tidak bisa di tahan lagi. Ia menggulingkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Menghirup dalam-dalam sisa aroma Sean yang berada di selimut dan bantal yang ia dekap erat-erat.

"Kamar Sean? Kamar Sean!!"

Karena Sean. Hidup Hana seperti sudah terjungkir balik. Hana, sepertinya sudah gila.

***

Pertemuan di kalangan elite sosialita yang sebelumnya di laksanakan kini telah menyisakan ruangan yang sepi. Barang-barang yang tadi sebelumnya di pakai sudah mulai di bersihkan agar kembali seperti sedia kala. Dua orang yang kini berada di ruang tamu masih bercengkrama walau waktu telah sangat larut.

"Kamu kenapa pulang? Bukannya Mama udah suruh kamu buat berobat dulu sampai sembuh?"

Orang yang di ajak bicara tidak mengatakan apapun. Mimik mukanya menunjukkan bahwa ia lelah. Ia menautkan tangannya sambil menatap ujung sepatunya yang kini tidak bisa berhenti bergerak.

"Jawab Mama, jangan diem aja. Apa kamu udah lupa kalo-"

"Mah, please.. Aku capek banget. Pengobatan disana rasanya berat banget aku jalanin. Aku pengen istirahat dulu disini beberapa waktu. Boleh kan?"

Perempuan itu hanya diam menatap anaknya. Menghela napasnya pelan, ia berdiri lalu duduk disamping anaknya itu lalu memeluk tubuhnya hangat. Mengelus pundaknya pelan.

"Mama tau, semua yang kamu alami emang berat. Yaudah kamu disini aja dulu gapapa. Tapi inget, pengobatan kamu belum selesai. Mama pengen lihat kamu sembuh sepenuhnya."

"Makasih Mah, kebaikan Mamah ga akan pernah aku lupain."

***

Setelah beberapa menit mencoba untuk tidur, Hana masih terjaga. Entah kenapa ia belum bisa memejamkan matanya. Ia akhirnya memutuskan untuk mendudukkan dirinya di atas ranjang lalu melihat sekelilingnya.

Aku dan Kamu : Berandalan dan Si Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang