Happy reading
•
•
•
•Hari ini Kania diajak Devian untuk pergi berbelanja ke mall. Laki-laki itu meminta ditemani membeli Lego keluaran terbaru, Kania juga baru mengetahui jika ternyata suaminya itu sangat menyukai Lego. Jadilah setelah ia menemani suaminya membeli Lego, Kania tiba-tiba kepingin melihat baju-baju ibu hamil yang lucu. Padahal perutnya belum terlalu kelihatan namun tetap saja Kania ingin membelinya untuk nanti.
"Ngapain beli ini sih Nia, kan perut kamu belum terlalu keliatan." Gerutu Devian kesal, bukan apa-apa ia sudah merasa lapar daritadi.
"Ya sekalian Mas, emangnya kenapa sih? Kamu tinggal diem juga."
"Belinya abis kita makan aja, sekarang laper banget."
"Enggak, kamu makan duluan aja kalau gitu." Tegas Kania menolak, nanti jika di tunda-tunda ia keburu malas.
"Mana bisa saya makan sedangkan kamu belum makan? Buruan deh, saya tungguin nih." Akhirnya Devian mengalah, ia memilih duduk di bangku sembari menatap bosan istrinya yang tengah memilih-milih.
"Hmm bagusan yang ini atau yang ini?" Tanya Kania menunjukkan dia opsi. Dua baju ibu hamil yang mencetak body, yang satu berwarna cream dan satu lagi berwarna biru muda.
"Dua-duanya bagus kok, tapi warna cream lebih oke."
"Oke, aku beli yang biru."
Devian mendengus sebal, sudah tidak heran dengan tingkah wanita satu ini. "Kalau begitu ngapain kamu nanya?!"
"Pengen nanya aja," jawab Kania cuek.
Hampir setengah jam Kania memilih-milih, Devian menunggu dengan sabar hingga wanita itu pergi menuju kasir untuk membayar baju-baju pilihannya. Setelah semuanya di bayar, mereka langsung mencari tempat makan di area mall yang cocok di lidah mereka.
Sampai di tempat makan yang di pilih, Kania membiarkan suaminya memesankan makanan sedangkan ia duduk di meja makan sembari memainkan ponselnya.
Terlalu sibuk memainkan ponselnya hingga tidak sadar ada seorang laki-laki menghampiri Kania.
"Kania..." Panggil laki-laki bertubuh tinggi dengan kulit sawo matang, ia memilih senyum manis dengan hidung mancung.
Merasa di panggil, Kania tentu menoleh ke arah suara. Satu hal yang membuat Kania terkejut setengah mati.
Dia... Rajash Den Widyatama
Kania ingat siapa dia. Sangat.
Bahkan setelah sekian tahun berlalu laki-laki itu masih sama. Masih berdiri kokoh dengan tatapan penuh percaya diri, tidak ada guratan keraguan dalam dirinya. Benar-benar penuh wibawa.
"Mas Rajash," lirih Kania tidak percaya.
"Benar kamu ternyata," ucap laki-laki bernama Rajash sembari tersenyum puas. Ia senang bertemu perempuan ini, sangat.
"Gimana kabarnya Kania? Lima tahun waktu yang lama ya," tanya Rajash menatap wajah yang sudah lama tidak ia lihat.
"Baik, Mas Rajash sendiri..."
"Syukur kalau kamu baik, aku juga begitu Kania. Oh ya, kesini sama siapa?" Rajash tersenyum senang. Senyum yang dulu pernah menjadi milik Kania.
"Sama ehm..."
"Suami?" Tebak Rajash yang di balas anggukan kaku oleh Kania.
"Aku gak tahu kamu nikah, kamu masih blokir aku Kania."
Kania meneguk ludahnya, benar juga. Otaknya mendadak tidak bisa konsen karena bertemu Rajash. Astaga, ini benar-benar situasi paling menegangkan.
"Maaf, lupa," cicit Kania.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Shadow
RandomHazana Kania tidak pernah menyangka jika menjadi bayang-bayang seseorang begitu menyakitkan, terlebih jika yang tega melakukan itu adalah suaminya sendiri. Devian, suaminya berjanji untuk mencintainya. Namun pertanyaannya, apakah Kania sanggup menu...