18. ABY

41 6 2
                                    

HANA'S CAFE, 12.30 WIB.

           Walau masih tergolong siang hari dan cuaca sedang cerah hari ini, tapi angin berhembus begitu kencang karena memasuki bulan pancaroba.

Hana mengeratkan cardigan berwarna putihnya yang di terpa angin lalu memasuki sebuah bangunan bernama Leana Cafe, Coffee n Cake di depannya.

Hari ini terhitung sudah satu bulan lebih sejak lomba antar sekolah kemarin di laksanakan. Kabarnya dari dua puluh cabang lomba yang di lombakan kemarin, SMA mereka –Garuda Raya—memenangkan lima juara satu, delapan juara dua dan tujuh juara tiga.

Lomba debat yang Sean dan teman-temannya ikuti kemarin juga berhasil meraih juara satu. Hana ada disana saat cowok itu dan teman-temannya mendapatkan trofi kemenangan. Hana juga masih ingat cowok itu sekali lagi tersenyum kepadanya.

Sudah satu bulan lebih, Hana mulai jarang bertemu dengan Sean sejak saat itu. Dari kabar yang Hana ikuti lewat akun media sosialnya, cowok itu akan merilis single keduanya dua minggu lagi terhitung dari hari ini.

Sejak semester lalu cowok itu memang sudah mengeluarkan single pertamanya mulai memasuki dunia tarik suara. Lagunya cukup bagus, ia menambahkannya ke dalam plalisyt lagunya dan akhir-akhir ini ia sering memutarnya saat berada di rumah.

Di sekolah, Hana biasanya masih bertemu dengan Sean saat di parkiran sekolah ataupun kantin, tapi sangat jarang dan bisa di hitung dengan jari. Hari ini Hana tidak bertemu cowok itu sama sekali. Dan Hana tidak tahu apakah hari ini Sean pergi ke sekolah atau tidak.

Sejujurnya, Hana merindukan cowok itu. Sangat.

Hana menghela napasnya, ia mendudukkan dirinya di kursi ruang ganti cafe miliknya yang sudah berdiri lebih dari tiga minggu yang lalu. Ia menatap asal lantai di bawahnya dengan tatapan sedikit melamun.

Sebenarnya Hana bersyukur, sejak cafe ini di buka, cafe ini masih ramai pelanggan sampai hari ini. Karena letaknya berada di pusat kota, lokasinya cukup strategis untuk di datangi.

Kebanyakan pelanggannya adalah mahasiswa dari kampus yang letaknya lima belas menit dari tempat ini. Keluarga pasien atau pegawai rumah sakit milik keluarga Radika yang letaknya di sebrang cafe miliknya. Atau tak jarang siswa dari sekolah miliknya yang letaknya tiga puluh menit dari sini, dan juga sekolah lain.

Hana tidak tau bagaimana cara Alaan mendapatkan lokasi yang sangat bagus seperti ini. Yang pasti hal itu sangat menguntungkan.

Tempat ini juga hanya lima belas menit dari rumahnya ke arah barat dan apartemennya ke arah timur dengan berjalan kaki, memudahkannya untuk pulang.

"Kenapa lo? Lemes gitu." Alaan berdiri di samping Hana sambil bersedekap dada. Sepertinya cowok itu baru keluar dari ruang manager yang berada dari sebrang ruangan ini.

Cowok itu menepati janjinya untuk membantu Hana dalam mengelola cafe ini dengan menjabat sebagai manager cafe. Mereka juga memperkerjakan orang luar sebagai wakil manager untuk menggantikan Alaan saat di sekolah atau sibuk mengurus pekerjaannya sendiri.

"Lagi rindu ayang Bang!" Suara Bisma menyeletuk dari luar lalu orangnya pergi entah kemana. Untuk saat ini hanya Bisma dan Alaan yang tau tentang dirinya yang menyukai Sean, Hana sendiri sudah meminta mereka untuk tidak memberitahu siapapun termasuk Aira dan Sofia.

Biasanya kedua temannya itu juga datang untuk membantu, maka dari itu Hana sudah memperingatkan Bisma dan Alaan untuk berjaga-jaga.

"Lo beneran suka cowok itu ya ternyata?" Tanya Alaan.

"..." Hana diam. Kalau tidak untuk apa selama ini Hana memperingatkan mereka berdua.

"Emang apa yang lo suka dari cowok itu?"

Aku dan Kamu : Berandalan dan Si Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang