Chapter 1

10.1K 281 3
                                    

It Just Farewell!!!


Shesa menjatuhkan dirinya di spring bed kamarnya. Matanya menatap langit-langit kamarnya. Sesekali mulut mungilnya mendengungkan gerutu. Hatinya saat ini sangat marah. Dia merasa tak seharusnya dipersalahkan dalam masalah ini. Bukankah dia hanya mencoba mempertahankan diri?

"Sialllll," umpatan itu keluar dari mulut mungilnya ketika handphone Nokianya berbunyi. Tertera di layar ponsel itu sebuah nama. Arnet.

"Assalamualaikum?"ucap Shesa berusaha seramah mungkin. Menurutnya paling tidak ucapkanlah salam dengan ramah ketika menerima telepon.

Terdengar suara khas yang biasa didengar Shesa. "Wa alaikumsalam. Shesaaaaaaaaaa....!"

Shesa menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Woi! Nggak usah teriak-teriak gitu kali ,Net!"tegurnya kesal. Gimana nggak kesel coba? Hati lagi gondok tapi malah diteriakin tepat di kuping?

"Maaf deh! Lagian elo, gue telepon dari tadi siang nggak diangkat-angkat. Kemana aja lo?"

Shesa mendengus kesal. "Biasalah...bonyok gue ceramah,"jawab Shesa singkat.

"Terus gimana jadinya? Lo pindah kemana?"tanya Arnet.

"Ke sekolah asrama."

"Hah?"

"Di Jogja,"lanjut Shesa.

Arnet diam sejenak. Pikirannya sedang mencoba mencerna kata-kata Shesa."WHATTTTTT ?"

"Nggak usah heboh gitu!"

"What? Sekolah asrama? Di Jogja?"tanya Arnet tak percaya.

"Yah...mau gimana lagi? Kali ini gue udah skak mat!"

"Jadi...entar kita jadi jarang ketemu dong?"tanya Arnet lagi. Heran deh nih anak! Dari tadi kerjaannya nanya melulu.

"Of course yes! Nyantai aja kali, Net. Kan ada telepon, surat, email atau sms?Gunain aja tuh salah satu,"ucap Shesa nyengir.

"I'll be missing you deh,Sa!"

"Tapi, kayaknya gue nggak bakalan kangen ama elo deh, Net,"canda Shesa.

"SHESAAAAAAAAAAAAA!"

Shesa tertawa renyah. Dia paling suka mengerjai temannya yang satu ini. "Becanda,Net. Gue pasti kangen banget ama elo deh."

"Eh,Sa...,"Arnet menghentikan ucapannya. "tapi kalau dipikir-pikir ada untungnya juga lho,pindah ke sekolah asrama. Paling nggak lo bisa bebas ngelakuin apa aja tanpa ada yang ngelarang,"sambung Arnet.

Shesa tampak berpikir sebentar. Dalam hatinya sebenarnya membenarkan ucapan Arnet. Tapi....,"Net,bukannya peraturan sekolah asrama tuh lebih ketat daripada sekolah umum?"

"Aduh,Shesa! Mana semboyan elo yang dulu? Semboyan yang elo bilang...,"

"...peraturan itu ada untuk dilanggar!"sambung Shesa bersemangat.

####



Mendung kali ini menghalangi sinar matahari yang masuk ke kamar Shesa. Namun Shesa tak yakin , walau matahari bersinar hangatpun, dia yakin bahwa hangatnya tak mampu mengusir kejengkelannya. Ya...?Gimana nggak jengkel? Besok, dia harus meninggalkan kota kelahiran dan kota dimana dia dibesarkan.

Shesa menghela nafas panjang, menyibak selimutnya dan merasakan hawa dingin menyelimuti. Hm...Walaupun di siang hari Bandung panas, namun di pagi hari Bandung tetap khas dengan hawa dinginnya.

T-Rex LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang