11. Devian

2.2K 186 11
                                    

Happy reading



Semenjak kejadian dimana Devian tertidur pulas di kamar pribadi miliknya, Kania tidak pernah lagi membahasa apapun mengenai Sabina. Biasanya, perempuan itu akan menggunakan Sabina sebagai topik pembicaraannya dengan sang suami, namun kini Kania bahkan terlihat enggan hanya untuk berinteraksi dengan suaminya sendiri.

Meski menyadari perubahan dari sikap istrinya, Devian memilih tidak banyak bertanya. Kondisi hubungan mereka kembali terbatas, dimana hanya ada percakapan formalitas di dalamnya.

Kedatangan sebuah unit mobil yang dikirimkan oleh pihak dealer atau showroom membuat Devian terkejut. Ia tidak tahu apapun mengenai hal ini. Devian semakin dibuat tercengang saat melihat mobil yang baru di kirim itu berharga fantastis, sebenarnya ia mampu untuk membelinya namun tentu saja ia pikir-pikir dulu jika untuk membeli barang semahal itu.

"Kamu beli mobil?" Tanya Devian kepada sang istri yang sedang berdiri di teras rumah, Kania baru selesai berbincang-bincang dengan pihak dealer.

Kania mengangguk tanpa memberikan penjelasan apapun.

"Kenapa gak bilang dulu ke saya?" Cecar Devian sedikit kesal, namun ia yakin Kania punya alasan tersendiri.

"Lupa," balas Kania cuek. "Lagipula ini aku beli pake uangku sendiri kok. Ya emang gak bisa langsung cash sih, tapi nyicil dulu. Sengaja biar ada penyemangat hidup."

"Maksud kamu?" Devian semakin tidak mengerti.

"Biar ada alasan, setidaknya aku harus hidup buat bisa kerja untuk ngelunasin kebutuhan aku."

"Kalau memang kamu perlu mobil itu, saya mampu bayarin kamu, Kania."

Kania menggeleng. "Aku mau pake uang sendiri, Mas. Lagipula, buat apa aku kerja kalau gak bisa bahagiain diri sendiri?"

"Sebetulnya kamu enggak perlu kerja juga gak masalah, Nia. Udah saya bilang, saya mampu biayain kebutuhan kamu, apapun itu." Bukan apa-apa, Devian hanya merasa tidak dihargai disini. Ia suaminya kan? Lalu kenapa istrinya itu tidak memberitahu apapun soal ini. Devian tidak mengerti cara pikir gadis itu.

"Oke, saya ngerti kamu pengen beli sesuatu pakai hasil kerja keras kamu sendiri. Tapi kamu bisa kasih tahu saya Kania, saya yang bertanggung jawab atas kamu." Devian menghela nafas kasar, ia melanjutkan ucapannya.

"Lain kali, apapun hal yang berhubungan dengan kamu, bicarakan dulu dengan saya." Setelah mengatakan itu, Devian pergi meninggalkan Kania yang tampak tidak terlalu peduli dengan ucapannya.

Kania menatap sekilas kepergian suaminya itu, ia memilih mendekati mobil baru impiannya itu. Yah, meskipun ia tidak bisa membayarnya dengan cash namun setidaknya Kania  mampu membeli barang yang telah ia impikan ini.

Tidak ada alasan spesifik mengapa Kania tiba-tiba membeli mobil. Emm, ia hanya ingin ada alasan untuk menyibukkan dirinya dengan bekerja. Kania hanya dosen junior di kampusnya, selain kegiatan mengajar, tidak ada kegiatan lain yang ia ikuti setelahnya. Untuk itu Kania mencari alasan agar ia bisa lebih sibuk dari sebelumnya.

Kania tersenyum puas setelah selesai mengecek mobil barunya. Mobil berwarna hitam metalik itu menjadi puncak pencapaian Kania, ini adalah barang paling mahal yang ia beli menggunakan hasil jerih payahnya sendiri.

His ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang