Halooo, apa kabar?! Semoga dalam keadaan yang baik selalu yaw! 🤩✊
Ayo pencet bintang yang ada di pojok bawah sana! Yang siders nanti digigit sama kudanil 😘
Enjoy, and happy reading 🕊️
"Semoga bukan, semoga bukan, semoga bukan."—Heksa.
•••••
Februari berlalu begitu saja, kini Maret pertengahan telah menyapa umat manusia yang ada di Bumi. Tak lama lagi, akan segera terjadi ujian akhir jenjang bagi kelas tiga dan ujian kenaikan kelas bagi mereka kelas dua dan satu.
Jam pembelajaran kini sering sekali kosong. Sebab para guru sibuk rapat guna membahas kegiatan akhir tahun kelas tiga. Hal itu menguntungkan bagi kelas satu dan dua tentu saja, mereka mendapat banyak jamkos yang bisa mereka gunakan untuk bermain.
Sementara kelas tiga tengah merana karena tak lama lagi mereka harus berpisah, disaat hubungan satu sama lain mulai sangat dekat, perpisahan justru berada di jarak tak jauh dari mereka.
Setiap pertemuan, pasti akan selalu ada yang namanya perpisahan bukan? Dan seindah apapun perpisahan, tetap saja menyakitkan.
Bunyi bel pertanda istirahat telah berbunyi tepatnya dua menit yang lalu, Nathan dan Heksa sudah meluncur ke kantin guna ikut berperang dengan para murid lain guna mendapatkan makanan atau minuman yang mereka inginkan.
Sedang Jenandra memilih untuk tinggal di dalam kelas, energinya benar-benar terkuras karena semalam ia begadang guna belajar. Demi memenuhi dare dari pujaan hatinya itu, belakangan Jenandra menjadi sangat rajin belajar.
Tak jarang pemuda itu bahkan mimisan akibat terlalu lelah, namun beruntungnya sang bendahara rumah tak mengetahuinya. Jika ia ketahuan mimisan, maka dapat dipastikan tak lama setelahnya dokter Aji akan mendatangi rumahnya.
Mata sipitnya menatap ke arah gadis pemberi tantangan padanya yang tengah duduk lesu di kursi miliknya sendirian. Kenapa akhir-akhir ini Winda sering pergi sendiri dan tak bersama Karin? Lalu, Winda juga memilih untuk bertukar tempat duduk dengan Jihan.
Apa mereka bertengkar?
Jenandra beranjak dari kursinya, duduk di kursi kosong tepat di samping kanan Karin. Si gadis menatap pemuda yang baru saja duduk di sampingnya malas, "Lo sakit?" Karin memejamkan matanya kala merasakan sensasi hangat itu menjalar dari punggung tangan si pemuda ke kening miliknya.
"Enggak kok, suhu lo normal." Jenandra menarik tangannya, menatap gadis yang lebih tua darinya itu bingung.
"Lo sama Winda akhir-akhir ini jarang keliatan bareng, kalian berantem?" Mendengar pertanyaan itu, mata si gadis memanas, bibirnya bergetar menahan tangis.
"Rin?" Jenandra agaknya sedikit panik kala melihat gadis di sampingnya siap menangis.
"Jen," Karin duduk tegak, matanya menatap tepat pada bola mata milik Jenandra.
"Misal ya, lo cerita ke Heksa kalo lo suka sama gue tanpa gue tau. Terus, si Heksa nggak sengaja cepu ke gue, lo gimana? Dan lo ceritanya cuman ke Heksa." Karin menatap pemuda yang kini nampak tengah berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY, LOOK AT ME! (Selesai)
RandomFamily, Bromance, Lil Bit Angst, Lil Bit Comedy, School, and etc. Perjuangan yang selama ini Jenandra lakukan tak pernah sekali pun terlihat di mata Karin. Lantas, harus dengan cara apa? Agar Karin mau melihat perjuangan yang sudah Jenandra lakukan...