2. Blushing

47 4 0
                                    


‼️ HAPPY READING ‼️

Setibanya Inara didalam kelas, bayangannya melayang-layang mengingat kejadian beberapa menit sebelumnya. Bukan berarti Ia sudah menaruh hati pada laki-laki itu, namun ada sedikit rasa candu dari senyuman Bian yang mengusik hatinya.

"Ra, makan dimana tadi? gue sama yang lain nungguin lo di kelas," tanya Tiara, teman sebangkunya.

"Temen lo habis berduaan tuh sama cowoknya di taman belakang," sahut Kayla yang langsung bergabung ke obrolan mereka.

"LO PUNYA COWOK? SIAPA? BIAN?"

"SEJAK KAPAN LO NERIMA BIAN?"

"KIW KIW MINIMAL PJ."

Suara-suara bising tersebut membuat wajah Inara memerah.

Teman-temannya semakin jahil untuk menggodanya kembali.

Mereka semua heran karena untuk pertama kalinya raut wajah Inara memerah saat membahas tentang Bian.

Bahkan Inara bertanya pada dirinya sendiri, apa yang terjadi padanya?

***

Melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 14.50 siang, Inara segera bangkit dari tempat duduknya dan bergegas untuk pulang. Ia melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa-gesa karena 30 menit lagi Ia mempunyai janji dengan seseorang.

"Raa! Pulang bareng gue!!" teriakan tersebut terdengar dari arah belakang.

Sudah di pastikan pemilik suara tersebut adalah Bian yang selalu menawarkan tumpangan untuknya.

Biasanya Inara selalu menolak karena rumah mereka tidak searah, Ia merasa akan merepotkan Bian.

Namun hari ini Inara benar-benar tidak bisa menerima ajakan Bian, karena seseorang yang akan Ia temui sudah menunggunya di depan sekolah.

"Buru-buru banget kayanya, ayo gue anter," tawarnya sekali lagi.

"Maaf banget, tapi gue beneran gabisa."

"Gue duluan ya, lo hati-hati pulangnya," tegas Inara yang langsung berlari meninggalkan Bian.

Saat mulutnya hendak berteriak untuk kedua kalinya, objek yang di tuju sudah menghilang dari pandangannya.

Bian mengeluarkan handphonenya dan mencari room chat yang bertuliskan nama Inara. Lalu Ia mengirim beberapa pesan yang berisi pertanyaan akan pergi kemana gadis itu hingga terburu-buru.

Saat berada di gerbang sekolah, benar saja seseorang yang berjanji padanya sudah menunggu di sebrang jalan.

"Buset, maraton lo?" tanya seseorang yang memegang botol minuman di warung sebrang sekolah.

"Gue papasan sama Bian," jawabnya.

Seketika hening, tidak ada percakapan lagi diantara mereka.

Setelah 5 menit berlalu, Inara di ajak masuk ke dalam mobilnya. Obrolan mereka yang semulanya hening kini berlanjut kembali.

"Bian masih ngejar-ngejar lo?"

ESTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang