7. PLOT TWIST

57 6 0
                                    

Kadang kamu tidak mengerti karena tidak pernah di ajari.

acechocomint_

RSUP UPN JAKARTA TENGAH, 16.00 WIB.

         Seumur hidup Hana, dirinya tak pernah benar-benar berhubungan dengan yang namanya lelaki. Hana juga tak begitu mengerti bagaimana rasanya suka dengan lawan jenis. Bisma dan Adhien adalah satu-satunya teman laki-laki yang Hana punya karena mereka sekelas dan sama-sama penyuka motor.

Tapi pertemuan Hana dengan Sean secara singkat saat tawuran kemarin membawa banyak dampak pada diri Hana. Seperti saat ini, kepo.

"Siapa ya tuh cewek?" Hana telah menemukan ruangan rawat inap yang akan ia tuju. Tapi tubuhnya memilih untuk mendudukkan diri di atas kursi tunggu di depan sebuah ruangan bertuliskan poli jiwa.

Jika dilihat dari keadaan yang ia lihat tadi, Sean sedang menemani perempuan yang dia rangkul. Tapi perempuan itu siapa, dan apa hubungan mereka.

"Gue ga seharusnya disini," Hana melihat jam dipergelangan tangannya.

Hari sudah hampir gelap jadi dirinya harus segera menyelesaikan tujuannya hari ini dan pulang. Hana berdiri meniggalkan rasa penasarannya. Kakinya melangkah memasuki lift menuju ruangan yang berada di lantai tiga rumah sakit tersebut.

***

"Jadi kamu yang sudah membuat kaki anak saya jadi seperti ini?" Ucap seorang wanita paruh baya yang Hana yakini adalah orang tua pasien yang ada di ruangan ini.

Hana baru saja memasuki ruangan ini sekitar tiga menit yang lalu. Ia memperkenalkan diri sebagai orang yang telah membuat pasien di ruangan ini babak belur hingga pergelangan kakinya patah beberapa hari yang lalu.

Sebenarnya Hana tidak ingat pasti bagaimana cara ia mematahkan kaki cowok itu. Yang Hana ingat waktu itu, dia hanya melampiaskan amarahnya.

"Saya minta maaf." Ucap Hana datar seperti tidak menyesal. Ya bagaimana mau menyesal, tidak sepenuhnya hal yang terjadi waktu itu adalah kesalahan Hana.

"Anak tidak tau sopan santun. Kamu tidak di didik dengan benar dengan orang tua kamu? Kamu sama sekali tidak terlihat merasa bersalah." Wanita itu berkata dengan geram dan kesal.

Hana bergeming, lalu tersenyum sinis sambil menundukkan wajahnya setelah mendengarkan perkataan tersebut.

Melihat reaksi Hana yang terlihat meremehkannya, wanita yang ada di depan Hana itu sepertinya sudah tidak tahan lagi hingga akhirnya mencoba meraih rambut Hana untuk di jambak tapi berhasil Hana hindari.

"Berhenti Mah."

Tiba-tiba seorang lelaki paruh baya datang dari pintu masuk. Hana memperkirakan pria itu adalah suami dari wanita yang ada di depannya.

Pria itu menggunakan setelan rapi seperti baru saja pulang dari kantor, drama keluarga cemara? Batin Hana sambil menebak bahwa pria ini mungkin segera bergegas kesini setelah selesai bekerja karena mengkhawatirkan anaknya yang sedang di rawat.

"Kamu anaknya Rama kan?" Tanya pria tersebut setelah berdiri di depan Hana.

Hana sedikit terkejut, Rama adalah nama Papanya. Hanya sedikit orang yang tau tentang hubungan dirinya dengan keluarganya. Selama ini ia menyembunyikan identitasnya dari orang-orang.

"Om kenal Papa saya?"

"Tentu, Papa kamu sahabat saya."

"Ah, seperti itu." Hana tersenyum remeh. Sejujurnya ia juga tidak begitu peduli.

Aku dan Kamu : Berandalan dan Si Kemayu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang