Moonlit Reunion | 子夜归 (Zi Ye Gui)

Chapter 27 - Linjing Temple~

Wu Zhen gagal menemukan siapa pun di rumah Mei Si, dan orang-orang di mansion mengira Mei Si akan bermain dengan kelompok mereka. Wu Zhen tidak punya pilihan selain mencari Cui Jiu dan yang lainnya, tetapi tidak ada yang dapat menemukannya. Cui Jiu sangat terkejut dan berkata: "Aku tidak melihatnya selama beberapa hari. Bukankah dia menyiapkan hadiah di balik pintu tertutup di rumahnya? Dia secara khusus menyuruh kita untuk tidak mengganggunya sebelumnya."

Tidak ada seorang pun dari Lefang yang dikenalnya atau bahkan beberapa toko buku pena dan tinta, dan Wu Zhen merasa sedikit tidak nyaman. Setelah mencari-cari dan gagal menemukan siapa pun, Wu Zhen harus kembali ke Pasar Iblis. Dia akan menggunakan metode lain untuk mencari tahu di mana Mei Si sekarang. Tanpa diduga, dia kembali ke Yanlou dan melihat seseorang di lantai lobi yang tidak pernah bisa dia temukan.

Mei Si sedang berbaring tegak di atas karpet, tidur dengan mata tertutup, pakaiannya setengah basah. Meski terlihat sedikit malu, namun tidak ada yang salah dengan tubuhnya. Wu Zhen menarik anak laki-laki yang ditemukannya dari tanah dengan satu tangan, membawanya ke atas, dan melemparkannya ke sofa tempat Hu Zhu biasanya tidur.

Liu Taizhen masih menulis buku barunya Wu Zhen menunjuk ke arah Mei Si, "Ular kecil, apa yang terjadi?"

Liu Taizhen mengetuk gelas kaca di atas meja dengan pena di tangannya. Di dalam cangkir itu ada roh iblis yang terbungkus asap ungu. Roh iblis ini telah sangat menderita dan ditelan oleh Liu Taizhen. Itu membuat tubuhnya lebih kecil, dia berperilaku sangat baik sekarang, dan dia tidak berani bergerak meskipun dia tetap berada di dalam gelas.

Ketika Liu Taizhen mengutarakannya sebelumnya, dia sudah menanyakan masalah tersebut dan mendapatkan gambaran umum, jadi dia menjelaskannya secara singkat kepada Wu Zhen. Setelah Wu Zhen mendengarkan, dia terdiam untuk waktu yang lama. Liu Taizhen juga berkata bahwa dia sedang memikirkan orang yang mengatur semua ini dengan motif tersembunyi. Tanpa diduga, Wu Zhen tiba-tiba tersenyum dan berkata: "Ini menarik. Hal-hal yang kamu gambar bisa menjadi kenyataan. Ular kecil, kamu bisa membuat roh iblis ini menjadi kenyataan. Berikan padaku dan aku akan membuatkan pena dan biarkan Mei Si menggambar sesuatu yang menarik untuk aku mainkan."

Setelah mendengar ini, roh iblis itu gemetar dan memohon belas kasihan: "Biarkan aku pergi. Selama kamu melepaskanku, aku akan segera kembali ke Yangzhou dan tidak pernah datang ke sini lagi!"

Wu Zhen menggemerincingkan gelasnya, "Iblis Yangzhou? Saat kita mencapai perbatasan Chang'an, iblis di sini berada di bawah kendali kita berdua. Jika kamu membuat masalah di sini, aku bisa menanganimu sebagaimana aku ingin berurusan denganmu."

Roh iblis dipaksa menjadi seperti ini, dan ia menjadi jahat. Ia bergegas keluar dari gelas, dan suaranya menjadi kasar dan ganas, "Jika kamu tidak melepaskan aku, aku tidak akan memudahkanmu bahkan jika aku mati!"

Melihat penampilannya yang garang, Wu Zhen tidak terkejut sama sekali. Bahkan jika roh iblis semacam ini sedikit bodoh, itu tidak akan pernah menjadi hal yang tidak berbahaya. Seperti yang dia katakan, di mana pun dia berada sebelumnya, ketika dia tiba di Chang'an, dia tidak bisa membiarkan hal seperti ini menjadi sombong.

Sesaat, bayangan kucing gelap muncul di belakang Wu Zhen. Bayangan kucing besar itu tampak ganas seperti binatang buas. Dari kaki Wu Zhen hingga puncak gedung tinggi, sepasang pupil merah yang tersembunyi di udara hitam menatap dengan dingin ke arah roh iblis, membuat sosok roh iblis terlihat lebih kecil.

Bayangan kucing itu menahan roh iblis dengan cakarnya, tetapi roh iblis itu tidak dapat melepaskan diri dan menjerit ketakutan. Wu Zhen menyilangkan tangannya dan menatapnya, "Kamu tidak ingin aku merasa lebih baik? Kamu hanya roh iblis. Kenapa kamu tidak ingin aku merasa lebih baik?"

"Ular kecil, makhluk ini tidak mengetahui aturan dan perlu dilatih. Aku akan mengembalikannya kepadamu setelah aku melatihnya."

Liu Taizhen melambaikan tangannya: "Oke, ambil saja dan mainkan. Kamu tidak perlu mengembalikannya padaku." Setelah dia selesai berbicara, dia melirik ke arah Mei Si yang tergeletak di sofa tidak jauh dari situ, dan menambahkan: "Ganti air di kolam di bawah. Semuanya kotor."