13. ALGHAZEL

792 78 25
                                    

"Pa, ayo semangatin Algha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa, ayo semangatin Algha. Algha mulai capek."
_Algha Dirgana

-_-_-_-_-_-

"kak Aga, kita mau jengukin Papa?"

Gadis kecil berumur lima tahunan itu terlihat sangat antusias, tatkala Algha bilang ingin mengajaknya untuk menjenguk sang Papa. Ditangan mungilnya terdapat bunga mawar putih kesukaan dirinya. Dia tidak terlalu tau tentang Papanya. Karena Dina selalu marah saat dia membahas masalah itu.

"Iya, ayok."

Algha menggandeng tangan kecil Loli memasuki pemakaman. Dirinya sangat merindukan sosok yang dipanggilnya Papa. Banyak yang ingin dia tumpahkan pada pria itu.

Sore ini, dia berniat mengajak Loli kepemakaman tempat peristirahatan terakhir Papanya. Tentu dengan diam-diam supaya Dina tidak mengetahui dirinya membawa Loli keluar rumah.

Sesampainya didepan gundukan yang terlihat sedikit usang itu, Algha mendongakkan wajahnya ke atas menghalau sesuatu yang ingin keluar dari kedua matanya. Dia tidak pernah sanggup menginjakkan kakinya ditempat ini, kenangan-kenangan dengan pria itu sangat lah besar. Terkadang, dirinya juga merasa kasihan dengan Adik kecilnya yang tidak pernah merasakan kehangatan seorang Papa.

"Loli, ini rumah Papa," ucap Algha pelan. Kemudian cowok itu memilih berjongkok disamping pemakaman itu diikuti Loli.

Gadis kecil itu menatap gundukan itu bingung. "Kak Aga, kenapa Papa tidurnya disini? Papa nggak mau pulang bareng kita, ya? Pasti seru loh kalo ada Papa dirumah."

Algha mengedipkan matanya beberapa kali, mencegah air matanya yang kembali menerobos ingin keluar. Apa yang harus dia jawab?

"Kak Aga, Loli anak baik, Kan?"

Algha mengangguk singkat.

"Terus kenapa Papa nggak mau pulang?" Tanya Loli cemberut.

"Coba sapa Papa." Algha mencoba mengalihkan pembicaraan.

Loli mengangguk antusias, dia selalu memimpikan untuk bisa berbicara dengan pria itu.

"Hallo Papa. Aku Loli, aku udah gede Papa, bentar lagi Loli bisa sekolah. Loli mau jadi doktor biar bisa sembuhin Mama." Gadis kecil berumur lima tahunan itu dengan antusiasnya bercerita pada gundukan yang terlihat sedikit usang itu.

"Papa tau? Mama Loli orangnya baiiikkk banget. Loli sayang Mama. Loli juga sayang Papa walaupun Loli tidak pernah ketemu Papa," lanjutnya. Merasa tidak ada respon, membuat mata Loli berkaca-kaca.

"Kak Aga? Papa tidak suka Loli, ya?"

Algha merangkul Loli yang berada disampingnya. "Suka. Papa kan juga sayang sama Loli."

Sesak. Algha merasakan sesak yang luar biasa setelah mengatakan itu. Sekedar bernapas aja rasanya sulit.

"Beneran? Kak Aga, Loli mau cepat-cepat ketemu Papa, Loli mau peluk Papa."

AlghazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang