8. Lukisan

20 3 0
                                    

‼️ HAPPY READING ‼️

Hening. Tidak ada percakapan diantara dua gadis tersebut.

Setelah kejadian ditoko alat lukis tadi, Inara berubah menjadi sosok yang pendiam. Aletta yang menyadari perubahan sahabatnya itu menjadi kebingungan, apalagi Inara belum menceritakan maksud dari kejadian tadi.

Hanyut dalam lamunannya, liar tangan Inara melukis sepasang kekasih dengan nuansa taman yang begitu indah. Aletta bermaksud ingin mencairkan suasana diantara mereka.

Dengan nada pelan Aletta mulai mengajak sahabatnya berbicara. "Tumben lo rajin, Ra. Biasanya juga ngerjain tugas paling h-1," ucap Aletta sambil melirik lukisan Inara.

"Biar ga numpuk tugas gue, Ta."

Aletta yang menyadari hasil lukisan sahabatnya berniat untuk menanyakan apa maksud dari gambar yang dilukis tersebut. "Lo kenapa ngelukis dia?"

"Tangan gue spontan," jawab Inara dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.

"Lo mikirin dia?"

"Ngga," Inara mengelak.

"Ga usah bohong, kaya baru temenan kemaren aja," ujar Aletta sambil mendekatkan kursi mereka agar duduk bersebelahan.

Tiba-tiba Inara menjatuhkan kepalanya dipundak Aletta sambil meneteskan air matanya.

"Gue kangen Bian."

"Tapi lo harus sadar dia udah punya cewek, Ra." Aletta berusaha menenangkan Inara dengan mengelus kepala gadis itu.

"I know."

"Gue telat ya, Ta?" Tanya Inara sambil mendongakkan kepalanya yang diiringi dengan suara tangisan.

"Mungkin belum waktunya semesta mempersatukan kalian."  Jawab Aletta sambil memandang lukisan dihadapannya.

Hembusan angin kala itu membuat suasana malam menjadi dingin. Sudah tidak ada lagi percakapan diantara mereka, yang terdengar hanya suara Isak tangis dan suara jangkrik.

***

Keesokan harinya saat jam pembelajaran pertama, guru-guru sedang mengadakan rapat rutin. Biasanya kesempatan tersebut digunakan untuk para murid berbelanja di kantin. Berbeda halnya dengan Inara.

Gadis itu memilih menuju perpustakaan untuk mencari sebuah buku.

Ketika sampai di perpustakaan, Inara mencari-cari buku tersebut. Kurang lebih sudah 15 menit Ia mencari namun belum juga ditemukan. Raut wajah yang tadinya terlihat ceria kini berubah menjadi sedih.

Di sisi lain, seseorang sedang meletakkan sebuah buku yang baru saja selesai Ia baca.

Saat Inara berjalan di rak terakhir yang belum Ia lihat, bertapa senangnya gadis tersebut akhirnya menemukan buku yang sedari tadi Ia cari. Raut wajah yang tadinya terlihat sedih, kini berubah menjadi ceria kembali.

"I Like it when you smile, it's cute," ucap seseorang di rak sebrang.

Inara membaca novel tersebut di perpustakaan, Ia berencana meminjam novel itu untuk dibawa pulang. Karena hanyut dalam suasana fiksi, Ia tidak sadar waktu sudah menunjukkan jam istirahat. Segera gadis itu keluar dari perpustakaan.

Ketika Inara berdiri didepan pintu perpustakaan, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

"WOII.."

Inara terkejut lalu Ia berbalik badan.

"Ga usah ngagetin, anjing."

"Maaf ya, cantik."

ESTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang