13. Rooftop

16 3 0
                                    

‼️HAPPY READING ‼️

"Gue bilang juga apa kan, mereka itu udah jadian buktinya sampe nyari sunset bareng." Naka melanjutkan topiknya kemarin ketika chattingan di grup WhatsApp itu.

Kini mereka sedang berdiri di koridor sambil mengejek Bian soal postingan Galen kemarin sore. Raut wajah lelaki itu tampak memendam amarah. Tapi tidak ada gunanya Ia melampiaskan amarahnya karena Ia bukan siapa-siapa Inara.

"Belum ada konfirmasi ye monyet," jawab Aska karena merasa tidak terima bahwa dirinya kalah taruhan.

"Masih ga percaya lo? Dari foto itu aja udah jelas mereka pacaran," kata Naka.

"Emang Inara udah konfirmasi kalo mereka jadian?" tanya Aska tak mau kalah.

"Stress ni orang," cibir Naka.

"Lo yang stress," protes Aska balik.

"Urusan mereka, kenapa kalian yang ribut?" tanya Kavi.

"Noh temen lo ga terima dia kalah," ucap Naka.

"BANGSAT, LO SEMUA BISA DIEM GA?" Bian berkata sambil menahan amarahnya, Ia merasa pusing karena tadi malam tidak sempat tidur. Apalagi semalaman Ia menghabiskan dua bungkus rokok sekaligus.

Mereka yang awalnya hanya bercanda kini terdiam tanpa suara. Pasalnya karena ulah mereka temannya itu menjadi frustasi. Sebenarnya Bian sempat berhenti merokok ketika masih akrab dengan Inara. Gadis itu selalu memarahinya ketika Ia ketahuan merokok diam-diam. Tapi semuanya sudah berbeda sekarang. Tak ada yang memarahinya ketika merokok lagi.

Ketika suasana hening, seorang lelaki melewati mereka sambil melirik sekilas ke arah Bian lalu melanjutkan langkahnya tanpa berucap sepatah kata apapun. Kejadian itu berhasil memancing emosi Bian kembali.
Ketika punggung lelaki itu menjauh, Bian melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Belum sempat emosinya mereda, seorang gadis menghampirinya dengan nada manja.

"Sayanggg," panggil gadis itu sambil merangkul tangannya.

"Hmm."

"Ih kok cuek gitu, aku ada salah?" tanya Aluna.

Lelaki itu hanya diam tidak menjawab pertanyaan kekasihnya.

"Kok diem aja? Makan yuk di kantin, btw aku ada beli gelang baru lhoo." Ajak Aluna sambil memamerkan gelang barunya.

"Gue ga laper."

"Yaudah temenin aku makan ya," Aluna terus saja memaksa Bian untuk menemaninya makan.

"Gue ga nafsu."

Karena merasa tidak di perdulikan oleh kekasihnya, gadis itu melepas rangkulan tangannya lalu meninggalkan Bian tanpa mengucapkan apapun.

"Busett, ga takut cewe lo di embat cowo lain?" tanya Naka yang sedari tadi melihat interaksi mereka.

"Gue ga peduli."

"Cape gue debat sama Nakanjing, mending kita ke kantin." Ajak Aska.

Tidak ada jawaban dari mereka, namun Bian melangkahkan kakinya terlebih dahulu hingga membuat teman-temannya heran.

"Lah katanya ga nafsu sampe ga mau ke kantin sama nyai ndoro, ini malah jalan paling depan." Cibir Aska sambil melihat ke arah Naka dan Kavi.

Mereka berjalan menuju kantin yang terlihat ramai dari sudut luar. Saat memasuki area kantin dan melihat sekeliling, betapa terkejutnya Aska ketika melihat Aluna sedang makan dengan laki-laki lain.

Bian yang menyadari sorot mata temannya itu berkata. "Alasan gue pengen ngejar dia lagi."

"Busett ngeri juga tu cewe, gue dukung lo 100% sama Inara deh." Kata Aska.

ESTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang