Chapter 3

6K 226 1
                                    

A fool event !!!


"Kok bisa sampai sobek, kak?"tanya Rania, teman sekamar Shesa yang masih duduk di kelas X. 

"Gara-gara monster dinosaurus di kelas gue!"jawab Shesa. Gara-gara Rey tidak mau memberi jalan untuk lewat, Shesa terpaksa melompat dari jendela yang berada di atas bangkunya. Setelah berhasil duduk di bangkunya, Shesa mengira bahwa dirinya sudah sukses. Tapi...ternyata roknya tersangkut pada paku, sehingga menyebabkan robek sepanjang paha. Dan yang paling bikin Shesa sebal, Rey malah menertawakannya. 

"Monster dinosaurus? Maksud kakak siapa?"tanya Rania heran. 

"Lo paling juga nggak kenal orangnya. Dan kalo lo nggak tahu orangnya, lo cepet-cepet bersyukur deh sama Tuhan. Karena ketemu dia itu berarti awal dari segala musibah buat lo!"kata Shesa berapi-api. 

Rania terkikik geli melihat ekspresi sebal kakak kelasnya itu. "Senyebelin apa sih orangnya?" 

"Pokoknya nyebelin banget dan super duper ngebetein!"ucap Shesa sambil memandang robek pada bagian roknya.  

"Terus sekarang robeknya mau diapain, tuh?"tanya cewek berjilbab itu. 

"Gue bakal minta pertanggung jawaban dia atas rok gue! Gue bakal suruh dia jahit rok gue!"kata Shesa dengan keyakinan penuh dan mata penuh dendam.

####


Malam ini.... 

21.54 WIB 

Shesa memegang sebuah notes kecil dan membacanya perlahan.

Shesa tersenyum simpul membaca note yang ditulisnya tadi siang. Kemudian bersiap-siap menjalankan rencananya. 

Shesa meraih jaket putihnya dan diam-diam keluar kamar. Berjalan berjingkat-jingkat dan mengawasi keadaan sekeliling. Dia menghembuskan nafas lega jika sekelilngnya sepi. Akhirnya setelah menuruni tangga demi tangga dari lantai tiga sampai lantai satu, sampai juga Shesa di dekat meja penjaga. 

'Semoga aja penjaganya pada tidur',batin Shesa. Shesa melongok sedikit ke meja penjagaan. Benar saja, dua penjaga tengah tertidur pulas di bawah meja itu. 

'Save!!' 

Shesa melangkah pelan ke pintu keluar dan membuka pintu tanpa membuat bunyi derit. Shesa menghembuskan nafas panjang ketika sampai di luar gedung asrama perempuan. Tubuhnya bersandar pada tembok dan sesekali tangannya mengusap peluhnya yang bercucuran. 

' Ok! Kata Chika siang tadi, si Rey kamarnya nomor 27, lantai dua,'ucap Shesa lirih. 

Shesa memandang sejenak gedung asrama laki-laki yang berjarak satu gedung dengan gedung asrama perempuan. Lantai dua? Dia harus memanjat hingga lantai dua? Apakah nggak ada cara lain selain memanjat? 

"Gimana caranya gue manjat sampai sana? Gue juga nggak tahu yang mana kamarnya. Ternyata sulit juga menyusup ke kamar orang apalagi yang berada di lantai dua,"gumam Shesa pelan. 

Shesa memandang keadaan sekelilingnya. Sepi. Dia melihat sesuatu di sebelah mushola yang berada di sebelah gedung asramanya. Sebuah tangga dari bambu! 

"Gue tarik ucapan gue, ternyata menyelinap itu gampang!" 

Shesa segera berlari untuk mengambil tangga itu. Pelan-pelan dia membawa tangga itu melewati asrama perempuan. Tapi kemudian langkahnya terhenti ketika melihat seorang satpam bertubuh agak gendut sedang berdiri di depan pintu gedung sekolah. Shesa segera memeras otaknya untuk mencari cara agar perhatian satpam itu teralih. Tapi apa? 

T-Rex LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang