SURVIVAL
Shesa diam. Dia hadapannya Rey berdiri sambil menutup wajahnya dengan tangan. Shesa masih shock dengan ucapan Rey tadi.
'Dia bilang gue itu orang yang dia suka? Gue sih seneng denger itu. Tapi, itu kan cuma kebohongan aja. Biar Kailan nggak ngejar-ngejar dia!'pikir Shesa.
"Sorry, gue tadi dalam keadaan terdesak. Karena gue lihat lo di deket gue, gue reflek aja bilang gitu. Lo nggak marah kan?"tanya Rey.
Shesa tersenyum terpaksa. Padahal dia berharap apa yang dikatakan Rey tadi adalah sebuah pengakuan Rey dari dalam lubuk hatinya. "Gue tahu kok. Gue balik ke kelas dulu ya. Lo kan udah nggak perlu gue lagi,"ucap Shesa. Tanpa mendengarkan jawaban Rey, dia langsung saja berlari menjauh dari tempatnya tadi. Airmatanya hampir saja mengalir. Namun, dia menahannya sekuat mungkin.
Big girls don't cry!
####
Shesa mengurung diri di kamarnya sejak pembicaraan terakhirnya dengan Rey. Dia sudah berusaha untuk menahan air matanya agar tidak keluar dan membasahi pelupuk matanya. Tapi, ternyata kemampuannya untuk menahan tidak sekuat dugaannya. Bulir-bulir hangat itu akhirnya tak mampu terbendung, dan jatuh perlahan-lahan membasahi pipinya.
Shesa sendiri tak mengerti mengapa dia harus menangis untuk Rey. Sebuah pertanyaan yang selalu saja terngiang di hatinya akhir-akhir ini : Apa dirinya menyukai Rey?
Shesa masih ingat ketika beberapa waktu yang lalu dia masih bingung siapa yang sebenarnya dia sukai. Reza, Rey atau Koko? Reza? Sejak pertama kali Shesa menginjakkan kaki di SMA Hero, dia selalu saja memuji-muji Reza. Reza sangat baik, lembut, perhatian, dan seseorang yang perfect di mata Shesa.
Rey? Sejak pertama bertegur sapa dengannya saja, Shesa sudah merasa bahwa itu adalah sebuah kesialan. Baginya saat itu, mengenal Rey adalah sebuah malapetaka. Tapi, sekarang? Rey selalu membantunya ketika dalam kesulitan. Beberapa hari ini Rey seperti hero bagi Shesa. Shesa juga baru menyadari di balik kata-kata kasar Rey, dia sebenarnya perhatian. Bahkan, Rey telah menciumnya dua kali. Shesa juga merasa tak mengerti mengapa hatinya begitu pedih hanya karena mendengar kata-kata Rey tentang menyukainya adalah sebuah kebohongan. Apakah Shesa diam-diam mulai menyukai Rey?
Koko? Cowok misterius yang Shesa saja belum mengetahui rupa di balik helm hitamnya. Cowok yang tahu Shesa dalam kesulitan. Koko bisa membuat Shesa tersenyum dan keluar dari masalah. Misalnya, ketika dia menolong Shesa keluar dari tempat balapan karena ada penggrebekan mendadak. Shesa sendiri bingung, Koko bisa masuk ke dalam hatinya padahal dia sendiri baru bertemu Koko sekitar tiga sampai empat kali.
Lamunan Shesa terhenti ketika seseorang masuk ke dalam kamar. "Kak Shesa?"panggil Rania. Raut wajahnya terlihat khawatir ketika melihat keadaan Shesa yang kacau balau.
Shesa tersenyum lemah. "Ran? Lo baru aja pulang?"
Rania mendekati Shesa untuk memastikan Shesa baik-baik saja. "Kakak nggak apa-apa? Tadi, Kak Igo cerita semuanya. Kakak tadi langsung balik ke kamar ya begitu selesai ngomong dengan Kak Rey? Tuh, tasnya sampai kelupaan dibawa,"Rania duduk di sebelah Shesa.
Shesa sekali lagi tersenyum. Dia berterimakasih pada Tuhan karena telah memberinya teman sekamar yang baik, perhatian dan selalu mengerti Shesa.
"Kakak mau cerita sama Rania? Tapi, Rania nggak paksa kok. Tapi, Rania siap jadi pendengar yang baik,"kata Rania membelai rambut Shesa.
"Makasih Ran. Tapi, gue belum siap untuk cerita. Karena gue sendiri bingung dengan apa yang gue rasain,"jawab Shesa.
####

KAMU SEDANG MEMBACA
T-Rex Love
Genç KurguMasa lalu kelam menjadikan Rey seorang pesimistis. Setelah gadis terkasihnya meninggal, dia selalu menganggap dunia ini dipenuhi kegelapan. Sampai akhirnya seorang gadis berhasil merubah segalanya....namanya Shesa.