Chapter 9

5.3K 176 2
                                    

SIAPA LO?


Lo itu siapa sih? 

Pertanyaan itu masih saja terngiang di kepala Shesa sepanjang hari ini. Selalu saja pertanyaan itu yang muncul bila bayangan Koko muncul. Entah mengapa, walaupun Koko itu tak di kenalnya, namun bayangannya selalu saja muncul dan membuat Shesa merasa tertantang untuk menyingkap kedoknya. Namun, setelah itu, Shesa pasti akan merubah pikirannya karena menganggap jati diri Koko yang sebenarnya adalah prifasi. 

Sementara itu otak Shesa yang lain memikirkan berbagai hal tentang REy. Rey yang selalu saja membuat harinya kacau balau. Sejak hari pertamanya di Jogja, si Rey selalu saja menyita pikirannya. Entah karena jengkel, marah ataupun senang. 

Sementara itu, di sisi otaknya yang lain juga memikirkan Reza. Cowok yang begitu dia kagumi karena berbagai sifatnya yang membuatnya kelihatan perfect ! Reza yang cool. Reza yang bijaksana. Reza yang menawan. Dan berbagai hal tentang Reza semakin membuat Shesa kagum pada Reza. 

Shesa menghela nafas. Dia melirik arlojinya. Pukul empat sore. Time to back to school... 

Shesa menuruni tangga dan berjalan ke teras rumah dengan langkah pelan. Otaknya masih saja sibuk berkutat dengan pikiran-pikirannya. 

"SHESAAAAAAAAAAAAA!"panggil seseorang dari arah dapur. Segera saja Shesa tersadar dari pikirannya sendiri dan berlari menuju dapur. And guess what... 

"Kak Sari?"tanya Shesa kaget sambil melihat Sari yang tergeletak di lantai dapur sambil memegangi perutnya. Kakinya berlumuran darah. 

"Sa, ini gimana nih? Apa dia mau melahirkan?"tanya Nindo yang sudah ada di samping Sari duluan.  

Sari terpaku. Jujur saja, baru kali ini dia melihat pemandangan seperti itu. Dan parahnya lagi...Shesa bingung apa yang harus dilakukannnya. 

"Ada apa?"tanya Dityo dan Reza bersamaan. 

"What's up?"tanya Faris yang datang belakangan. 

Segera saja mereka bertiga tahu jawaban dari pertanyaan mereka ketika melihat kondisi Sari. 

"Gimana nih?"tanya Dityo panik. 

"Bawa ke rumah sakit sekarang! Reza, Nindo ama Dityo tolong angkat Kak Sari ke mobil. Gue yang nyetir! Shesa, lo ambil beberapa pakaian Kak Sari di kamar atas. Kak Sari, kunci mobil dimana?"tanya Faris. 

"Ada di dekat meja telepon."jawab Sari sambil terus mengeluarkan keringat dan darah. 

Shesa langsung berlari ke atas dan mengambil tas besar di lemari pakaian Sari. Memasukkan baju apapun yang dikiranya pantas untuk orang yang akan melahirkan. Daster besar, underwear dan beberapa handuk kecil. Kemudian dia melihat beberapa perlengkapan bayi di bagian atas lemari. Segera saja disambarnya beberapa popok, baju dan selimut. 

Ketika Shesa sampai di depan mobil, dia melihat Dityo, Reza dan Nindo sudah berada di dalam. 

"Cepetan naik, Sa! Gue udah suruh Bi Ipah buat jaga rumah!"bentak Faris yang sudah siap di belakang kemudi. 

Segera saja Shesa naik di jok depan. Mobil melaju cepat di jalanan kota Jogja. Untung saja jarak rumah sakitnya tidak begitu jauh, sehingga Sari segera mendapat pertolongan dari dokter kandungan. 

Faris hanya mondar-mandir tanpa berkata-kata di ruang tunggu pasien. Sesekali matanya melongok ke arah jam tangan. 

"Gila! Kak Rangga mana sih? Lama banget datengnya!"sungutnya sebal.  

Reza yang sudah gerah melihat tingkah temannya itu mencoba menenangkannya. "Ris, kalau lo terus-terusan mondar-mandir dan marah-marah urusannya nggak bakalan selesai. Lebih baik lo duduk tenang sabil berdoa. Semoga Kak Sari bisa melewati semuanya dengan baik,"kata Reza. 

T-Rex LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang