05. Serangan Ringan

641 51 0
                                    

Alooo, aku kambek🤩✊

Cie libuuur~

Sapa yang kangen?!

Ayo tekan bintang di pojok bawahnya dulu sebelum baca, biar ga jadi siders😉

Enjoy, and happy reading 🕊️


















"Gue gak suka tatapan itu, Na."—Jenandra.


















•••••

Rossa yang tengah mengaduk adonan cookies-nya dibuat terkejut ketika ponselnya berdering. Dengan segera ia meraih ponselnya yang berada tak jauh dari dirinya.

Kening wanita cantik itu mengkerut pertanda jika dirinya bingung, salah satu guru di sekolah Jenandra meneleponnya?

Oh? Apakah terjadi sesuatu pada bungsunya itu?!

Rossa dengan segera menekan ikon bergambar telepon berwarna hijau, lantas benda pipih itu ia bawa ke telinga kanan miliknya.

"Halo?" ucap Rossa begitu sambungan telepon itu terhubung.

"Halo, selamat siang Bu Rossa." sapa Pak Tian ramah.

"Ah, ada apa ya Pak Tian?" tanya Rossa yang tak ingin basa-basi.

Omong-omong Tian juga masuk ke dalam jajaran rekan bisnis Jeffri. Kedua pria itu berteman sejak mereka berada di jenjang pendidikan menengah pertama.

"Begini, sekarang Jenandra ada di Klinik Medika, Bu." ucap Pak Tian.

Rossa tidak terkejut namun terkejut mendengarnya.

"Ah, terima kasih atas informasinya, Pak. Saya ke sana sekarang." Rossa mematikan sambungan telepon itu secara sepihak.

Wanita cantik itu memasukkan adonan cookies buatannya ke dalam lemari pendingin, melepas apron yang membalut tubuhnya serta tak lupa untuk mencuci tangan.

Langkahnya ia bawa ke dalam kamar pribadinya dan sang suami, mengambil satu buah hand bag berwarna putih miliknya. Tak lupa memasukkan dompet yang berisi kartu-kartu penting miliknya ke dalam tas tersebut.

Ia melangkah ke dekat ranjang, membuka salah satu laci nakas yang berada di samping ranjang dan mengambil kunci mobil miliknya.

Rossa bergegas keluar dari rumah, tak lupa untuk mengunci pintu utama rumah tersebut.

Pikirannya kini hanya Jenandra, walau bukan pertama kalinya Jenandra dilarikan ke klinik maupun rumah sakit ketika berada di luar rumah. Tetap saja Rossa selalu seperti ini.

Wanita berusia tiga puluh sembilan tahun itu sudah duduk di kursi kemudinya, sabuk pengaman pun nampak sudah terpasang apik.

Mesin mobil itu ia nyalakan, lantas tak perlu menunggu waktu lama, mobilnya itu sudah melaju keluar dari garasi.

Sang security rumah dengan sigap membukakan pintu gerbang begitu melihat mobil sang majikan berjalan, kaca mobil wanita itu turun hingga tiga per empat.

"Mal, nanti kalau Bapak pulang, bilang saya lagi di klinik buat jemput Jenandra ya." ucap Rossa memberi pesan pada sang security.

HEY, LOOK AT ME! (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang