MARRIED BY ACCIDENT
Sabtu ini adalah hari terakhir murid-murid SMA Hero menjalani tes semesteran. Mereka terlihat riang sejak pagi. Akhirnya masa-masa suram segara berlalu.
Lain halnya dengan Shesa yang merasa tidak bersemangat akhir-akhir ini. Dia bingung dengan sikap Rey yang selalu menghindarinya walaupun jika di kelas selalu saja memberikannya contekan. Tapi, begitu Shesa menghampirinya setelah keluar ruangan, tiba-tiba saja Rey jadi raib. Selalu saja begitu.
"Kenapa sih si Rey menghindar terus? Nggak capek apa?"tanya Shesa pada dirinya sendiri ketika dia berjalan di koridor sekolah.
"Tapi...kenapa gue jadi sedih gini ya gara-gara dia menjauhi gue? Bukannya seharusnya gue seneng? Kayaknya ada yang konslet nih sama otak gue! Mikirnya jadi nggak normal gini,"kata Shesa pelan.
Sepanjang perjalanan menuju kelasnya dia memikirkan semua yang dilakukan Rey akhir-akhir ini. Mencoba menggabung-gabungkannya seakan-akan itu semua puzzle yang harus disusun. Tapi, tetap saja Shesa selalu kehilangan potongan puzzle terkahir yang akan membuat titik terang.
Sesampainya di kelas, Shesa melihat Rey sedang duduk sendirian di bangku paling pojok sambil membaca buku. Tadinya, Shesa akan menghampiri Rey. Tapi, diurungkannya niatnya. Pasti, nantinya Rey akan menghindar dengan berbagai alasan.
"Lo ada apa sih sama Rey?"tanya Jessy yang mulai gerah melihat kelakuan dua orang itu. Yang satunya sibuk mendekat, sedangkan yang lainnya menjauh.
"Yah...gue sendiri juga nggak tahu, Jes. Mending lo tanya sama Rey deh. Lagian gue juga nggak bakal mati kan kalau dia menjauhi gue?"
"Halah? Ngomongnya gitu, tapi sukanya kalau ada kesempatan selalu berusaha ngajak Rey ngobrol!"
"Ih, Jessy! Apaan sih? Nggak nyambung banget,"kata Shesa mencoba menutupi rasa malunya.
"Bilang aja kalau suka!"kata Jessy semakin semangat meledek Shesa.
"Siapa yang suka?"tanya Rey yang tiba-tiba sudah dibelakang Jessy.
"Hei, Rey! Kayaknya ada yang kangen sama lo tuh! Kangen lo ajakin berantem. Jadi nggak dicuekkin terus,"kata Jessy sambil mengerling jahil ke arah Shesa.
"Siapa yang kangen sama gue?"tanya Rey.
"Yah siapa lagi sih kalau bukan Shesa Reinatha?"ucap Jessy sambil terus terkikik geli. Sedangkan, Shesa semakin melipat wajahnya.Kesal.
"Shesa kangen sama gue? Nggak mungkinlah. Iya kan, Sa?"tanya Rey sambil duduk di bangku di depan Shesa.
Shesa sedikit sedih dan kaget mendengar perkataan Rey. Nggak kangen? Sebenarnya tadi malam Shesa mulai sadar bahwa dia kangen untuk berantem lagi sama Rey. Dia sebal bila terus-terusan dicuekkin dan dihindari Rey.
"Iya...nggak mungkin banget!"kata Shesa ketus. Kemudian meninggalkan Rey dan Jessy yang heran melihat kemarahan tiba-tiba Shesa.
@@@
Siang itu, Reza cs berkumpul di lapangan basket indoor SMA Hero. Mereka sibuk membuat rencana untuk liburan semester ini selama dua minggu.
"Besok, kita jadi jenguk Kak Sari kan?"tanya Shesa.
Reza mengangguk. "Iya donk! Oh ya, lo mau ikutan kita liburan ke Surabaya nggak? Kita rencananya mau holiday di Surabaya. Di rumahnya Dityo."
"Lo itu orang Surabaya ya?"tanya Shesa yang baru tahu kalau Dityo berasal dari Surabaya.
"Lo mau ikutan nggak, Sa?"tanya Faris lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
T-Rex Love
Teen FictionMasa lalu kelam menjadikan Rey seorang pesimistis. Setelah gadis terkasihnya meninggal, dia selalu menganggap dunia ini dipenuhi kegelapan. Sampai akhirnya seorang gadis berhasil merubah segalanya....namanya Shesa.