8. ALGHAZEL

854 97 16
                                    

"Cari kebahagian lo, Zel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cari kebahagian lo, Zel. Gue selalu ada dipihak lo."

Jam istirahat sudah berbunyi lima menit lalu, sekarang di UKS hanya menyisakan Azel yang berbaring di ranjang. Sedangkan Algha, cowok itu sudah di ancamnya untuk masuk ke kelas tadi. Tidak mungkin juga Algha akan membolos pelajaran hanya untuk menemaninya di UKS.

Azel terlalu sibuk dengan pemikirannya, hingga tidak sadar dengan Cika yang udah disana.
"Udah ngelamunnya. Gue nggak tanggung jawab kalo misalkan lo kerasukan." Cika bergidik ngeri.

Azel terkejut mendengar suara Cika. Kenapa dirinya tidak sadar kalo Cika sudah ada disini. "Ck. Bikin kaget aja lo." Azel beralih duduk.

Cika terkekeh kecil. Lalu menyodorkan kantong kresek yang dia bawa ke Azel. "Nih makan. Kalo lo tolak, gue bunuh." Cika melototkan matanya. Bukannya takut, Azel malah tertawa kecil melihatnya.

"Serem Lo kaya gitu Cik."

Cika beralih duduk dikursi yang tadi sempat diduduki Algha, tepat menghadap Azel.
"Eh Btw, Algha kesini nggak tadi?" tanya Cika saat tidak mendapati cowok itu disini.

Azel mengangguk singkat. "Pasti lo kan yang kasih tau dia kalo gue disini?" Ujar Azel memicingkan matanya. Menatap Cika penuh selidiki.

"Dia nanya lo, ya gue kasih tau aja. Kan, lo tau sendiri Algha gimana. Dia nggak akan nyerah kalo belum dapat apa yang dia suka."

Azel memutar bola mata males. Kini tangannya membuka roti coklat yang dibawa Cika.

"Zel. Lo beneran nggak mau nerima Algha?"

Pertanyaan dari Cika membuat Azel tersedak ludahnya sendiri. Kini cewek itu beralih menatap Cika yang juga sedang menatap ke arahnya.

"E-enggak," jawab Azel ragu-ragu.

Cika menghela napas pelan. "Coba deh lo liat gimana Algha ke lo. Dia nggak nyerah walaupun lo nolak dia berkali-kali. Dia nggak ngejauhin lo walau  lo selalu marahin dia."

Azel menatap Cika dengan lekat. "Gue takut, Cik. Takut dekat-dekat dengan lelaki. Gue takut buat ngejalin hubungan," lirih Azel.

Cika menatap iba sahabatnya itu. Jelas dia tau penyebab ketakutan Azel. "Enggak semua laki-laki itu sama, Zel. Gue tau lo trauma sama bokap lo. Tapi please, Zel. Coba lo buka hati buat Algha. Gue yakin dia bisa ngerubah pandangan lo terhadap lelaki."

Azel mencerna tiap kata yang keluar dari mulut cewek didepannya itu. Tapi tetap saja, sangat sulit menghilangkan ketakutannya terhadap lelaki. Papanya terlalu keras mendidiknya. Bahkan melihat lelaki lain saja membuatnya tidak nyaman.

"Gue bilang gini, karna gue nggak mau lo pandang buruk semua lelaki, Zel. Dan lo juga nggak mesti harus nerima Algha kalo lo nggak suka. Tapi kalo saran gue, sih, coba lo buka hati buat dia," lanjut Cika. Dia berharap Azel bisa mencerna ucapannya dengan baik. Bukan apa-apa, dia hanya terlalu kasihan melihat perjuangan Algha. Tidak ada lelah-lelahnya.

AlghazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang