Haloooo, Maruk kambek (≧▽≦) adakah yang tida kangeeen? 😗
Hehe, ayo tekan bintang di pojok bawah dulu \(◎o◎)/ agar tidak menjadi siders 😋
Yang siders gulanya ketuker ama garem 💃
Enjoy, and happy reading 🕊️
"Lo punya temen-temen kayak Nathan dan Heksa yang tulus sayang sama lo. Mereka selalu ngejagain lo, sayang sama lo, gue iri Jen."—Rendi.
•••••
Terik sang mentari tak cukup kuat untuk menghilangkan senyuman senang dan raut wajah antusias dari para peserta camping Neo school tahun ini.
Anak-anak dengan seragam olahraga Neo school itu nampak duduk lesehan di tanah, ada yang berselonjor, ada yang duduk bersila dan ada juga yang duduk layaknya tengah makan di rumah.
Mereka duduk sesuai dengan kelompok mereka masing-masing, tak lupa jika di leher mereka tergantung kalung bernomorkan kelompok mereka masing-masing.
Duduk bak gerbong-gerbong kereta, dengan posisi Karin paling depan lalu disusul oleh Winda, Rendi, Heksa, Jenandra dan paling ujung adalah Nathan. Ke enam anak dari kelompok tujuh itu kompak duduk bersila sembari menatap ke arah beberapa teman mereka yang belum menemukan jodohnya.
"Jen," Yang dipanggil menoleh, menatap Nathan yang baru saja memanggilnya.
"Kenapa?" Si sipit lantas bertanya demikian.
Nathan menatap pemuda yang lebih tua darinya, "Belum capek?" Jenandra menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan dari Nathan, sedangkan sang penanya kini hanya mengangguk lega ketika mengetahui Jenandra belum kelelahan.
Entah belum, atau memang tak ingin mengaku.
"Tadi lo jodoh sama si Karin?"
"Eung!" Seraya mengangguk dengan penuh semangat hingga menyebabkan rambut pemuda itu memantul-mantul lucu.
"Gue sama Winda." Mendengar hal itu, Jenandra tersenyum jahil ke arah Nathan. Bersiap akan meledek sang sahabat, karena menurutnya Nathan dan Winda adalah perpaduan yang sangat lucu dan menggemaskan.
Nathan yang tinggi semampai serta Winda yang tak terlalu tinggi, dan Nathan pernah mengatakan jika anak itu menyukai sesuatu yang lucu dan menggemaskan. Dan ya, menurut Jenandra, Winda itu menggemaskan dan terkesan sangat polos.
"Jodoh beneran ya Na ama Winda di real life, haha. Kalian cocok loh, Winda juga masuk tipe lo, 'kan?" Jenandra memutar duduknya yang semula menghadap punggung Heksa menjadi menghadap ke arah Nathan.
"Apa sih, Jeeen?"
Yang lebih tua terkekeh, "Waktu gue kambuh pas lari, lo berdua yang nolongin gue, 'kan?" Nathan menatap bola mata yang berbinar itu dalam.
"Cocok tau, kalian kompak, sama-sama pinter, perbandingan tinggi kalian juga masuk banget, like kalo kalian jadi couple ya, satu sekolah kayaknya dukung sih." Jenandra beberapa kali menepuk paha Nathan antusias.
Mungkin bagi beberapa orang, sangat tak umum jika pertemanan antara laki-laki dengan laki-laki melakukan hal seperti ini. Bahkan mungkin ada yang menganggap jika mereka tak normal.
Tapi? Bukankah laki-laki boleh melakukan ini terhadap sahabat satu jenisnya?
Bagi Nathan, ia tak masalah jika Jenandra maupun Heksa melakukan skinship dengannya. Karena menurutnya, mereka malah terlihat begitu akrab. Namun, ia juga takut jika ada yang menyalah artikan persahabatan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY, LOOK AT ME! (Selesai)
RandomFamily, Bromance, Lil Bit Angst, Lil Bit Comedy, School, and etc. Perjuangan yang selama ini Jenandra lakukan tak pernah sekali pun terlihat di mata Karin. Lantas, harus dengan cara apa? Agar Karin mau melihat perjuangan yang sudah Jenandra lakukan...