24. Moment Bersama

46 1 0
                                    

‼️ HAPPY READING ‼️

"Eh tau ga?"

Kalimat tersebut selalu menjadi andalan ketika memulai sebuah gosip. Saat ini kelima siswi itu sedang duduk di tengah keramaian kantin.

"Tau apa, Sya?" Tanya seorang siswi sambil meneguk secangkir jus alpukat.

"Gue denger-denger minggu depan ada turnamen basket," ujar Kesya memberi tahu.

"Udah tau," kata Inara dengan santainya.

"Tau dari mana? Perasaan lo ga suka olahraga deh," tanya Vania heran.

"Yaelah Van, kaya ga tau aja siapa kapten basket di sekolah kita." Ujar Kayla sambil memberi isyarat mata ke arah kiri mereka. Disana terlihat empat pria sedang berjalan memasuki area kantin.

"Apasih Kay," ucap Inara malas.

Ketika sedang asik menggoda Inara, keempat pria tersebut ikut bergabung ke meja mereka. Karena mereka mendapat meja dan kursi yang panjang, untuk itu masih ada beberapa tempat yang tersedia.

"Abang gabung ya neng cantik," kata Naka yang duduk di sebelah Kayla sambil menggodanya.

"APASIH NAJIS OM OM."

"HAHAHA," suara tawa mereka begitu kencang hingga menjadi pusat perhatian.

Kebersamaan seperti inilah yang selalu menjadi momen indah ketika bersekolah. Meskipun ada sedikit hal yang mengganjal tetapi kenangan itu tak akan pernah terlupakan.

"Enak aja lo manggil om-om, muka lo tuh kaya nenek gayung." Balas Naka tak terima dengan ucapan gadis itu.

"Dih stres lo? Tadi bilang neng cantik, sekarang nenek gayung. Manusia jenis apa lo?"

"Manusia purba," jawab Aska.

Lagi-lagi Naka menjadi korban topik pembicaraan mereka. Di tengah suara tawa tersebut, seorang lelaki yang duduk di samping Inara mengajaknya berbicara. Saat situasi seperti ini, jantung gadis itu selalu berdetak kencang. Apakah perasaan itu kembali?

"Udah pesen makan?" Tanya Bian sambil menatap wajah gadis itu.

Inara yang terlihat salah tingkah hanya menjawab tanpa melihat lelaki itu. "Udah," kata Inara pelan.

"Tumben beli jus, biasanya beli susu matcha."

"Lagi pengen," jawab Inara sambil memperhatikan sekeliling.

"Ngidam?"

Plak! Pertanyaan tersebut mendapat pukulan dari telapak tangan gadis itu. Bian yang sedikit terkejut hanya meringis kesakitan karena pukulan Inara begitu keras. Interaksi mereka berhasil menarik perhatian teman-temannya.

"Ehmm kayanya ada masalah rumah tangga."

"Mantapp lanjutkan ketua."

"Ngomongin apa sih sampe pukul-pukulan."

"Aduhh mamah kok galak banget sama papah."

Mereka menjadi bahan candaan kala itu. Bukannya marah, mereka malah tersenyum mendengar kalimat-kalimat yang dilontarkan itu.

"Yaelah monyet, nyengir aja sono sampe gigi lo kering. Anak orang malah di kasih harapan," sindir Aska melirik lelaki itu.

"Ehm.."

"Eh Ra cowo semalem gimana?" Tanya Vania berbohong.

"Hah? Siapa?" Inara kebingungan dengan pertanyaan Vania.

Tatapan tajam tertuju pada Vania yang sedang berbicara dengan gadis itu.

"Itu yang semalem ngajak kenalan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ESTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang